Predikat Jakarta Kota Ramah Sepeda Dicabut, Heru Budi: Kan Perlu Dievaluasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komunitas Bike to Work (B2W) mencabut predikat Jakarta sebagai Kota Ramah Sepeda. Pencabutan itu dikarenakan Pemprov DKI Jakarta kini dianggap tidak konsisten membangun jalur sepeda .
Menanggapi hal itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan tidak ada penghentian pembangunan fasilits bagi pesepeda.
Heru mengaku sudah menyerahkan perihal kebijakan jalur sepeda kepada Dinas Perhubungan. Kondisi saat ini hanya sedang dievaluasi.
"Iya dong, kan perlu dievaluasi. Semua boleh dibangun," ujar Heru, Rabu (8/11/2023).
Soal kemungkinan jalur sepeda akan ditambah di Jakarta, Heru menegaskan bisa saja selama dibutuhkan warga."Ya tambah kalau warga minta. Emang ada yang melarang?" tandasnya.
Sebelumnya, Komunitas B2W Indonesia mencabut predikat Kota Ramah Sepeda untuk wilayah DKI Jakarta yang diberikan sejak taun 2021.
Ketua Umum B2W Indonesia Fahmi Saimima mengatakan pencabutan predikat tersebut dikarenakan Pemprov DKI Jakarta sudah tidak konsisten dalam pembangunan fasilitas untuk keamanan dan keselamatan pesepeda.
"Komitmen dukungan penyediaan lajur sepeda tetap dilanjutkan secara masif oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta," ujar Syafrin.
Pada tahun 2023 ini, kata Syafrin, telah dilakukan dukungan terhadap penyediaan lajur sepeda dengan melakukan pembangunan serta pemeliharaan terhadap lajur sepeda.
"Pembangunan lajur sepeda Tahun 2023 dibangun sepanjang 13,11 km yang berada pada 3 Kawasan yang meliputi kawasan Blok M, kawasan Barito, dan kawasan Tebet," ungkapnya.
Bahkan, lanjut dia, pembangunan lajur sepeda sebagai first mile dan last mile telah menjangkau layanan rute angkutan umum massal dan simpul transportasi, yaitu halte Transjakarta, stasiun MRT Jakarta, stasiun LRT Jabodebek, stasiun KRL, dan terminal bus.
"Dengan adanya pembangunan lajur sepeda baru tersebut, total jaringan lajur sepeda yang telah terbangun oleh Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta dari tahun 2012 sampai dengan 2023 sepanjang 314,196 km," pungkas Syafrin.
Menanggapi hal itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan tidak ada penghentian pembangunan fasilits bagi pesepeda.
Heru mengaku sudah menyerahkan perihal kebijakan jalur sepeda kepada Dinas Perhubungan. Kondisi saat ini hanya sedang dievaluasi.
"Iya dong, kan perlu dievaluasi. Semua boleh dibangun," ujar Heru, Rabu (8/11/2023).
Soal kemungkinan jalur sepeda akan ditambah di Jakarta, Heru menegaskan bisa saja selama dibutuhkan warga."Ya tambah kalau warga minta. Emang ada yang melarang?" tandasnya.
Sebelumnya, Komunitas B2W Indonesia mencabut predikat Kota Ramah Sepeda untuk wilayah DKI Jakarta yang diberikan sejak taun 2021.
Ketua Umum B2W Indonesia Fahmi Saimima mengatakan pencabutan predikat tersebut dikarenakan Pemprov DKI Jakarta sudah tidak konsisten dalam pembangunan fasilitas untuk keamanan dan keselamatan pesepeda.
DKI Bangun 13,11 Km Jalur Sepeda
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut tahun ini Pemprov sudah membangun 13,11 kilometer (km) jalur sepeda ."Komitmen dukungan penyediaan lajur sepeda tetap dilanjutkan secara masif oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta," ujar Syafrin.
Pada tahun 2023 ini, kata Syafrin, telah dilakukan dukungan terhadap penyediaan lajur sepeda dengan melakukan pembangunan serta pemeliharaan terhadap lajur sepeda.
"Pembangunan lajur sepeda Tahun 2023 dibangun sepanjang 13,11 km yang berada pada 3 Kawasan yang meliputi kawasan Blok M, kawasan Barito, dan kawasan Tebet," ungkapnya.
Bahkan, lanjut dia, pembangunan lajur sepeda sebagai first mile dan last mile telah menjangkau layanan rute angkutan umum massal dan simpul transportasi, yaitu halte Transjakarta, stasiun MRT Jakarta, stasiun LRT Jabodebek, stasiun KRL, dan terminal bus.
"Dengan adanya pembangunan lajur sepeda baru tersebut, total jaringan lajur sepeda yang telah terbangun oleh Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta dari tahun 2012 sampai dengan 2023 sepanjang 314,196 km," pungkas Syafrin.
(thm)