Jejak Sejarah Mbah Priok hingga Lekat dengan Tanjung Priok

Senin, 05 April 2021 - 06:05 WIB
loading...
A A A
Tanjung Priok Versi Sejarawan

Dalam Buku Saku Kasus Mbah Priok karya Ahmad Sayfi'i Mufid, Robi Nurhadi, dan KH Zulfa Mustofa, sejarawan Ridwan Saidi menuturkan Tanjung Priok tidak bisa dikaitkan dengan Mbah Priok.

Nama Tanjung Priok justru terkait Aki Tirem, penghulu atau pemimpin daerah Warakas yang tersohor sebagai pembuat priok (periuk). Sedangkan, kata Tanjung merujuk pada kontur tanah yang menjorok ke laut atau tanjung.

Buku itu juga mempertanyakan Risalah Manaqib yang dikemukakan ahli waris Mbah Priok. Dalam risalah tersebut, Mbah Priok disebut sebagai penyiar Islam yang lahir pada 1727 di Palembang kemudian pergi ke Batavia setelah dewasa untuk menyebarkan agama Islam.

Dia meninggal pada 1756 dalam usia 29 tahun sebelum sampai ke Batavia. Mbah Priok kemudian dikubur dekat pantai dengan nisan kayu dayung berhias priok nasi di sisi makamnya. Kayu dayung itu cepat tumbuh menjadi pohon tanjung. Dari situlah nama Tanjung Priok muncul.

Akan tetapi, Buku Saku Kasus Mbah Priok menyatakan Mbah Priok sebenarnya lahir pada tahun 1874 dan meninggal pada 1927.
Baca juga: Kisah Tragis Fientje de Feniks, PSK Primadona Batavia yang Dibunuh Petinggi Belanda

“Jauh sebelum Mbah Priok ada, nama Tanjung Priok sudah lebih dulu dikenal, bahkan sudah disebut dalam naskah Sunda abad ke-16,” ujar Ridwan Saidi, dalam Buku Saku Kasus Mbah Priok karya Ahmad Sayfi'i Mufid, Robi Nurhadi, dan KH Zulfa Mustofa.

Sementara, Alwi Shahab, dalam buku tersebut juga menyatakan jika dilihat dari sumber-sumber sejarah di kalangan kelompok Arab-Hadramaut, Habib Hasan tak mungkin lahir pada 1727, sementara dia keturunan ketiga (cicit) Habib Hamid Mufti dari Palembang yang lahir pada tahun 1750 dan wafat pada 19 Juli 1820.
Jejak Sejarah Mbah Priok hingga Lekat dengan Tanjung Priok

Pelabuhan Tanjung Priok tempo dulu. Foto: encyclopedia.jakarta-tourism.go.id

Kejanggalan lainnya yakni pada 1877 pemerintah Belanda mulai melaksanakan proyek pelabuhan yang dinamai Haven Tanjung Priok. Sedangkan, saat itu Habib Hasan baru berusia tiga tahun dan tinggal di Palembang.

Dalam buku itu juga dijelaskan bahwa Habib Hasan berangkat ke Batavia dan tertimpa musibah hingga akhirnya meninggal pada tahun 1927 di mana Haven Tanjung Priok sudah lebih dulu tersohor.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1603 seconds (0.1#10.140)