Kehidupan Kampung Arab di Puncak Bogor, Warung Kaleng hingga Kawin Kontrak

Senin, 14 Februari 2022 - 21:58 WIB
loading...
Kehidupan Kampung Arab di Puncak Bogor, Warung Kaleng hingga Kawin Kontrak
Nama aslinya Kampung Sampay di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Namun, sejak hadirnya orang-orang Arab di daerah itu berubah menjadi Kampung Arab. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nama aslinya Kampung Sampay di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor . Namun, sejak hadirnya orang-orang Arab di daerah itu berubah menjadi Kampung Arab. Orang-orang Arab atau Timur Tengah sangat senang ke Puncak Bogor, bahkan menyebutnya bagaikan sepotong surga di dunia.

Geliat kehidupan orang-orang Arab di Kampung Sampay ditandai dengan berdirinya plang yang menjadi penanda toko atau bangunan tertentu ditulis dengan menggunakan huruf Arab.
Baca juga: Pulang dari Puncak Bogor, Warga Depok Terpapar Omicron

Suasana Arab begitu kentara ketika melintasi Jalan Jakarta-Puncak di Kilometer 84. Warga sekitar juga menyebut Kampung Arab dengan nama Warung Kaleng karena awalnya warung-warung yang didirikan pedagang China hampir semuanya beratapkan seng atau kaleng.

Walaupun saat ini kondisinya berubah tidak ada lagi bernuansa China dan seluruh warung sudah beratap genteng. Kini, suasananya justru berubah menjadi kearab-araban.

Turis asal Timur Tengah seperti Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, dan Qatar memang mengidolakan Kampung Sampay sebagai salah satu destinasi wisata populer di Tanah Air. Alasannya, mereka sangat menikmati bentang alam yang hijau dan hawa sejuk di kawasan Puncak.

Ditambah lagi, orang Arab memiliki pemahaman religius bahwa surga adalah sesuatu yang hijau, subur, dan terdapat sungai mengalir di bawahnya.

Keberadaan orang-orang Arab ini mendapat sambutan hangat dari warga setempat yang menyediakan berbagai fasilitas. Selain penginapan, tersedia pula berbagai toko, money changer, restoran, serta sarana hiburan lainnya yang bernuansa Arab.
Baca juga: Kisah Gang Semen, Lokalisasi PSK yang Melegenda di Puncak Bogor

Ironisnya, imbas dari keberadaan orang Arab di Kampung Sampay munculnya praktik kawin kontrak. Orang Arab dikenal sering melakukan kawin kontrak dengan gadis lokal untuk jangka waktu 1-3 bulan. Bahkan, ada juga yang kawin kontrak dengan perempuan dari wilayah lain seperti Sukabumi.

Dalam masa kawin kontrak itu, seorang perempuan mendapatkan bayaran mencapai Rp30 juta-Rp50 juta. Praktik kawin kontrak ini biasanya dilakukan secara terselubung di vila. Dengan motif mendapat keuntungan yang menggiurkan tak sedikit warga lokal yang mendukung aktivitas tersebut.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0943 seconds (0.1#10.140)