Siswa SMK Lingga Kencana yang Selamat dari Kecelakaan Dapat Pendampingan Psikologis

Minggu, 12 Mei 2024 - 21:14 WIB
loading...
Siswa SMK Lingga Kencana yang Selamat dari Kecelakaan Dapat Pendampingan Psikologis
Sekretaris Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) yang menaungi SMK Lingga Kencana Deddy Ahmad Mustofa menegaskan akan memberikan pendampingan psikologis kepada siswa yang selama dari kecelakaan bus. Foto/MPI/muhammad farhan
A A A
DEPOK - Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) selaku pihak yang menaungi SMK Lingga Kencana akan memberikan pendampingan psikologis kepada siswa-siswa yang selamat dari kecelakaan maut bus di Ciater, Subang, Jawa Barat. Pendampingan psikologis diberikan melalui kerja sama dengan Pemerintahan Kota (Pemkot) Depok guna membantu pemulihan trauma.

Hal ini disampaikan Sekretaris Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) yang menaungi SMK Lingga Kencana Deddy Ahmad Mustofa selepas jumpa pers pada Minggu (12/5/2024) sore. "Terkait trauma misalnya siswa-siswa, kita sudah koordinasi dengan pemerintah Kota Depok agar dikirimkan psikiater ke kita," ujarnya.

Deddy mengatakan pendampingan psikologis oleh psikiater itu dilakukan untuk membantu pemulihan trauma berat para siswa yang selamat dari kecelakaan tersebut. "Pendampingan psikologis dari psikiater ini agar mereka itu dikasihkan terapi psikologi supaya mereka itu nggak trauma terus," katanya.



Deddy menambahkan, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tetap dilanjutkan. Meski Yayasan mengakui mereka masih berduka atas peristiwa kecelakaan maut bus siswa SMK kelas XII di Ciater, Subang, Jawa Barat.

Deddy mengatakan, KBM tidak akan terganggu dengan adanya kecelakaan bus maut tersebut. Hal ini dikarenakan mayoritas korban dari kelas XII atau kelas tiga, yang sudah lulus pendidikan.



"Ya nggak ada masalah (KBM), mereka kan tetap harus belajar terus (kelas X dan XI). Jadi nggak lantaran ada peristiwa ini, suasana duka, terus mereka libur," ujar Deddy.

Deddy menegaskan KBM di SMK Lingga Kencana tetap menjadi prioritas. Terlebih, jika diliburkan, pihak Yayasan nanti akan bertanggung jawab kembali apabila murid-murid kelas X dan XI tidak melakukan kegiatan belajar pada umumnya.

"Kalau diliburkan nanti KBM tertunda, terus juga belum tentu anak-anak yang diliburkan itu diam di rumah. Nanti mereka kelayapan ke mana-mana, di mana-mana ada masalah, kita lagi yang salah," katanya.

(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1162 seconds (0.1#10.140)
pixels