Perjuangan Tanpa Lelah Bripka Mukhlis Susilo Merawat Generasi Emas di Gang-gang Sempit Mampang Prapatan

Minggu, 23 Oktober 2022 - 21:12 WIB
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi risiko yang terkait dengan anak-anak menggunakan teknologi smartphone. WHO sebagimana dilaporkan The Washington Post menunjukkan tentang berapa banyak waktu yang harus dihabiskan anak-anak (terutama bayi) di telepon pintar. Organisasi tersebut menyatakan bahwa anak-anak berusia 2-4 tahun, "tidak lebih dari satu jam sehari di depan layar."

Berbagai studi menyebutkan risiko buruk dari penggunaan ponsel berlebih antara lain mengganggu pertumbuhan otak, gangguan tidur, memicu sikap agresif, gangguan mental hingga ketergantungan. Salah satu lembaga riset dunia, Pew Research Center, menyebut pandemi Covid-19 telah ‘memperburuk keadaan’.

Pada penelitian April 2021, menemukan bahwa di antara 81 persen orang dewasa di Amerika Serikat yang menggunakan panggilan video untuk terhubung dengan orang lain sejak awal pandemi, 40 persen mengatakan mereka merasa "lelah atau lelah" dari panggilan tersebut dan 33 persen mengatakan mereka telah mencoba mengurangi jumlah waktu yang mereka habiskan di internet atau di ponsel cerdas mereka.

Risiko penggunaan handphone meningkat ketika ponsel terkoneksi dengan internet. Tanpa kehati-hatian, penggunaan smartphone termasuk ketika berselancar di media sosial bisa terpapar dengan hal-hal buruk mulai hoaks, SARA, hingga pornografi. Potret ini tergambar dari berbagai kasus kriminalitas yang ditangani Polri. Sejumlah kejadian pemerkosaan atau pelecehan seksual, misalnya, dipicu oleh kebiasaan menonton konten porno yang rata-rata diakses dari ponsel.

Mengalihkan kebiasaan memainkan handphone berjam-jam menjadi kegiatan produktif diyakini dapat menjadi salah satu jurus untuk menghindari berbagai risiko buruk itu. Ini pula yang senantiasa tertanam di benak Bripka Muhklis.

"Kalau ada 10 atau 15 anak-anak yang bermain bola maupun kelereng, (mereka) tidak saya ajak membaca. Itu sudah tepat, (karena mereka) bersosialisasi," tutur Mukhlis.

Dia menambahkan, mengajak membaca atau mengajarkan pencak silat semata-mata demi niat agar generasi muda Indonesia sekarang benar-benar menjadi generasi emas. Untuk itulah dalam setiap kesempatan dia tak lelah untuk memberikan motivasi kepada anak-anak muda itu.

“Saya mengingatkan bahwa mereka adalah orang yang akan mengisi kemerdekan 10-20 tahun ke depan. Majunya negara berada di tangan mereka. Jangan takut untuk bermimpi," katanya.

Wajah Presisi dan Humanis

Aksi Bripka Mukhlis Susilo sepintas terlihat biasa saja. Bahkan oleh sebagian orang bisa jadi dianggap tugas rutin seorang Bhabinkamtibmas. Namun jika ditelaah lebih dalam, langkah-langkah kecil itu sejatinya implementasi nyata dari tugas dan fungsi Polri yaitu melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More