Anies Remaja Sangat Dekat dengan Sang Nenek, Begini Kisahnya

Sabtu, 06 Februari 2021 - 09:02 WIB
loading...
Anies Remaja Sangat Dekat dengan Sang Nenek, Begini Kisahnya
Anies Baswedan bersama neneknya, Barkah. Foto: Instagram aniesbaswedan
A A A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pernah mengunggah kedekatannya dengan sang nenek Barkah di akun Instagramnya aniesbaswedan. Postingan itu tercantum tahun 2019.

Anies sangat bersyukur menjadi cucu dari seorang nenek yang mempunyai pemikiran dan semangat yang selalu muda. Hebatnya, Nenek Barkah juga aktif sebagai pegiat pergerakan perempuan sejak prakemerdekaan. Baca juga: Mencuat Isu PDIP Usung Anies di Pilkada 2024, Benarkah?

Berikut tulisan Anies di wall Instagramnya yang menggambarkan sosok sang nenek seperti dikutip SINDOnews, Sabtu (6/2/2021).
Anies Remaja Sangat Dekat dengan Sang Nenek, Begini Kisahnya

Anies mencium pipi sang nenek. Foto: Instagram aniesbaswedan

Setiap Hari Ibu diperingati maka selalu juga teringat pada Nenek. Barkah namanya. Lahir & besar di Tegal, Jawa Tengah, seorang pegiat pergerakan perempuan sejak pra-kemerdekaan. Beliau adalah salah satu peserta Kongres Perempuan di Jogja.⁣

Menjelang Kongres, Beliau berangkat sbg utusan dari Tegal, bersama para pegiat perempuan lainnya. Mereka sdh siap dgn tiket kereta ke Jogja.⁣

Saat tiba di Stasiun Tegal, mereka dihalau & dilarang naik kereta. Petugas2 Belanda saat itu mencegah para perempuan2 utusan utk bs berangkat ke Kongres Perempuan itu.⁣

Perempuan2 itu tdk menyerah & tdk pulang ke rumah. Mereka melawan. Mereka menantang. Setelah berdebat & tak juga tembus. Tahukah apa yg mereka lalukan?⁣

Para perempuan itu menuju ke depan lokomotif kereta yg sdh siap jalan. Mereka semua berbaring di atas rel kereta, berjejer para perempuan itu memaparkan badan. Dibawah terik matahari, depan moncong lokomotif mereka pasang badan, mereka tawarkan nyawa: berangkatkan kami atau matikan kami. Itulah harga mati yg senyatanya.⁣ Baca juga: Anies Segudang Prestasi, Netizen Malah Terima Kasih pada Prabowo Subianto

Stasiun gempar. Belanda gentar. Akhirnya mereka diizinkan naik kereta. Berangkatlah mereka ke Jogja. Berkongres & ikut membangun pondasi perjuangan perempuan & perjuangan kemerdekaan.⁣
Semua itu dituturkan Nenek saat itu dgn penuh semangat. Tiap Hari Ibu diperingati, Beliau selalu teringat masa2 perjuangan itu.⁣

Nenek dikarunia umur panjang. Meski di masa tuanya hrs duduk di kursi roda, Nenek ttp baca koran tiap hari, mengikuti perkembangan & tetap ajak diskusi siapapun yg berkunjung hingga menjelang wafat di usia 93 tahun. Badannya memang tlh menua tp pikiran & semangatnya sll muda.⁣ Baca juga: Anies Pahlawan Transportasi Dunia, Warganet: Pendidik yang Jadi DKI 1, Semoga RI 1

Saya bersyukur menjadi cucu yg tinggal serumah sejak bayi. Sehari2 kami bersama di Jogja hingga saya harus berangkat melanjutkan kuliah ke Amerika. Sejak masa kecil, nenek sering ajak ikut hadir berbagai pertemuan organisasi perempuan. Selama bersama di Jogja itu pula, berderet kisah perjuangan & hikmah hidup yg diceritakannya, termasuk kisahnya ttg keberangkatan ke Kongres Perempuan itu.⁣

Hari Ibu di Indonesia, bukan hanya utk mengingat “ibu” yg melahirkan & membesarkan kita tapi juga mengingat pergerakan kaum perempuan menuju memerdekaan & kemajuan bangsa.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1548 seconds (0.1#10.140)