Imbas Pembatasan Aktivitas di Depok, Idris: Kalau Bicara Rugi, Semuanya Merugi
loading...
A
A
A
DEPOK - Wali Kota Depok Mohammad Idris meminta masyarakat memahami soal penerapan pembatasan aktivitas warga (PAW) yang sudah berjalan dua pekan. Pemberlakukan PAW kerap dianggap merugikan pelaku usaha. Namun, dia mengingatkan bahwa banyak juga kalangan yang terdampak karena harus memantau pelaksanaan PAW.
“Kalau bicara rugi, semuanya rugi. Aparat juga yang paling rugi karena tenaganya dan meninggalkan keluarga. Segala macam ini sangat rugi, kalau bicara masalah rugi. Jadi, tolong kita seimbangkan antara perhatian terhadap kesehatan dan kita tidak akan mematikan usaha siapapun,” ujar Idris, Selasa (15/9/2020). (Baca juga: 15 Pasien Terpapar Covid-19 Lakukan Isolasi di Hotel Ibis Grogol)
Dia mengaku banyak yang mengeluh padanya termasuk penjual Pecel Lele di Sawangan. Namun, pihaknya pun tak hanya diam. Ada hal yang masih bisa dilakukan yaitu buka, tapi tidak boleh makan di tempat.
“Itu (keluhan) kita dengarkan. Nanti secara implementasi keluhannya apa dan bisa kita kasihkan jalan keluar. Misalnya tukang Pecel Lele kemarin yang ngadu ke saya di Sawangan, dia bilang bukanya jam 4 sore melayani langsung makan di situ boleh dengan protokol kesehatan sampai pukul 18.00 bapak alihkan untuk take away. Itu bisa sampai pukul 20.00 WIB, jadi bisa disiasati seperti itu,” kata Idris.
Untuk lokasi wisata, Pemkot Depok masih memperbolehkan buka, namun tidak semua bisa buka. Pihaknya memberlakukan protokol kesehatan yang ketat di sana. (Baca juga: 7 Tempat Makan di Jakarta Timur Langgar Protokol Kesehatan, 5 Ditutup)
“Protokolnya masih ada tempat-tempat yang memungkinkan untuk dibuka, tetapi kalau taman atau wisata air khususnya renang itu belum bisa. Kalau setu kan ngga berenang,” katanya.
Pemkot Depok bakal memberlakukan PSBB Proporsional atau PSKS hingga 29 September 2020. Dia berharap tidak ada lagi perpanjangan. “PSBM sementara kalau dari provinsi masih sampai tanggal 29 September. Mudah-mudahan ngga ditambah lagi,” ucapnya.
Menurut Idris, saat ini Depok masih zona merah sehingga diberlakukan PAW. Jika didiamkan saja kemungkinan bisa menjadi zona hitam.
“Kalau bicara rugi, semuanya rugi. Aparat juga yang paling rugi karena tenaganya dan meninggalkan keluarga. Segala macam ini sangat rugi, kalau bicara masalah rugi. Jadi, tolong kita seimbangkan antara perhatian terhadap kesehatan dan kita tidak akan mematikan usaha siapapun,” ujar Idris, Selasa (15/9/2020). (Baca juga: 15 Pasien Terpapar Covid-19 Lakukan Isolasi di Hotel Ibis Grogol)
Dia mengaku banyak yang mengeluh padanya termasuk penjual Pecel Lele di Sawangan. Namun, pihaknya pun tak hanya diam. Ada hal yang masih bisa dilakukan yaitu buka, tapi tidak boleh makan di tempat.
“Itu (keluhan) kita dengarkan. Nanti secara implementasi keluhannya apa dan bisa kita kasihkan jalan keluar. Misalnya tukang Pecel Lele kemarin yang ngadu ke saya di Sawangan, dia bilang bukanya jam 4 sore melayani langsung makan di situ boleh dengan protokol kesehatan sampai pukul 18.00 bapak alihkan untuk take away. Itu bisa sampai pukul 20.00 WIB, jadi bisa disiasati seperti itu,” kata Idris.
Untuk lokasi wisata, Pemkot Depok masih memperbolehkan buka, namun tidak semua bisa buka. Pihaknya memberlakukan protokol kesehatan yang ketat di sana. (Baca juga: 7 Tempat Makan di Jakarta Timur Langgar Protokol Kesehatan, 5 Ditutup)
“Protokolnya masih ada tempat-tempat yang memungkinkan untuk dibuka, tetapi kalau taman atau wisata air khususnya renang itu belum bisa. Kalau setu kan ngga berenang,” katanya.
Pemkot Depok bakal memberlakukan PSBB Proporsional atau PSKS hingga 29 September 2020. Dia berharap tidak ada lagi perpanjangan. “PSBM sementara kalau dari provinsi masih sampai tanggal 29 September. Mudah-mudahan ngga ditambah lagi,” ucapnya.
Menurut Idris, saat ini Depok masih zona merah sehingga diberlakukan PAW. Jika didiamkan saja kemungkinan bisa menjadi zona hitam.
(jon)