Viral 2 Tahun Lalu, Kasus Persekusi Warga Permata Buana Jakbar Kini Disidangkan

Senin, 31 Juli 2023 - 21:09 WIB
loading...
Viral 2 Tahun Lalu, Kasus Persekusi Warga Permata Buana Jakbar Kini Disidangkan
Masih ingat kasus persekusi warga Kompleks Permata Buana, Kembangan, Jakarta Barat? Empat terdakwa pengurus RW 11 akan disidangkan besok Selasa (1/8/2023). Foto: Dok MPI
A A A
JAKARTA - Masih ingat kasus persekusi warga Kompleks Permata Buana, Kembangan, Jakarta Barat? Empat terdakwa kasus pemerasan, pengancaman, dan berita bohong yang dilakukan pengurus RW 11 akan disidangkan besok Selasa (1/8/2023).

Empat terdakwa yakni mantan Ketua RW 11 Hendra Santoso, Ketua RT 01 Satrio Budi Utama, Amir Hasan, serta Benny Oktafian Jacup yang juga pengurus RW 11.

“Betul sebentar lagi akan dilakukan sidang perdana,” kata Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Jakarta Barat Iwan Ginting, Senin (31/7/2023).



Kasus ini berawal dari keributan antara seorang ibu rumah tangga, warga Kompleks Perumahan Permata Buana RW 11, Kembangan, Jakarta Barat bernama Candy pada 20 September 2021.

Keributan dipicu lantaran Candy kesal karena sikap pengurus RT dan RW yang sewenang-wenang terus menerus meminta uang renovasi rumahnya dan mengintimidasi dengan melarang kendaraan material dan ojek online masuk ke rumahnya. Padahal, IMB dari Pemprov DKI sudah lama keluar.

Sempat dilaporkan ke Lurah, Camat, hingga Wali Kota Jakarta Barat namun tidak membuahkan hasil. Akhirnya Candy melaporkan kejadian ini ke polisi dan puncaknya 17 satpam diamankan Polres Metro Jakarta Barat usai video persekusi Candy viral di media sosial.

Menurut Iwan, lamanya proses dari laporan, penyidikan, pemberkasan, hingga tahap persidangan karena beberapa kali pihaknya meminta polres melengkapi berkas. Barulah setelah dianggap layak, proses pengajuan penjadwalan diberikan kepada pengadilan.



Di tempat terpisah, Candy mengaku masih trauma dengan kasus ini sekalipun sudah dua tahun berlalu. Ini terbukti dengan dirinya yang belum menempati rumah itu meski proses renovasi selesai. “Takut karena masih ada sikap diskriminatif saja,” katanya.

Dia berharap di persidangan nanti dapat diungkap tokoh intelektual yang ada selama ini. Dia juga berharap kejadian ini menjadi pembelajaran semua pihak.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2866 seconds (0.1#10.140)