Perjuangan Tanpa Lelah Bripka Mukhlis Susilo Merawat Generasi Emas di Gang-gang Sempit Mampang Prapatan

Minggu, 23 Oktober 2022 - 21:12 WIB
loading...
Perjuangan Tanpa Lelah Bripka Mukhlis Susilo Merawat Generasi Emas di Gang-gang Sempit Mampang Prapatan
Bhabinkamtibmas Bripka Mukhlis Susilo membacakan cerita dan mengajak belajar anak-anak di Gang Haji Dahlan, Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Sabtu (22/10/2022). Foto-foto: MPI/Erfan Maaruf
A A A
JAKARTA - Terik menyengat Jakarta selepas Zuhur beberapa hari lalu. Namun, pancaran panas sinar surya itu tak menyurutkan semangat Bripka Mukhlis Susilo menarik gas sepeda motor dinasnya. Berwarna abu-abu gelap dengan tulisan kapital Bhabinkamtibmas , kendaraan roda dua itu menelusuri aspal pekat kawasan Jakarta Selatan .

Laju motor membelok ke Gang Haji Dahlan RT 5 RW 3 Kelurahan Tegal Parang, Kecamatan Mampang Prapatan. Di permukiman padat penduduk, Mukhlis kudu pelan melajukan kendaraan. Di sebuah rumah, di pinggir sungai, dia berhenti.
Baca juga: Jenderal Sigit: Buku Jalan Presisi Kapolri untuk Membenahi Korps Bhayangkara

Mukhlis bertamu. Sang pemilik rumah ternyata sedang terbaring sakit. Sekitar 30 menit anggota Polsek Mampang Prapatan itu bersilaturahmi, sekaligus memberikan dukungan moral. Tak lupa dia juga mendoakan agar segera sembuh.

Menjenguk warga sakit bukan hal aneh bagi Mukhlis. Bisa dikata, aktivitas tersebut bahkan menjadi salah satu rutinitas. Biasanya, dia mendapat informasi ada warga sakit dari penggerak PKK atau dari warga lainnya. Tentu saja itu bukan satu-satunya kegiatan yang biasa dijalani. Yang tak banyak orang tahu, di sepeda motor Mukhlis ternyata tersimpan buku-buku bacaan dan jajanan cokelat batangan. Untuk apa?

Antara Buku Boks dan Pencak Silat

Usai pamit mengunjungi rumah warga yang sakit, Mukhlis tak cepat-cepat berlalu dari gang sempit itu. Perhatiannya tertuju pada sekelompok anak-anak sedang asyik bercengkerama sambil bermain ponsel. Mukhlis pun menghampiri. Namun, sebelumnya dia menuju sepeda motor yang diparkirkan tak jauh dari situ.

Dia lantas membuka boks di bagian belakang motor. Di situ dia mengambil 10 buku bacaan serta dua kotak jajanan cokelat. Sapaan ramah dia lontarkan kepada anak-anak yang sebagian di antaranya sedang tenggelam dalam layar handphone tadi.

“Siapa yang mau baca buku?” katanya seraya mengacungkan buku cerita di tangannya, Sabtu (22/10/2022). Serentak bocah-bocah tadi menoleh. Tak butuh waktu lama, buku itu cepat berpindah tangan. Anak-anak kecil yang tadi sibuk melihat ponsel antusias menerima buku dari tangan Mukhlis.
Perjuangan Tanpa Lelah Bripka Mukhlis Susilo Merawat Generasi Emas di Gang-gang Sempit Mampang Prapatan

Bripka Mukhlis Susilo membagikan buku bacaan melalui program Buku Boks. Foto: MPI/Erfan Maaruf

Agar bocah-bocah itu bersemangat, tak lupa polisi berambut tipis rapi ini membagikan jajanan cokelat sebagai teman baca. Ada beberapa anak yang lebih dahulu selesai membaca, sementara lainnya menunggu giliran. Anak yang terlebih dahulu selesai membaca diminta bertukar buku, sedangkan yang belum oleh Mukhlis diberikan cokelat batangan untuk menyelesaikan buku.

"Ayo diselesaikan membacanya," kata Mukhlis.

Begitu semuanya selesai membaca. Kelas dadakan itu belum rampung. Giliran Mukhlis yang membaca cerita. Dengan tutur kata lembut, dia menceritakan kisah Nabi Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Setiap anak dengan seksama mendengarkan cerita Mukhlis dengan buku yang masih di tangannya.

"Sekarang saya minta salah satu di antara kalian bercerita apa yang telah dibaca," kata Mukhlis kepada anak-anak.

Setelah sekitar satu jam waktu berlalu Mukhlis mengakhiri kegiatan sosial yang diberi nama Buku Boks tersebut. Sebuah kegiatan untuk meningkatkan minat membaca anak-anak sekaligus mengurangi ketergantungan handphone dengan bermodalkan 10 buku yang disiapkan di boks motor.

"Ketika mobile (keliling) saya kerap melihat anak bermain handphone. Saya biasanya langsung berhenti kemudian saya ambil buku itu. Mereka lantas saya ajak membaca dan cerita," kata Mukhlis kepada SINDOnews.

Mukhlis mengaku selalu ada buku di boks motor tersebut, hampir setiap dua hari sekali buku tersebut diganti. Buku-buku tersebut adalah buku yang dibeli oleh istri untuk bahan bacaan kedua anaknya di rumah dan dibawa saat berdinas.

Mukhlis menuturkan awal mula kegiatan ini dilakukan pada 2020. Sayangnya belum lama berjalan, gelombang pandemi Covid-19 melanda. Alhasil kegiatan Buku Boks tak dijalankan lagi. Ketika pandemi berangsur surut, pada 2022 atau tahun ini ‘perpustakaan keliling’ itu dia gelorakan kembali.

Dia selalu membawa Buku Boks saat melakukan patroli di Kelurahan Tegal Parang yang memiliki 39.791 jiwa dengan jumlah 7 rukun warga (RW) dan 66 rukun tetangga (RT). Di saat berpatroli itulah ketika memiliki waktu senggang dan melihat ada kerumunan anak yang bermain handphone dia langsung mengajak untuk membaca buku.

Aksi sederhana Mukhlis ternyata membekas di benak anak-anak. Ada sejumlah anak-anak yang pernah dikunjungi Buku Boks memintanya kembali datang.

"Misalnya saya datang ke tempat yang pernah didatangi Buku Boks untuk kerjaan lain, mereka bilang ‘Pak Mukhlis baca buku lagi dong, bagi (cokelat) Beng-Beng lagi dong’. Ada juga yang bilang ke pak RT, ‘Pak Mukhlis kok nggak ke sini-sini lagi’," tuturnya.

Tidak hanya anak-anak, orang tua anak ada juga yang mengaku senang dengan kegiatan Buku Boks. Ada anak yang merasa belum pandai membaca setelah diajak bersama membaca buku cerita ringan jadi ingin meningkatkan kemampuannya dalam membaca.

"Ibu-ibu juga senang karena setelah anak-anak baca buku, kadang anaknya juga mengajak ibunya membaca. Mereka termotivasi, ternyata membaca bersama dapat mendorong untuk lebih gemar membaca. Yang kemampuan membaca kurang juga bisa ketularan jadi cepat bisa membaca," katanya.

Selain buku di boks motor dinas, Mukhlis ternyata juga menyimpan seragam Pencak Silat Setia Hati Terate (PSHT). Seragam yang digunakan untuk melatih anak-anak agar memiliki fisik yang sehat dan berprestasi non-akademik.

Bersama empat rekannya, hingga saat ini Mukhlis melatih sekitar 70 anak dari 10 sekolah tingkat SD, SMP hingga SMA secara gratis. Hal itu dia lakukan agar para siswa memiliki budi luhur, mengetahui yang benar dan salah, menumbuhkan patriotisme dan nasionalisme serta memiliki rasa bertanggung jawab.

Sejak mulai berdiri 2019, latihan yang dilakukan setiap tiga kali seminggu ternyata membuahkan hasil manis. Sejumlah torehan juara dengan medali emas dan perak selalu dibawa oleh setiap atlet yang dikirimkan.

Dia mencatat sejumlah perlombaan yang pernah diikuti oleh anak didiknya seperti kompetisi Wakil Gubernur Cup di Gelanggang Remaja Ciracas Jakarta Timur, belum lama ini. Dari 23 atlet didikannya, 15 atlet mendapat medali emas dan 8 sisanya mendapat perak di berbagai kelas pertandingan.
Perjuangan Tanpa Lelah Bripka Mukhlis Susilo Merawat Generasi Emas di Gang-gang Sempit Mampang Prapatan

Bripka Mukhlis Susilo mengajarkan pencak silat kepada anak-anak Kelurahan Tegal Parang, Mampang Prapatan. Foto: MPI/Erfan Maaruf

"Desember kita akan mengikuti kejuaraan Wakil Presiden Cup di Taman Mini. Kita tawarkan pada para atlet sekitar 40 yang sudah mendaftar akan ikut," tambah Mukhlis.

Dia menambahkan para atlet yang telah memenangkan perlombaan secara langsung memiliki prestasi non-akademik di sekolah. Hal itu dapat digunakan sebagai penunjang agar dapat masuk ke sekolah negeri. Sampai saat ini setidaknya empat siswa yang menggunakan jalur prestasi non-akademik tersebut, salah satunya Bayu.

"Tahun lalu cerita unik dari atlet kami, namanya Bayu, siswa SMPN 104. Nilai akademik sebenarnya kurang, tapi dia bisa diterima di SMAN 55 itu lewat jalur prestasi (non-akademik) karena berprestasi di pencak silat. Karena itu orang tuanya sangat bangga dan berterima kasih,” kata dia.

Merawat Generasi Emas

Terhadap mereka yang menuai prestasi, Mukhlis meminta pihak sekolah mengumumkan terbuka pada momen upacara hari Senin di sekolah masing-masing. Tujuannya, selain menjadi kebanggaan bagi atlet, juga dapat menjadi motivasi bagi lainnya. "Itu untuk memberikan virus positif," katanya.

Karena memiliki hubungan yang baik dengan sekolah-sekolah, Mukhlis terbilang memiliki akses mudah meminta waktu kepada pihak sekolah memberikan edukasi kepada para siswa. Tak heran setiap seminggu sekali dia menjadi pembina upacara di SMP atau SMA di wilayah Tegal Parang. Kesempatan itu dia gunakan untuk memberikan edukasi tentang bahaya melakukan tawuran, mengonsumsi narkoba, minuman keras dan pergaulan bebas.

Mukhlis menegaskan, tidak ada target muluk-muluk yang dia kejar dari rutinitas sebagai Bhabinkamtibmas Tegal Parang. Khusus untuk Buku Boks, tujuannya satu: agar anak semakin gemar dan rajin membaca.

"Niat utama biar anak beralih dari bermain gadget dengan membaca dan bermain," katanya.

Mukhlis tak berlebihan. Perkembangan teknologi informasi telah mengubah banyak kebiasaan hidup, termasuk anak-anak. Di luar jam sekolah, banyak anak yang tenggelam dalam layar permainan (game) di ponsel. Bahkan tak sedikit yang telah menjurus pada kecanduan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi risiko yang terkait dengan anak-anak menggunakan teknologi smartphone. WHO sebagimana dilaporkan The Washington Post menunjukkan tentang berapa banyak waktu yang harus dihabiskan anak-anak (terutama bayi) di telepon pintar. Organisasi tersebut menyatakan bahwa anak-anak berusia 2-4 tahun, "tidak lebih dari satu jam sehari di depan layar."

Berbagai studi menyebutkan risiko buruk dari penggunaan ponsel berlebih antara lain mengganggu pertumbuhan otak, gangguan tidur, memicu sikap agresif, gangguan mental hingga ketergantungan. Salah satu lembaga riset dunia, Pew Research Center, menyebut pandemi Covid-19 telah ‘memperburuk keadaan’.

Pada penelitian April 2021, menemukan bahwa di antara 81 persen orang dewasa di Amerika Serikat yang menggunakan panggilan video untuk terhubung dengan orang lain sejak awal pandemi, 40 persen mengatakan mereka merasa "lelah atau lelah" dari panggilan tersebut dan 33 persen mengatakan mereka telah mencoba mengurangi jumlah waktu yang mereka habiskan di internet atau di ponsel cerdas mereka.

Risiko penggunaan handphone meningkat ketika ponsel terkoneksi dengan internet. Tanpa kehati-hatian, penggunaan smartphone termasuk ketika berselancar di media sosial bisa terpapar dengan hal-hal buruk mulai hoaks, SARA, hingga pornografi. Potret ini tergambar dari berbagai kasus kriminalitas yang ditangani Polri. Sejumlah kejadian pemerkosaan atau pelecehan seksual, misalnya, dipicu oleh kebiasaan menonton konten porno yang rata-rata diakses dari ponsel.

Mengalihkan kebiasaan memainkan handphone berjam-jam menjadi kegiatan produktif diyakini dapat menjadi salah satu jurus untuk menghindari berbagai risiko buruk itu. Ini pula yang senantiasa tertanam di benak Bripka Muhklis.

"Kalau ada 10 atau 15 anak-anak yang bermain bola maupun kelereng, (mereka) tidak saya ajak membaca. Itu sudah tepat, (karena mereka) bersosialisasi," tutur Mukhlis.

Dia menambahkan, mengajak membaca atau mengajarkan pencak silat semata-mata demi niat agar generasi muda Indonesia sekarang benar-benar menjadi generasi emas. Untuk itulah dalam setiap kesempatan dia tak lelah untuk memberikan motivasi kepada anak-anak muda itu.

“Saya mengingatkan bahwa mereka adalah orang yang akan mengisi kemerdekan 10-20 tahun ke depan. Majunya negara berada di tangan mereka. Jangan takut untuk bermimpi," katanya.

Wajah Presisi dan Humanis

Aksi Bripka Mukhlis Susilo sepintas terlihat biasa saja. Bahkan oleh sebagian orang bisa jadi dianggap tugas rutin seorang Bhabinkamtibmas. Namun jika ditelaah lebih dalam, langkah-langkah kecil itu sejatinya implementasi nyata dari tugas dan fungsi Polri yaitu melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat.

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengejawantahkan tugas pokok Korps Bhayangkara itu dalam paradigma baru yang terkenal dengan sebutan Presisi. Jenderal lulusan Akademi Kepolisian 1991 tersebut berkeinginan menjadikan Polri sebagai institusi yang prediktif, responsibilitas, transparansi dan berkeadilan. Paradigma ini menjadi fondasi dari cita-cita transformasi Polri yang mencakup transformasi organisasi, operasional, pelayanan publik, dan pengawasan.
Perjuangan Tanpa Lelah Bripka Mukhlis Susilo Merawat Generasi Emas di Gang-gang Sempit Mampang Prapatan


Dalam setiap kesempatan, Kapolri tak bosan-bosan untuk mengingatkan kepada jajaran mengenai pentingnya semangat dan prinsip Presisi ini. Di atas itu, Sigit juga kembali mengingatkan pentingnya nilai-nilai filosofis yang mesti konsisten dijalankan semua anggota yakni polisi yang humanis dan beretika.

Pada rapat kerja dengan Komisi III DPR pada Rabu 24 Agustus silam, Jenderal Sigit juga menekankan lagi tiga kompetensi Polri untuk seluruh anggota. Tiga kompetensi itu mencakup teknis, kepemimpinan dan etika.

“Yang terus kita tanamkan tiga kompetensi. Jadi hal itu yang terus kita kembangkan mulai dari pendidikan terendah, pendidikan pembentukan, pendidikan pengembangan sampai pendidikan paling tinggi,” tutur jenderal yang pernah dipercaya sebagai ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2021 bahwa Bhabinkamtibmas bertugas untuk melakukan pembinaan terhadap keamanan ketertiban masyarakat di tingkat kelurahan atau desa bersama masyarakat.

Menurut polisi kelahiran 26 Juli 1968 ini, berbagai kegiatan baik atau inovasi Bhabinkamtibmas merupakan upaya kesadaran diri yang patut diapresiasi. Hal itu dapat meningkatkan keteladanan di tengah masyarakat dan ikut mencerdaskan masyarakat.

"Kegiatan-kegiatan sosial dalam rangka meningkatkan ketakwaan, kecerdasan masyarakat membantu masyarakat dalam kehidupan di tingkat kelurahan dan desa demi terbinanya persatuan dan kesatuan," kata dia saat dihubungi SINDOnews.

Ketua Yayasan Guru Belajar (YGB) Bukik Setiawan mengapresiasi kerja-kerja kepolisian yang bertujuan menjaga dan merawat anak-anak bangsa untuk kehidupan lebih baik. Menurut dia, mendidik dan menjaga anak-anak menjadi tanggung jawab bersama apa pun profesinya. Sebab, anak-anak merupakan generasi yang nantinya akan menjadi generasi masa depan.

Orang tua, guru dan lain-lain harus memastikan keamanan, gizi, pendidikan dan karakter anak generasi penerus bangsa. Hal itu diperlukan untuk mempersiapkan agar anak-anak dapat mengatasi setiap masalah saat menghadapi tantangan di saat zaman mereka.

"Melalui interaksi semacam membaca buku di gang rumah kepada anak-anak tersebut dapat membangun pemahaman, memperkaya kosa kata, memahami perbedaan sudut pandang dan mengasah penalaran," ujarnya.

Komisioner Kompolnas Poengky Indrati mencermati pesan Presiden Jokowi terhadap Polri ketika mengumpulkan pejabat Mabes Polri, kapolda hingga kapolres di Istana Negara, Jumat (14/10/2022) lalu. Dalam pandangannya, Presiden memberikan semacam ‘teguran keras’ kepada seluruh anggota Polri agar melaksanakan tugas sebaik-baiknya yaitu melayani, mengayomi, dan melindungi masyarakat serta menegakkan hukum untuk mewujudkan kamtibmas.

Dalam konteks ini, upaya-upaya Bhabinkamtibmas sebagai garda terdepan polisi untuk berinteraksi sehari-hari dengan masyarakat menjadi sangat penting. Bhabinkamtibmas punya peran preventif dan preemtif yang jauh lebih penting daripada represif.

“Antara lain polisi Bhabinkamtibmas merangkul masyarakat, menjadi kawan sekaligus problem solver bagi masyarakat. Bersih, ramah dan sopan pada masyarakat. Cepat dan profesional dalam melaksanakan tugas. Dengan demikian wajah polisi yang dilihat masyarakat adalah wajah yang humanis,” ucapnya.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1487 seconds (0.1#10.140)