Perjuangan Tanpa Lelah Bripka Mukhlis Susilo Merawat Generasi Emas di Gang-gang Sempit Mampang Prapatan

Minggu, 23 Oktober 2022 - 21:12 WIB
loading...
A A A
Karena memiliki hubungan yang baik dengan sekolah-sekolah, Mukhlis terbilang memiliki akses mudah meminta waktu kepada pihak sekolah memberikan edukasi kepada para siswa. Tak heran setiap seminggu sekali dia menjadi pembina upacara di SMP atau SMA di wilayah Tegal Parang. Kesempatan itu dia gunakan untuk memberikan edukasi tentang bahaya melakukan tawuran, mengonsumsi narkoba, minuman keras dan pergaulan bebas.

Mukhlis menegaskan, tidak ada target muluk-muluk yang dia kejar dari rutinitas sebagai Bhabinkamtibmas Tegal Parang. Khusus untuk Buku Boks, tujuannya satu: agar anak semakin gemar dan rajin membaca.

"Niat utama biar anak beralih dari bermain gadget dengan membaca dan bermain," katanya.

Mukhlis tak berlebihan. Perkembangan teknologi informasi telah mengubah banyak kebiasaan hidup, termasuk anak-anak. Di luar jam sekolah, banyak anak yang tenggelam dalam layar permainan (game) di ponsel. Bahkan tak sedikit yang telah menjurus pada kecanduan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi risiko yang terkait dengan anak-anak menggunakan teknologi smartphone. WHO sebagimana dilaporkan The Washington Post menunjukkan tentang berapa banyak waktu yang harus dihabiskan anak-anak (terutama bayi) di telepon pintar. Organisasi tersebut menyatakan bahwa anak-anak berusia 2-4 tahun, "tidak lebih dari satu jam sehari di depan layar."

Berbagai studi menyebutkan risiko buruk dari penggunaan ponsel berlebih antara lain mengganggu pertumbuhan otak, gangguan tidur, memicu sikap agresif, gangguan mental hingga ketergantungan. Salah satu lembaga riset dunia, Pew Research Center, menyebut pandemi Covid-19 telah ‘memperburuk keadaan’.

Pada penelitian April 2021, menemukan bahwa di antara 81 persen orang dewasa di Amerika Serikat yang menggunakan panggilan video untuk terhubung dengan orang lain sejak awal pandemi, 40 persen mengatakan mereka merasa "lelah atau lelah" dari panggilan tersebut dan 33 persen mengatakan mereka telah mencoba mengurangi jumlah waktu yang mereka habiskan di internet atau di ponsel cerdas mereka.

Risiko penggunaan handphone meningkat ketika ponsel terkoneksi dengan internet. Tanpa kehati-hatian, penggunaan smartphone termasuk ketika berselancar di media sosial bisa terpapar dengan hal-hal buruk mulai hoaks, SARA, hingga pornografi. Potret ini tergambar dari berbagai kasus kriminalitas yang ditangani Polri. Sejumlah kejadian pemerkosaan atau pelecehan seksual, misalnya, dipicu oleh kebiasaan menonton konten porno yang rata-rata diakses dari ponsel.

Mengalihkan kebiasaan memainkan handphone berjam-jam menjadi kegiatan produktif diyakini dapat menjadi salah satu jurus untuk menghindari berbagai risiko buruk itu. Ini pula yang senantiasa tertanam di benak Bripka Muhklis.

"Kalau ada 10 atau 15 anak-anak yang bermain bola maupun kelereng, (mereka) tidak saya ajak membaca. Itu sudah tepat, (karena mereka) bersosialisasi," tutur Mukhlis.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1100 seconds (0.1#10.140)