Kaleidoskop 2022: Aksi Perampokan Sadis yang Menggegerkan Jakarta

Jum'at, 30 Desember 2022 - 10:47 WIB
loading...
Kaleidoskop 2022: Aksi...
Aksi perampokan sadis pernah menggegerkan Jakarta. Mengacu pada beberapa rilis kasus kepolisian, masih kerap terjadi aksi perampokan di Jakarta pada tahun 2022. Foto: Ilustrasi/SINDONEWS
A A A
JAKARTA - Aksi perampokan sadis pernah menggegerkan Jakarta. Aksi perampokan disertai pembunuhan ini terjadi di sebuah rumah mewah Jalan Pulomas Utara, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, pada tahun 2016 silam.

Aksi perampokan ini tergolong sadis dan keji. Pelaku menyekap 11 orang penghuni rumah dalam satu ruangan kamar mandi berukuran 1,5 meter x 1,5 meter. Dari 11 orang yang disekap, enam di antaranya akhirnya meninggal dunia.



Dua pelaku kejahatan ini kemudian divonis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur dengan hukuman mati, dan satu pelaku lain dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Jakarta sebagai Kota Metropolitan tentu saja sulit terlepas dari aksi kriminalitas, salah satunya perampokan. Banyak faktor yang mendorong seseorang melakukan perampokan.

Faktor terjadinya perampokan umumnya didorong antara lain kesenjangan sosial, kurangnya kesadaran sendiri,kemiskinan, pengangguran, pendidikan rendah, kebutuhan mendesak, baik untuk kebutuhan ekonomi maupun karena terdesak ketagihan mengkonsumsi narkoba.



Pada tahun 2021, aksi perampokan di DKI Jakarta mengalami penurunan dibanding tahun 2020.Berdasarkan data Statistik Kriminalitas Provinsi DKI Jakatta 2021 yang dipublikasikan BPD DKI Jakarta pada Oktober 2022, dilaporkan tindak kejahatan terhadap hak milik/barang dengan penggunaan kekerasan, baik dengan senjata api, maupu senjata tajam, pada tahun 2021 sebanyak 29 kejadian, menurun dibanding tahun 2020 sebanyak 17 kejadian.

Ketua Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Iqrak Sulhin, pada sebuah kesempatan menyebutkan, aksi pencurian dan perampokan selama pendemi memang cenderung menurun lantaran aktivitas orang (masyarakat) lebih banyak dilakukan di rumah.

Akan tetapi, pencurian dan perampokan pada minimarket di pinggir jalan menjadi sasaran pelaku kejahatan lantaran kerap sepi dan tutup selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1993 seconds (0.1#10.140)