Di Acara Ini Kapolda Metro Singgung Nama-nama Ulama Besar, Ada Apa?
Minggu, 27 Desember 2020 - 13:02 WIB
JAKARTA - Polda Metro Jaya menggelar Silaturahmi Nasional Lintas Agama dengan tema Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Kebhinekaan secara virtual, Minggu (27/12/2020). Acara ini dihadiri sejumlah tokoh.
(Baca juga : Timnas Indonesia U-19 Terbang ke Spanyol, Shin Tae-yong Tak Ikut )
Dalam kesempatan itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Fadil Imran menegaskan bahwa ada tiga hal yang menjadikan peradaban dan kemajuan besar suatu negara. “Peradaban dan kemajuan besar dunia ditopang oleh tiga hal yaitu pengetahuan, kemajemukan dan toleransi. Ini menurut pemahaman saya,” ungkapnya.
(Baca juga : Ironis, Jeep Gagal Cegah Mobil Jeep Tiruan Masuk Amerika )
Fadil mengatakan, jika pengetahuan akan melahirkan kehidupan yang makin unggul pada semua bidang lewat teknologi informasi. Selanjutnya, kemajemukan memungkinkan setiap orang atau bangsa saling mempertukarkan pengalaman kearifan dan kebudayaan yang terbaik. “Sedangkan toleransi memberi ruang perbedaan tumbuh dan saling menyemai sehingga kehidupan bersama bisa disanggah,” katanya. (Baca juga: Kapolda Metro Jaya Gelar Silaturahmi Nasional Lintas Agama, Sejumlah Tokoh Hadir)
Apalagi, kata Fadil, para pendiri bangsa, kokoh berdiri dengan kesadaran akan hal tersebut. “Mereka adalah cerdik cendikia yang punya pengetahuan. Hadratul Syaikh yang kita kenal sebagai seorang cerdik cendekia bukan hanya sekadar pejuang. Kemudian juga Kyai Haji Ahmad Dahlan bukan hanya seorang pejuang, dan juga cerdik cendikia, dan keduanya adalah ulama. Ini perlu kita pahami bersama. Cerdik cendikia yang punya gagasan raksasa," ucapnya.
(Baca juga : Epidemiolog Ingatkan Varian Baru Covid-19 Berpotensi Ganggu Program Vaksinasi )
Para pendiri bangsa, ungkap Fadil, sangat yakin dan amat fasih menerangkan mengapa Republik Indonesia ini harus mengusung tema kebangsaan dan kemanusiaan? “Karena keduanya adalah alas hidup bersama diatas aneka perbedaan,” ungkapnya.
“Indonesia yang merupakan mozaik keberagaman baik suku bangsa agama maupun ras mesti diikat dengan kesadaran untuk bersekutu di atas keyakinan menegakkan kedaulatan,” lanjut Fadil. (Baca juga: Ketum Pemuda Muhammadiyah Heran Masih Ada yang Bicara Perbedaan Ideologi)
Nasionalisme kebangsaan, kata Fadil, dibentuk tidak dengan menyembunyikan aneka perbedaan. Tapi dengan menghormati keberagaman demi terus melanggengkan maslahat bagi seluruh warga negara.
Fadil melanjutkan bahwa kemanusiaan adalah jantung persatuan bangsa dan ruh persaudaraan adalah inti kemanusiaan. “Setiap manusia dengan manusia lainnya setara sehingga tidak boleh terjadi penindasan antara manusia yang satu terhadap manusia atau kelompok masyarakat yang lainnya,” tegasnya.
“Inti kemerdekaan bukan semata-mata kedaulatan negara, tetapi memberi hak aman untuk semua warga. Itu barangkali tadi mengapa kami perlu menegakkan rasa aman diatas keberagaman,” tutup Fadil.
(Baca juga : Timnas Indonesia U-19 Terbang ke Spanyol, Shin Tae-yong Tak Ikut )
Dalam kesempatan itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Fadil Imran menegaskan bahwa ada tiga hal yang menjadikan peradaban dan kemajuan besar suatu negara. “Peradaban dan kemajuan besar dunia ditopang oleh tiga hal yaitu pengetahuan, kemajemukan dan toleransi. Ini menurut pemahaman saya,” ungkapnya.
(Baca juga : Ironis, Jeep Gagal Cegah Mobil Jeep Tiruan Masuk Amerika )
Fadil mengatakan, jika pengetahuan akan melahirkan kehidupan yang makin unggul pada semua bidang lewat teknologi informasi. Selanjutnya, kemajemukan memungkinkan setiap orang atau bangsa saling mempertukarkan pengalaman kearifan dan kebudayaan yang terbaik. “Sedangkan toleransi memberi ruang perbedaan tumbuh dan saling menyemai sehingga kehidupan bersama bisa disanggah,” katanya. (Baca juga: Kapolda Metro Jaya Gelar Silaturahmi Nasional Lintas Agama, Sejumlah Tokoh Hadir)
Apalagi, kata Fadil, para pendiri bangsa, kokoh berdiri dengan kesadaran akan hal tersebut. “Mereka adalah cerdik cendikia yang punya pengetahuan. Hadratul Syaikh yang kita kenal sebagai seorang cerdik cendekia bukan hanya sekadar pejuang. Kemudian juga Kyai Haji Ahmad Dahlan bukan hanya seorang pejuang, dan juga cerdik cendikia, dan keduanya adalah ulama. Ini perlu kita pahami bersama. Cerdik cendikia yang punya gagasan raksasa," ucapnya.
(Baca juga : Epidemiolog Ingatkan Varian Baru Covid-19 Berpotensi Ganggu Program Vaksinasi )
Para pendiri bangsa, ungkap Fadil, sangat yakin dan amat fasih menerangkan mengapa Republik Indonesia ini harus mengusung tema kebangsaan dan kemanusiaan? “Karena keduanya adalah alas hidup bersama diatas aneka perbedaan,” ungkapnya.
“Indonesia yang merupakan mozaik keberagaman baik suku bangsa agama maupun ras mesti diikat dengan kesadaran untuk bersekutu di atas keyakinan menegakkan kedaulatan,” lanjut Fadil. (Baca juga: Ketum Pemuda Muhammadiyah Heran Masih Ada yang Bicara Perbedaan Ideologi)
Nasionalisme kebangsaan, kata Fadil, dibentuk tidak dengan menyembunyikan aneka perbedaan. Tapi dengan menghormati keberagaman demi terus melanggengkan maslahat bagi seluruh warga negara.
Fadil melanjutkan bahwa kemanusiaan adalah jantung persatuan bangsa dan ruh persaudaraan adalah inti kemanusiaan. “Setiap manusia dengan manusia lainnya setara sehingga tidak boleh terjadi penindasan antara manusia yang satu terhadap manusia atau kelompok masyarakat yang lainnya,” tegasnya.
“Inti kemerdekaan bukan semata-mata kedaulatan negara, tetapi memberi hak aman untuk semua warga. Itu barangkali tadi mengapa kami perlu menegakkan rasa aman diatas keberagaman,” tutup Fadil.
(thm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda