Beda Jurus Anies-Sandi Dalam Menata Kawasan Tanah Abang

Sabtu, 30 Desember 2017 - 08:14 WIB
Beda Jurus Anies-Sandi Dalam Menata Kawasan Tanah Abang
Beda Jurus Anies-Sandi Dalam Menata Kawasan Tanah Abang
A A A
JAKARTA - Berbagai langkah sudah dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta untuk menata kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mulai memberi tempat relokasi hingga tindakan tegas dengan menyita dagangan PKL. Namun hingga beberapa kali ganti gubernur, Kawasan Tanah Abang masih juga semrawut.

Ketika pertama kali Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dilantik untuk menjadi gubernur periode 2012-2017, PKL Tanah Abang berharap banyak kepada mantan Wali Kota Solo itu. PKL ingin agar Jokowi memberi ruang bagi mereka karena Jokowi dinilai sangat merakyat.

Pendekatan humanis langsung dilakukan Jokowi terhadap PKL Tanah Abang dengan mere lokasinya ke Blok G . Sebelumnya, bangunan 3 lantai ini sempat terlantar karena hanya diisi beberapa pedagang.

Begitu pendafataran dibuka, pedagang begitu antusias dan mengantre untuk bisa mendapatkan kios di Blok G. Pasalnya, Pemprov DKI hanya menyediakan 1.200 kios dan jumlah ini sangat jauh dari jumlah PKL yang ada.

Pemprov DKI menyeleksi ketat para PKL yang ingin direlokasi ke Blok G. Hanya PKL yang benar-benar biasa berada di Tanah Abang yang diprioritaskan, termasuk PKL ber-KTP DKI.

Jokowi sendiri langsung memperbaiki beberapa infrastruktur di Blok G, mulai dari saluran air hingga area parkir. Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang tadinya berada di lantai dasar akhirnya digusur dan dijadikan area parkir.

Kepala Pasar Blok G Tanah Abang, Warimin menjelaskan, saat ini Blok G belum bisa difungsikan karena masih dalam tahap perbaikan. Selain itu, lahan parkir di pasar tersebut juga belum tersedia.

Jokowi sendiri mengawasi langsung rehabilitasi Gedung Blok G Pasar Tanah Abang. Sementara petugas keamanan dikerahkan untuk memantau keamanan kawasan Tanah Abang dari para preman.

Setelah perbaikan gedung Blok G rampung, PKL yang lolos verifikasi langsung menempati kios mereka. Tetapi belum semua kios terisi karena PD Pasar Jaya selaku pengelola Blok G masih menyeleksi ketat para PKL.

Pada tanggal 2 September 2013, Jokowi meresmikan langsung Gedung Blok G Pasar Tanah Abang. Dalam sambutannya, Jokowi ingin agar PD Pasar Jaya memberikan banyak hiburan agar Blok G ramai dikunjungi pembeli. (Baca: Resmikan Blok G Tanah Abang, Jokowi Inginkan Keramaian )

Baru 2 minggu Blok G Pasar Tanah Abang diresmikan, kondisinya benar-benar miris. Pedagang mengeluh sepinya berjualan di Blok G. (Baca juga: Ratusan Pedagang Blok G Nyaris Bangkrut )

Bahkan beberapa PKL nyaris bangkrut karena selama sebulan hanya bisa menjual 3 potong pakaian . Di sini, Jokowi malah menyalahkan pedagang yang dianggapnya kurang kreatif menarik pembeli.

Beberapa langkah positif diambil Pemprov DKI untuk meramaikan Blok G Pasar Tanah Abang. Salahsatunya dengan membuat eskalator dan jembatan penghubung dari Stasiun Tanah Abang. Sayangnya pembangunan eskalator tak banyak membantu, Blok G tetap sepi pembeli.

Karena pembeli tetap sepi, para pedagang di Blok G yang nyaris bangkrut akhirnya kembali ke jalan. Apalagi pedagang di Blok G seperti ditinggalkan oleh Pemprov DKI setelah Jokowi naik menjadi Presiden RI.

Begitu diangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama (Ahok) juga nampaknya setengah hati untuk meneruskan proyek penataan Tanah Abang. Ahok yang rencananya akan membongkar Blok G karena bagian gedung terbelah dua juga berbalik membatalkannya dengan alasan yang tidak jelas. (Baca juga: Ini Alasan Ahok Pertahankan Blok G Tanah Abang )

Selama kepemimpinan Ahok, PKL Tanah Abang berkali-kali ditertibkan. Namun PKL tetap bertahan dan berkali-kali pula bentrok dengan Satpol PP. Ahok sendiri ogah 'berdamai' dengan PKL Tanah Abang. (Baca: Ahok Ogah Bikin Penampungan PKL Tanah Abang )

Senyum para PKL Tanah Abang kembali semringah ketika Ahok kalah telah dari Anies-Sandi dalam Pilgub DKI 2017. Janji Anies-Sandi untuk membahagiakan rakyatnya langsung ditagih oleh PKL Tanah Abang.

Tim Anies-Sandi langsung bekerja keras untuk menata kawasan Tanah Abang agar lebih baik tanpa mengorbankan PKL. Hasilnya, Pemprov DKI akan menata Tanah Abang dengan basis Transit Oriented Development (TOD). Untuk mewujudkan rencana itu, DKI tidak bisa sendiri dan harus kerja sama dengan PT KAI. (Baca juga: Sandi Bocorkan Konsep Penataan Tanah Abang yang Ciamik )

Setelah melakukan pertemuan dengan PT KAI, akhirnya penataan berbasis TOD itu rampung. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membeberkan konsep penataan Tanah Abang dengan menutup Jalan Jatibaru Raya dan menyinergikan transportasi massal di Tanah Abang.

Dalam penataan yang sifatnya sementara ini, Pemprov DKI menyiapkan ratusan tenda PKL disepanjang Jalan Jatibaru Raya. Di sini, PKL dibolehkan berjualan secara gratis mulai pukul 08.00-17.00 WIB.

Selama operasional lapak PKL itu, Jalan Jatibaru Raya disterilkan dari seluruh kendaraan. Hanya 10 bus Transjakarta yang dibolehkan melintas untuk membawa warga yang naik KRL menuju pusat perbelanjaan Tanah Abang secara gratis.

Untuk Gedung Blok G yang sebelumnya sempat dipertahankan oleh Ahok, di pemerintahan Anies-Sandi gedung tersebut akan dirobohkan. Rencananya, lahan tersebut akan dibangun rumah susun sekaligus pasar.

Dalam penataan kawasan Tanah Abang kali ini, Pemprov DKI selalu melakukan pemantauan. Ini untuk melihat seberapa efektif langkah tersebut untuk menata kawasan Tanah Abang.

Konsep Anies-Sandi mendapat apresiasi dari tokoh Tanah Abang Haji Lulung . Menurut Wakil Ketua DPRD DKI ini, dari dulu dirinya sudah memberi masukan ke Pemprov DKI agar kawasan Tanah Abang ditata, bukan ditertibkan. Sayangnya, baru di pemerintahan Anies-Sandi saran itu diterima Pemprov DKI.

"Saya katakan jangan pakai konsepnya penertiban, kalau penertiban kucing-kucingan dengan Satpol datang pedagang larikan begitu. Kita konsepnya kepada penataan harus difokuskan," ujar Lulung saat memantau Tanah Abang beberapa waktu lalu.

Kendati dinilai berhasil, ada juga beberapa warga sekitar yang protes dengan konsep Anies-Sandi ini. Warga berdalih tidak diajak diskusi dalam melakukan penataan Tanah Abang sehingga kepentingan warga terabaikan. Warga mengaku sejak jalan jadi lapak PKL, mereka kesulitan keluar-masuk pemukiman menggunakan kendaraan.

Namun Pemprov DKI tak bergeming dengan keputusan mereka. Wagub DKI Sandiaga Uno mengatakan terlalu dini untuk menilai penataan kawasan Tanah Abang kurang diterima masyarakat. Sandiaga menegaskan, Pemprov DKI akan melakukan evaluasi berdasarkan data-data yang dimilikinya.

Polda Metro Jaya sendiri menerima keputusan Pemprov DKI untuk menutup Jalan Jatibaru Raya kendati jalan disekitarnya menjadi macet. Kendati begitu, Polda Metro Jaya ikut melakukan evaluasi untuk disampaikan kepada Pemprov DKi terkait dampak dari penutupan Jalan Jatibaru Raya.

Terlepas dari pro kontra penataan kawasan Tanah Abang, warga sekitar dan PKL merasa terbantu dengan langkah Pemprov DKI. Kini, tugas Pemprov DKI untuk terus melakukan evaluasi agar kekurangan-kekurangan yang kini terjadi bisa diselesaikan dengan bijak tanpa merugikan pihak lain. Seperti slogan Anies-Sandi saat kampanye, "maju kotanya, bahagia warganya."
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4091 seconds (0.1#10.140)