Sosok Pahlawan Nasional MH Thamrin, Crazy Rich Betawi yang Lantang Membela Rakyat Kecil

Rabu, 10 November 2021 - 17:31 WIB
loading...
A A A
Sebelum Perang Pasifik berkobar, Menteri Perdagangan Jepang Kobajashi berkunjung ke Jakarta. Tujuannya menuntut konsesi yang lebih besar dalam pembelian minyak bumi dan batu bara yang dihasilkan Belanda. Koran-koran memuat pernyataan Kobajashi bahwa Jepang berminat meluaskan pengaruhnya di Hindia Timur. Untuk itu Jepang memerlukan dukungan rakyat Indonesia.

Dalam perjalannnya, Pemerintah Hindia Belanda mulai mencurigai orang-orang Indonesia yang dianggap pro-Jepang. MH Thamrin termasuk yang dicurigai. Ia kemudian dijadikan tahanan rumah pada 6 Januari 1941 karena dianggap berkhianat kepada pemerintahan Belanda.

Saat itu, MH Thamrin sedang sakit. Dia tidak boleh dikunjungi oleh kawan-kawannya, kecuali dokter pribadinya, yakni dr Kayadu, istrinya, anak angkat, dan pembantunya yang setia, Entong. Dalam keadaan sakit dengan status tahanan rumah itu, MH Thamrin tetap memberikan perhatiannya kepada perjuangan nasional. Ia masih mengirimkan pesan kepada kawan-kawannya secara sembunyi-sembunyi.

Beberapa kali dia jatuh pingsan. Sekalipun dr Kayadu yang merawatnya berusaha sekuat tenaga menyelamatkan nyawanya, Tuhan menentukan Iain. MH Thamrin meninggal dunia 11 Januari 1941. Ribuan orang mengantar sosok yang pernah menyumbangkan 2.000 gulden untuk membuat lapangan Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ), cikal bakal Persija Jakarta di Petojo pada 1932 itu, ke tempat peristirahatan terakhir di Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta.

Sumber: wikipedia/www.pahlawancenter.com/diolah dari berbagai sumber
(thm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1211 seconds (0.1#10.140)