Bersepeda di Jalan Raya, Nyaman atau Rawan?
Rabu, 02 Juni 2021 - 05:57 WIB
"Kami akan edukasi kepada seluruh pengendara, baik itu kendaraan bermotor atau sepeda, untuk menggunakan lajur yang sudah diperuntukkan bagi masing-masing jenis kendaraan," ujar Syafrin beberapa waktu lalu.
Dia lantas memaparkan, Pemprov DKI Jakarta sebenarnya berencana menyiapkan sekitar 500 kilometer jalur sepeda hingga 2030 nanti. Jalur tersebut merupakan kombinasi yakni bersifat mix traffic (bisa dilintasi kendaraan bermotor) dan jalur sepeda bersifat permanen. Syafrin mengklaim, pengadaan dan pembelakuan jalur sepeda permanen telah mempertimbangkan aspek keamanan dan kenyamanan para pengguna jalan baik pengguna sepeda maupun kendaraan bermotor.
Untuk sterilisasi dan keamanan jalur sepeda permanen, maka Pemprov melalui Dishub terus berkoordinasi dengan dan meminta bantuan pengawasan dari Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya.
"Yang kami akan dorong adalah bagaimana upaya kita bersama untuk mensosialisasikan keberadaan jalur ini kepada masyarakat. Sehingga masyarakat yang tadinya biasa melakukan pelanggaran, tidak tertib dalam berlalu lintas, ke depan dalam melakukan berkendara di jalan itu lebih disiplin," ungkapnya
Ketua Fraksi PDIP di DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai, pembangunan dan pembelakuan jalur sepeda permanen di sejumlah wilayah DKI Jakarta oleh Pemprov DKI Jakarta sebetulnya diarahkan untuk menciptakan perbaikan tingkat polusi udara Jakarta.
Artinya, dengan jalur sepeda permanen maka diharapkan warga Ibu Kota dapat memasifkan gerakan menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan yakni sepeda. Karenanya bagi Warsono, pembangunan dan pemberlakuan jalur tersebut merupakan langkah yang positif.
"Namun, juga harus dibarengi dengan perbaikan transportasi massal yang menjamin kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya. Jadi transportasi massal di DKI Jakarta harus bisa menjamin itu, keamanannya dan kenyamanannya. Sehingga, ada ketertarikan warga Ibu Kota untuk berpindah dari transportasi pribadi ke transportasi publik. Yang kita (DPRD) dorong kan ke sana itu," tegas Warsono saat dihubungi KORAN SINDO, di Jakarta, Senin (31/5/2021) sore.
Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta ini berpandangan, jalur sepeda permanen akan berjalan bagus dan efektif ketika alternatif-alternatif transportasi yang disuguhkan Pemprov DKI Jakarta telah memadai. Menurut Warsono, jika alternatif transportasi belum tersedia kemudian Pemprov DKI membangun jalur sepeda permanen, maka akan mubasir dari sisi pemanfaatan jalur itu dan anggaran yang terpakai.
Dia lantas memaparkan, Pemprov DKI Jakarta sebenarnya berencana menyiapkan sekitar 500 kilometer jalur sepeda hingga 2030 nanti. Jalur tersebut merupakan kombinasi yakni bersifat mix traffic (bisa dilintasi kendaraan bermotor) dan jalur sepeda bersifat permanen. Syafrin mengklaim, pengadaan dan pembelakuan jalur sepeda permanen telah mempertimbangkan aspek keamanan dan kenyamanan para pengguna jalan baik pengguna sepeda maupun kendaraan bermotor.
Untuk sterilisasi dan keamanan jalur sepeda permanen, maka Pemprov melalui Dishub terus berkoordinasi dengan dan meminta bantuan pengawasan dari Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya.
"Yang kami akan dorong adalah bagaimana upaya kita bersama untuk mensosialisasikan keberadaan jalur ini kepada masyarakat. Sehingga masyarakat yang tadinya biasa melakukan pelanggaran, tidak tertib dalam berlalu lintas, ke depan dalam melakukan berkendara di jalan itu lebih disiplin," ungkapnya
Ketua Fraksi PDIP di DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai, pembangunan dan pembelakuan jalur sepeda permanen di sejumlah wilayah DKI Jakarta oleh Pemprov DKI Jakarta sebetulnya diarahkan untuk menciptakan perbaikan tingkat polusi udara Jakarta.
Artinya, dengan jalur sepeda permanen maka diharapkan warga Ibu Kota dapat memasifkan gerakan menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan yakni sepeda. Karenanya bagi Warsono, pembangunan dan pemberlakuan jalur tersebut merupakan langkah yang positif.
"Namun, juga harus dibarengi dengan perbaikan transportasi massal yang menjamin kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya. Jadi transportasi massal di DKI Jakarta harus bisa menjamin itu, keamanannya dan kenyamanannya. Sehingga, ada ketertarikan warga Ibu Kota untuk berpindah dari transportasi pribadi ke transportasi publik. Yang kita (DPRD) dorong kan ke sana itu," tegas Warsono saat dihubungi KORAN SINDO, di Jakarta, Senin (31/5/2021) sore.
Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta ini berpandangan, jalur sepeda permanen akan berjalan bagus dan efektif ketika alternatif-alternatif transportasi yang disuguhkan Pemprov DKI Jakarta telah memadai. Menurut Warsono, jika alternatif transportasi belum tersedia kemudian Pemprov DKI membangun jalur sepeda permanen, maka akan mubasir dari sisi pemanfaatan jalur itu dan anggaran yang terpakai.
tulis komentar anda