Budidaya Ikan Bioflok, Warga Depok Bentuk Ketahanan Pangan di Perkotaan
loading...
A
A
A
Dalam sekali panen per tiga sampai empat bulan, kelompoknya bisa menghasilkan 20 kilogram ikan. Jika dibagikan ke anggota, masing-masing mendapat satu kilogram ikan. Pada sesi panen tertentu mereka menjual ke penadah ikan dengan harga rata-rata Rp 19 ribu/kilogram. Uang hasil penjualan disetorkan ke kas untuk membeli ikan lagi.
Medio empat tahun budidaya ikan mereka terus berkembang. Jumlah bibit yang ditebar bertambah sekira 6.000 ekor. Kelompok ini berharap hasilnya bisa memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
"Alhamdulillah, ikannya dikonsumsi untuk anggota kelompok dan tidak perlu keluar biaya lagi untuk perawatan serta pakannya terbentuk alami dari bakteri patogen di kolamnya," tutur Murji.
Usaha peternakan lele kelompok 'Lele Kita' juga disinergikan dengan pertanian di lahan terbatas. Ada beragam tanaman sayur serta buah yang juga dikembangkan di lahan sekitar kolam. Meski masih dalam tahap awal konsep pertanian terpadu mulai diterapkan.
Murji menyebut air buangan dari kolam lele bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman. Apalagi di musim kemarau ada masa di mana sumber air agak susah di Depok. Sejumlah tanaman seperti daun pepaya juga bisa dipakai sebagai pakan alami dan obat untuk lele.
Kesuksesan kolam lele bioflok kelompok 'Lele Kita' ini menginspirasi warga lain untuk melakukan budidaya serupa. Indah Wulandari, anggota Dasa Wisma RT 08 RW 03 Kampung Serab, membuat kolam ubin berukuran 1 x 10 meter di pekarangan samping rumahnya. Kolam tersebut diisi bibit lele sebanyak 500 ekor.