Kisah Mistis Gunung Halimun, dari Misteri Benteng Kerajaan Prabu Siliwangi hingga Pesawat Jatuh
loading...
A
A
A
BOGOR - Kisah mistis Gunung Halimun masih dipercaya oleh sebagian masyarakat. Gunung Halimun yang berada di antara tiga wilayah kabupaten itu menyimpan banyak misteri yang dikaitkan dengan peristiwa gaib.
Gunung Halimun terletak di antara Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Lebak. Gunung Halimun memiliki ketinggian sekirar 1.925 mdpl.
Adanya beberapa kejadian aneh membuat masyarakat kerap mengaitkan Gunung Halimun dengan kisah mistis. Mitos keangkeran Gunung Halimun banyak dikaitkan dengan peristiwa gaib, seperti benteng-benteng Kerajaan Prabu Siliwangi yang hanya bisa dilihat oleh mata batin, hingga kemunculan ratusan harimau gaib sebagai penjaganya.
Gunung Halimun juga masih menyimpan cerita misteri soal kerajaan kera. Hal ini tak lepas dari seringnya ditemukan kerumunan kera di sana sehingga dikaitkan dengan misteri kerajaan kera.
Menurut cerita, kera-kera tersebut merupakan pasukan kerajaan Padjajaran yang bertugas melindungi Prabu Siliwangi saat bersemedi di Gunung Halimun.
Keangkeran Gunung Halimun juga sering disebut sebagai segitiga misterius atau segitiga bermudanya Indonesia. Menurut cerita yang berkembang, segitiga bermuda itu berada dalam 3 gunung yang lokasinya saling berdekatan yakni Gunung Halimun, Gunung Salak, dan Gunung Gede.
Hal ini dikaitkan dengan sering terjadinya kecelakaan pesawat di antara Gunung Halimun dan Gunung Salak. Sejak tahun 2003 hingga 2012 tercatat 6 kali musibah kecelakaan pesawat terjadi di segitiga bermuda.
Tahun 2003, sebanyak 7 orang tewas dalam musibah jatuhnya helikopter S-58 Twin Pack milik TNI Angkatan Udara. Tahun 2004, pesawat Paralayang JT500 jatuh dan menewaskan 3 orang.
Dua bulan kemudian pesawat Cessna 185 Skywagon juga jatuh dan menewaskan 5 orang. Pada tahun 2008, pesawat Cassa TNI AU A212-200 juga jatuh di Gunung Salak dan menewaskan 18 orang.
Setahun berselang tepatnya April 2009, pesawat latih Sundowner menewaskan 3 orang. Terakhir tahun 2012 kecelakaan di Gunung Salak menimpa pesawat Sukhoi Superjet 100 yang menewaskan paling banyak korban, yakni 45 orang.
Dikutip dari laman halimunsalak, Gunung Halimun bersatatus Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) sejak 28 Pebruari 1992 dengan luas 40.000 hektare. Kemudian pada tanggal 23 Maret 1997 resmi ditetapkan sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Departemen Kehutanan (UPT BTNGH).
Selanjutnya, atas dasar kondisi sumber daya alam hutan yang semakin terancam rusak dan adanya desakan para pihak yang peduli akan konservasi alam, maka pada tahun 2003 kawasan Halimun ditambah area dengan memasukkan kawasan hutan Gunung Salak, Gunung Endut.
Status sebelumnya merupakan hutan produksi terbatas dan hutan lindung yang dikelola Perum Perhutani diubah fungsinya menjadi hutan konservasi.
Gunung Halimun terletak di antara Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Lebak. Gunung Halimun memiliki ketinggian sekirar 1.925 mdpl.
Adanya beberapa kejadian aneh membuat masyarakat kerap mengaitkan Gunung Halimun dengan kisah mistis. Mitos keangkeran Gunung Halimun banyak dikaitkan dengan peristiwa gaib, seperti benteng-benteng Kerajaan Prabu Siliwangi yang hanya bisa dilihat oleh mata batin, hingga kemunculan ratusan harimau gaib sebagai penjaganya.
Gunung Halimun juga masih menyimpan cerita misteri soal kerajaan kera. Hal ini tak lepas dari seringnya ditemukan kerumunan kera di sana sehingga dikaitkan dengan misteri kerajaan kera.
Menurut cerita, kera-kera tersebut merupakan pasukan kerajaan Padjajaran yang bertugas melindungi Prabu Siliwangi saat bersemedi di Gunung Halimun.
Keangkeran Gunung Halimun juga sering disebut sebagai segitiga misterius atau segitiga bermudanya Indonesia. Menurut cerita yang berkembang, segitiga bermuda itu berada dalam 3 gunung yang lokasinya saling berdekatan yakni Gunung Halimun, Gunung Salak, dan Gunung Gede.
Hal ini dikaitkan dengan sering terjadinya kecelakaan pesawat di antara Gunung Halimun dan Gunung Salak. Sejak tahun 2003 hingga 2012 tercatat 6 kali musibah kecelakaan pesawat terjadi di segitiga bermuda.
Tahun 2003, sebanyak 7 orang tewas dalam musibah jatuhnya helikopter S-58 Twin Pack milik TNI Angkatan Udara. Tahun 2004, pesawat Paralayang JT500 jatuh dan menewaskan 3 orang.
Dua bulan kemudian pesawat Cessna 185 Skywagon juga jatuh dan menewaskan 5 orang. Pada tahun 2008, pesawat Cassa TNI AU A212-200 juga jatuh di Gunung Salak dan menewaskan 18 orang.
Setahun berselang tepatnya April 2009, pesawat latih Sundowner menewaskan 3 orang. Terakhir tahun 2012 kecelakaan di Gunung Salak menimpa pesawat Sukhoi Superjet 100 yang menewaskan paling banyak korban, yakni 45 orang.
Dikutip dari laman halimunsalak, Gunung Halimun bersatatus Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) sejak 28 Pebruari 1992 dengan luas 40.000 hektare. Kemudian pada tanggal 23 Maret 1997 resmi ditetapkan sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Departemen Kehutanan (UPT BTNGH).
Selanjutnya, atas dasar kondisi sumber daya alam hutan yang semakin terancam rusak dan adanya desakan para pihak yang peduli akan konservasi alam, maka pada tahun 2003 kawasan Halimun ditambah area dengan memasukkan kawasan hutan Gunung Salak, Gunung Endut.
Status sebelumnya merupakan hutan produksi terbatas dan hutan lindung yang dikelola Perum Perhutani diubah fungsinya menjadi hutan konservasi.
(thm)