Sosok Pahlawan Nasional MH Thamrin, Crazy Rich Betawi yang Lantang Membela Rakyat Kecil

Rabu, 10 November 2021 - 17:31 WIB
loading...
Sosok Pahlawan Nasional MH Thamrin, Crazy Rich Betawi yang Lantang Membela Rakyat Kecil
Nama MH Thamrin sudah tidak asing bagi masyarakat Jakarta. Selain diabadikan nama jalan, MH Thamrin merupakan pahlawan nasional asli Betawi yang super kaya..Foto: Wikipedia
A A A
JAKARTA - Nama MH Thamrin sudah tidak asing bagi masyarakat Jakarta. Selain diabadikan sebagai nama jalan, MH Thamrin merupakan pahlawan nasional asli Betawi yang memiliki gerakan perjuangan kemerdekaan yang unik. MH Thamrin dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan SK Presiden RI Nomor 175 Tahun 1960 tertanggal 28 Juli 1960.

Hari ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuat tradisi baru dalam memperingati Hari Pahlawan. Ke depan, setiap 10 November Pemprov DKI akan berziarah ke makam MH Thamrin di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat.

Baca juga: Hari Pahlawan, Pemprov DKI buat Tradisi Baru Ziarah ke Makam MH Thamrin

MH Thamrin lahir pada 16 Februari 1894 dari pasangan Thamrin Muhammad Thabri dan Nurhamah di Kampung Sawah Besar. Saat itu ia tinggal tidak jauh dari pusat kota baru Batavia dan merasakan betul sistem rasis kota kolonial. Sedangkan, keluarganya adalah peranakan Eropa. Sang kakek, Ort, adalah seorang Inggris yang merupakan salah satu pemilik hotel di Petojo. Ort menikah dengan perempuan Betawi bernama Noeraini.

MH Thamrin dikenal hidup di lingkungan keluarga elite dan super kaya (crazy rich) Betawi. Sebab ayahnya merupakan pejabat dalam struktur pemerintahan kolonial. Meski hidup berkecukupan dan dididik ala Belanda, MH Thamrin tetap memiliki kedekatan hati dengan masyarakat kampung.

Ideologi politiknya sangat membela rakyat kecil. Karenanya dia menuntut pemerintah kolonial menganggarkan puluhan ribu gulden untuk perbaikan kampung. "Sejak kecil, walau saya anak wedana, saya bergaul dengan anak-anak jelata," katanya lantang.

Sejak kecil, MH Thamrin memang dihadapkan pada kenyataan pahit kehidupan Jakarta saat itu. Banjir menimbulkan kemelaratan dan penyakit. Thamrin melihat sendiri betapa buruk kampung dan jalan tempatnya bermain.



MH Thamrin mengawali pendidikan di Institut Bosch. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan di Gymnasium Konning Willem III. Setelah itu dia bekerja di kepatihan. Prestasi kerja yang baik membawanya di Kantor Karesidenan hingga akhirnya bekerja di maskapai pelayaran KPM (Koninklijke Paketvaart Maatscappij).

Perkenalan dengan sosialis bernama Daniel van der Zee, mengantar MH Thamrin yang fasih berbahasa Belanda berkarier di Gemeenteraad (Dewan Kota Praja/ DPRD) pada 27 Oktober 1919 atau saat dia berusia 25 tahun.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2773 seconds (0.1#10.140)