Ditemukan di Jakarta, 7 Fakta Cacar Monyet yang Perlu Diperhatikan

Sabtu, 20 Agustus 2022 - 21:01 WIB
loading...
Ditemukan di Jakarta, 7 Fakta Cacar Monyet yang Perlu Diperhatikan
Ada tujuh hal yang perlu diketahui dan terapkan mengenai penyakit cacar monyet. Foto: Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ada tujuh hal yang perlu diketahui dan terapkan mengenai penyakit cacar monyet . Demikian disampaikan oleh Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama.

"Sehubungan dengan pengumuman sore ini bahwa sudah adanya kasus cacar monyet di negara kita (di Jakarta) maka disampaikan tujuh hal yang perlu kita ketahui dan terapkan," kata Tjandra melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (20/8/2022).

Pertama, kata Tjandra, sesuai data resmi WHO sampai 17 Agustus 2022, sudah ada lebih dari 35.000 kasus cacar monyet dari 92 negara di dunia.

"Tapi kasus kita tentu belum masuk perhitungan, dan sudah ada 12 kematian di dunia," katanya.

Lalu hal ke dua, kata Tjandra, ialah angka kasus cacar monyet di dunia yang terus naik dengan peningkatan 20% seminggu.

"Tentu kita perlu amati bagaimana perkembangan kasus di negara kita sesudah adanya laporan kasus pertama sore ini," ucapnya.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini mengatakan, hal ke tiga adalah sebagian besar kasus cacar monyet menyerang pria yang melakukan hubungan badan sesama jenis.

"Sejauh ini sebagian besar kasus adalah mereka yang laki-laki sex dengan laki-laki. WHO menyampaikan bahwa negara dapat mendesain dan memberi informasi, dan pelayanan kesehatan pada kelompok ini, tentu dengan cara yang baik dan sesuai hak azasi, martabat dan kehormatan diri. Perlu juga ditegaskan bahwa tentu siapapun dapat terkena penyakit ini, apapun latar belakangnya," katanya.

Ke empat, Tjandra menyebut, WHO menyatakan bahwa semua negara termasuk Indonesia harus siap menghadapi cacar monyet yang sudah dinyatakan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD).

"Kalimatnya bukan “Kedaruratan Kesehatan Global”, dan semua perlu melakukan upaya kesehatan masyarakat untuk menghentikan penularan cacar monyet dinegaranya, apalagi kalau sudah ada kasus seperti di negara kita ini," ucapnya.

"Ke lima, ada sedikitnya enam upaya kesehatan yang harus dilakukan, apalagi kalau sudah ada kasus seperti kita ini," sambungnya.

Mantan DirJen Pengendalian Penyakit Kemenkes serta Mantan Kepala Balitbangkes itu mengatakan, ada enam upaya kesehatan yang dapat dilakukan.



"Ke satu peningkatan surveilan penyakit, ke dua penelusuran kasus yang ketat, ke tiga komunikasi risiko yang baik, ke empat keterlibatan aktif masyarakat, ke lima upaya penurunan risiko, dan ke enam adalah vaksinasi," katanya.

"Kita tentu berharap agar di negara kita setidaknya ke enam upaya kesehatan ini dapat dilakukan dengan maksimal," sambungnya.

Kembali ke topik tujuh hal yang perlu diketahui, dan diterapkan mengenai penyakit cacar monyet. Poin ke enam, adalah soal ketersediaan vaksin cacar monyet di dunia yang saat ini masih terbatas.

"Memang ketersediaan vaksin cacar monyet di dunia saat ini masih terbatas. WHO bahkan menegaskan bahwa mereka kawatir bahwa ketimpangan pemerataan vaksin yang pernah terjadi untuk Covid-19 akan terjadi lagi pada pengendalian cacar monyet ini," katanya.

"Karena itu baik kalau kita di Indonesia segera mengadakan vaksin di lapangan untuk yang membutuhkan," sambungnya.

Poin terakhir, Tjandra mengungkap bahwa WHO sudah memberikan penamaan baru untuk jenis cacar monyet.

"Ke tujuh, WHO sudah memberi penamaan baru untuk clade/galur/jenis cacar monyet. Yang dulu dikenal sebagai clade Congo Basin atau Afrika Tengan kini disebut sebagai clade I, dan yang clade/galur Afrika Barat disebut clade II," katanya.

Untuk diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan kasus cacar monyet pertama di Indonesia, Sabtu (20/8/2022). Terdapat 1 orang yang terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia.

"Hari ini pasiennya ada satu yang terkonfirmasi, dari DKI Jakarta, 27 tahun, laki-laki," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril.

Syahril menyampaikan, pasien tersebut habis bepergian dari luar negeri. Pasien memiliki gejala demam hingga ruam-ruam di muka dan sekitar alat genital.

Meski demikian, Syahril menyampaikan pasien tersebut tidak bergejala berat sehingga cukup diisolasi di rumah.

Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis langka yang disebabkan infeksi virus monkeypox. Biasanya gejala cacar monyet adalah demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit.

Ruam biasanya muncul dalam satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Ruam juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin dan mata.

Bentuk tampilan ruam atau lesi pada pasien cacar monyet adalah bintik merah seperti cacar biasa, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras, keropeng lalu rontok. Beberapa orang dengan cacar monyet memiliki gejala ringan. Namun, yang lain mungkin dapat mengalami gejala lebih berat dan memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan.
(mhd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1959 seconds (0.1#10.140)