Kisah Tragis Fientje de Feniks, PSK Primadona Batavia yang Dibunuh Petinggi Belanda

Sabtu, 27 Maret 2021 - 06:05 WIB
loading...
Kisah Tragis Fientje de Feniks, PSK Primadona Batavia yang Dibunuh Petinggi Belanda
Fientje de Feniks. Foto: Sampul Buku De moord op Fientje de Feniks, Peter van Zonneveld
A A A
JAKARTA - Pada 17 Mei 1912 Batavia digemparkan penemuan sesosok mayat perempuan muda yang mengambang di Kali Baru. Mayat gadis blasteran atau indo itu dibungkus karung tersangkut di pintu air.

Berdasarkan jakartakita.com yang dikutip SINDOnews, Sabtu (27/3/2021), mayat perempuan itu adalah Fientje de Feniks. Pekerja seks komersial (PSK) primadona di Batavia yang memiliki tarif selangit. Baru berumur 19 tahun. Parasnya blasteran, campuran Indonesia dan Eropa. Kulitnya putih, tapi tidak pucat. Matanya bulat besar dan hidung mancung. Rambutnya panjang, hitam, serta ikal berombak.
Baca juga: 6 Fakta Rian dan Pembunuhan Berantai di Bogor yang Menggemparkan

Fientje diketahui bekerja di rumah pelacuran milik Umar. Komandan Polisi Batavia Komisaris Reumpol menangani kasus tersebut. Reumpol bertanya pada beberapa saksi antara lain teman-teman Fientje mengenai kronologis peristiwa.

Dia menemukan titik terang ketika teman Fientje yang juga PSK bersaksi. Raonah melihat langsung seorang pria bernama Gemser Brinkman mencekik Fientje dari sela-sela bilik bambu.

Brinkman merupakan anggota Sociteit Concordia yang berisi pembesar-pembesar Belanda. Raonah sempat dituding berbohong dan memberikan keterangan palsu oleh pengacara Brinkman. Pengadilan bahkan sempat mengirim tim untuk mengecek tempat kejadian perkara pembunuhan di lokalisasi milik Umar.

Akhirnya hakim memutuskan Brinkman bersalah dan akan dihukum mati. Brinkman pun berang dianggap bersalah lantaran dia adalah orang Belanda tulen, sementara Fientje hanya pelacur Indo yang tak berharga.
Baca juga: Dahulu, Nama Tangerang Itu Ternyata Tangeran Tanpa Huruf G di Belakang

Brinkman juga sempat sesumbar kalau rekan-rekannya di Sociteit Concordia, perkumpulan orang-orang terhormat Belanda di Batavia bakal membelanya habis-habisan. Namun, sayang anggapan itu salah besar. Brinkman tetap dihukum. Brinkman yang stres berat keburu mati bunuh diri sebelum dieksekusi.

Ada beberapa versi tentang pembunuhan Fientje. Brinkman sebenarnya tidak membunuh Fientje saat itu juga. Namun, dia menyuruh pembunuh bernama Silun bersama dua anak buahnya. Silun yang mencekik Fientje hingga tewas. Ternyata Brinkman belum membayarnya lunas. Dia baru dibayar persekot atau uang mukanya saja.

Sebagian pihak meyakini Brinkman membunuh Fientje karena cemburu. Dia sebenarnya sudah ingin menjadikan Fientje sebagai gundik, namun ternyata Fientje masih juga melayani pria lain. Sebab itu, Brinkman terbakar emosi kemudian menghabisi Fientje.

Kegemparan pembunuhan Fientje digambarkan oleh Tan Boen Kim dalam bukunya Pembunuhan Fientje de Feniks sebagai peristiwa yang kali pertama terjadi dengan bumbu-bumbu kekerasan dan seks di zaman Hindia Belanda. “Kehebohan segera menjalar di kalangan penduduk Betawi," tulis Tan Boen Kim menggambarkan situasi saat itu.
Baca juga: Wasiat Romantis Jenderal Hoegeng Minta Dimakamkan di Tajur Halang Bogor, Ada Pesan Unik di Nisannya
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1406 seconds (0.1#10.140)