46 Kelurahan di Kota Depok Masuk Zona Oranye Covid-19
loading...
A
A
A
DEPOK - Pada pekan ke-37 (9-15 November) wilayah yang memasuki zona oranye di Depok semakin banyak. Data dari ccc-19.depok.go.id, sebanyak 46 kelurahan di Kota Depok masuk zona oranye.
Sisanya yaitu 14 kelurahan zona kuning dan tiga kelurahan zona merah. “Depok Orange dengan score 2.00. Perhitungan ini dirilis oleh Satgas pusat dengan 14 indikator,” ungkap Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid19 (GTPPC) Kota Depok, Dadang Wihana, Rabu (18/11/2020).
Menurut Dadang, perkembangan ini bersifat fluktuatif, sehingga tiap waktu perkembangan tetap perlu diwaspadai. “Terlebih saat ini pergerakan orang sangat tinggi,” ujarnya. (Baca: Mamah Dedeh Dikabarkan Positif Covid-19)
Dadang menuturkan, GTPPC Kota Depok telah melakukan berbagai upaya agar jumlah pertambahan tidak tinggi. Namun tentunya perlu kerja sama banyak pihak terutama masyarakat. “Kami mencoba menjalankan strategi secara konsisten yang sudah dirancang sejak awal kasus dengan penyesuaian-penyesuaian sesuai dinamika yang terjadi,” tuturnya.
Klaster terbanyak saat ini adalah klaster kluarga. Mereka terpapar dari anggota kluarga yang bekerja atau klaster perkantoran. Untuk itu protokol kesehatan kembali bekerja sesuai Peraturan Wali Kota yang sudah disampaikan sejak lama agar diikuti.
"Diingatkan agar protokol 3M tetap diterapkan untuk melakukan pencegahan. Kami mengajak semua pihak untuk dapat berpartisipasi aktif dan menjadi duta-duta untuk mengingatkan protokol kesehatan di semua tatanan,” ucapnya.
Sisanya yaitu 14 kelurahan zona kuning dan tiga kelurahan zona merah. “Depok Orange dengan score 2.00. Perhitungan ini dirilis oleh Satgas pusat dengan 14 indikator,” ungkap Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid19 (GTPPC) Kota Depok, Dadang Wihana, Rabu (18/11/2020).
Menurut Dadang, perkembangan ini bersifat fluktuatif, sehingga tiap waktu perkembangan tetap perlu diwaspadai. “Terlebih saat ini pergerakan orang sangat tinggi,” ujarnya. (Baca: Mamah Dedeh Dikabarkan Positif Covid-19)
Dadang menuturkan, GTPPC Kota Depok telah melakukan berbagai upaya agar jumlah pertambahan tidak tinggi. Namun tentunya perlu kerja sama banyak pihak terutama masyarakat. “Kami mencoba menjalankan strategi secara konsisten yang sudah dirancang sejak awal kasus dengan penyesuaian-penyesuaian sesuai dinamika yang terjadi,” tuturnya.
Klaster terbanyak saat ini adalah klaster kluarga. Mereka terpapar dari anggota kluarga yang bekerja atau klaster perkantoran. Untuk itu protokol kesehatan kembali bekerja sesuai Peraturan Wali Kota yang sudah disampaikan sejak lama agar diikuti.
"Diingatkan agar protokol 3M tetap diterapkan untuk melakukan pencegahan. Kami mengajak semua pihak untuk dapat berpartisipasi aktif dan menjadi duta-duta untuk mengingatkan protokol kesehatan di semua tatanan,” ucapnya.
(hab)