Respons OTT Edhy Prabowo, Jubir Nur Azizah: Tangsel Harus Bebas Korupsi
Kamis, 26 November 2020 - 21:18 WIB
Calon Wali Kota Tangsel Siti Nur Azizah. Foto: Dok SINDOnews
JAKARTA - Penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan istri serta belasan anggota rombongan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat warga Tangerang Selatan (Tangsel) bertanya-tanya. KPK menduga Edhy Prabowo melakukan korupsi ekspor benih udang.
Berdasarkan informasi dihimpun, beberapa politikus diduga menerima izin ekspor benih udang begitu keran ekspor dibuka oleh Edhy Prabowo. Salah satunya diduga Rahayu Saraswati yang juga calon Wakil Wali Kota Tangsel yang berpasangan dengan Muhammad. (Baca juga: Survei RSRC: Angka Swing Voters Tinggi, Azizah-Ruhamaben Bisa Jadi Kuda Hitam di Pilkada Tangsel)
Kaitannya dengan penangkapan Edhy Prabowo, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel, Siti Nur Azizah-Ruhamaben mendukung KPK mengusut kasus korupsi kuota lobster yang telah merugikan negara itu hingga ke akar-akarnya.
"Kami mengapresiasi langkah berani KPK dan meminta menyelesaikan kasusnya dengan tuntas. Siapa yang terlibat harus mempertanggungjawabkan perbuatannya demi tegaknya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Juru Bicara Tim Pemenangan Nur Azizah–Ruhamaben, Diska Putri Pamungkas, Kamis (26/11/2020).
Sudah sejak awal kebijakan Edhy Prabowo membuka ekspor benur udang menuai kontroversi. Para nelayan, ahli-ahli perikanan, aktivis lingkungan, serta mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menentang keras kebijakan pembukaan keran ekspor ini karena merugikan industri benih udang di Indonesia. Ekspor benih udang Indonesia justru menguntungkan negara-negara pesaing Indonesia seperti Vietnam. (Baca juga: Perang Survei di Pilkada Tangsel, Direktur IPO Ungkap Anomali Indikator)
Berkaca dari itu, Diska menegaskan untuk maju, Tangsel harus bersih sejak dari pemimpinnya. Masyarakat Tangsel memiliki hak untuk mendapatkan pilihan pemimpin yang bebas dari jejak korupsi. Dalam survei-survei yang diselenggarakan selama masa Pilkada di Tangsel, sebagian besar warga menginginkan kepemimpinan baru yang bersih, transparan, dan akuntabel.
Berdasarkan informasi dihimpun, beberapa politikus diduga menerima izin ekspor benih udang begitu keran ekspor dibuka oleh Edhy Prabowo. Salah satunya diduga Rahayu Saraswati yang juga calon Wakil Wali Kota Tangsel yang berpasangan dengan Muhammad. (Baca juga: Survei RSRC: Angka Swing Voters Tinggi, Azizah-Ruhamaben Bisa Jadi Kuda Hitam di Pilkada Tangsel)
Kaitannya dengan penangkapan Edhy Prabowo, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel, Siti Nur Azizah-Ruhamaben mendukung KPK mengusut kasus korupsi kuota lobster yang telah merugikan negara itu hingga ke akar-akarnya.
"Kami mengapresiasi langkah berani KPK dan meminta menyelesaikan kasusnya dengan tuntas. Siapa yang terlibat harus mempertanggungjawabkan perbuatannya demi tegaknya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Juru Bicara Tim Pemenangan Nur Azizah–Ruhamaben, Diska Putri Pamungkas, Kamis (26/11/2020).
Sudah sejak awal kebijakan Edhy Prabowo membuka ekspor benur udang menuai kontroversi. Para nelayan, ahli-ahli perikanan, aktivis lingkungan, serta mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menentang keras kebijakan pembukaan keran ekspor ini karena merugikan industri benih udang di Indonesia. Ekspor benih udang Indonesia justru menguntungkan negara-negara pesaing Indonesia seperti Vietnam. (Baca juga: Perang Survei di Pilkada Tangsel, Direktur IPO Ungkap Anomali Indikator)
Berkaca dari itu, Diska menegaskan untuk maju, Tangsel harus bersih sejak dari pemimpinnya. Masyarakat Tangsel memiliki hak untuk mendapatkan pilihan pemimpin yang bebas dari jejak korupsi. Dalam survei-survei yang diselenggarakan selama masa Pilkada di Tangsel, sebagian besar warga menginginkan kepemimpinan baru yang bersih, transparan, dan akuntabel.
(jon)
tulis komentar anda