DPRKP DKI: Kampung Akuarium Jadi Contoh Baik Kolaborasi di Jakarta
Rabu, 15 Desember 2021 - 23:36 WIB
JAKARTA - Gelaran akbar Festival Kolaborasi Jakarta (FKJ) memasuki hari kedua. Kegiatan yang melibatkan berbagai pihak dari berbagai sektor dan industri ini telah diselenggarakan mulai tanggal 14 hingga 16 Desember 2021.
Mengusung tema Rise of Resilient and Liveable City, kegiatan yang akan dilangsungkan secara virtual ini akan menjadi wadah yang mengakomodasi kolaborasi yang sudah ada sekaligus merangkul kolaborator baru yang memiliki potensi untuk berkontribusi terhadap kemajuan kota Jakarta dan warganya. Sebelum masuk ke acara inti, berbagai rangkaian kegiatan pre-event pun telah dan sedang digelar sejak bulan Oktober lalu, di antaranya adalah Indonesian Contemporary Art & Design 2021, Tik Tok Challenge, Yel Yel wilayah, Kompetisi Foto Mural, festival #IniJakarta, Jakarta Zona Meriah, Pop Art Jakarta hingga Festival Kerja Bakti.
Setelah kemarin telah berlangsung hari pertama Festival Kolaborasi Jakarta, melalui bincang komunitas serta diskusi panel tentang tema lingkungan, manajemen sampah, dan ekonomi kreatif dengan latar belakang narasumber yang beragam, mulai dari perwakilan pemerintah DKI Jakarta, swasta, hingga organisasi. Hari ini, FKJ mengusung berbagai diskusi Urban Regeneration, Mobility Resilience, Good Health and Well Being hingga Collaborative Response.
Regenerasi Perkotaan Menuju Kota Tangguh Urban Regeneration, menjadi topik pembahasan disesi pertama hari ini, bagaimana kolaborasi yang bersinergi untuk mewujudkan tata kota yang baik, membebaskan Indonesia bebas kumuh.
Kepala Bidang Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Kabid DPRKP) DKI Jakarta Retno Sulistyaningrum mengatakan, butuhnya dukungan tidak hanya dari pemerintah namun dari berbagai institusi dan masyarakat secara luas. Pendekatan strategi untuk mewujudkan penataan kota yang baik dibagi menjadi dua tahap, mulai dari explain plan sebagai tahap pertama dan collaboration implementation program sebagai tahap kedua.
Salah satu wujud kolaborasi yang dapat dijadikan contoh adalah Kawasan Kampung Susun Akuarium, masyarakat, warga setempat, dan pemerintah bergerak bersama mulai dari penyusunan perencanaan hingga eksekusi.
“Saat ini, Kawasan Kampung Susun Akuarium telah terhuni sebanyak 107 unit, hal ini bisa menjadi contoh kolaborasi yang baik untuk mewujudkan Kota Tangguh, gerak bersama untuk mencapai tujuan,” kata Retno dalam keterangan persnya, Rabu (15/12/2021).
Selain itu, hadir pula Yu Sing, Chief Executive Officer of Studio Arsitek Akanoma yang membahas mengenai penataan Kampung Susun Produktif di Bukit Duri.
Kemudian, bincang komunitas sesi 1 ini dilengkapi oleh Rita Padawani, Associate Professor di Singapore University of Social Science. Bersinergi, kolaborasi dalam membangun kota Tangguh.
Mengusung tema Rise of Resilient and Liveable City, kegiatan yang akan dilangsungkan secara virtual ini akan menjadi wadah yang mengakomodasi kolaborasi yang sudah ada sekaligus merangkul kolaborator baru yang memiliki potensi untuk berkontribusi terhadap kemajuan kota Jakarta dan warganya. Sebelum masuk ke acara inti, berbagai rangkaian kegiatan pre-event pun telah dan sedang digelar sejak bulan Oktober lalu, di antaranya adalah Indonesian Contemporary Art & Design 2021, Tik Tok Challenge, Yel Yel wilayah, Kompetisi Foto Mural, festival #IniJakarta, Jakarta Zona Meriah, Pop Art Jakarta hingga Festival Kerja Bakti.
Setelah kemarin telah berlangsung hari pertama Festival Kolaborasi Jakarta, melalui bincang komunitas serta diskusi panel tentang tema lingkungan, manajemen sampah, dan ekonomi kreatif dengan latar belakang narasumber yang beragam, mulai dari perwakilan pemerintah DKI Jakarta, swasta, hingga organisasi. Hari ini, FKJ mengusung berbagai diskusi Urban Regeneration, Mobility Resilience, Good Health and Well Being hingga Collaborative Response.
Regenerasi Perkotaan Menuju Kota Tangguh Urban Regeneration, menjadi topik pembahasan disesi pertama hari ini, bagaimana kolaborasi yang bersinergi untuk mewujudkan tata kota yang baik, membebaskan Indonesia bebas kumuh.
Kepala Bidang Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Kabid DPRKP) DKI Jakarta Retno Sulistyaningrum mengatakan, butuhnya dukungan tidak hanya dari pemerintah namun dari berbagai institusi dan masyarakat secara luas. Pendekatan strategi untuk mewujudkan penataan kota yang baik dibagi menjadi dua tahap, mulai dari explain plan sebagai tahap pertama dan collaboration implementation program sebagai tahap kedua.
Salah satu wujud kolaborasi yang dapat dijadikan contoh adalah Kawasan Kampung Susun Akuarium, masyarakat, warga setempat, dan pemerintah bergerak bersama mulai dari penyusunan perencanaan hingga eksekusi.
“Saat ini, Kawasan Kampung Susun Akuarium telah terhuni sebanyak 107 unit, hal ini bisa menjadi contoh kolaborasi yang baik untuk mewujudkan Kota Tangguh, gerak bersama untuk mencapai tujuan,” kata Retno dalam keterangan persnya, Rabu (15/12/2021).
Selain itu, hadir pula Yu Sing, Chief Executive Officer of Studio Arsitek Akanoma yang membahas mengenai penataan Kampung Susun Produktif di Bukit Duri.
Kemudian, bincang komunitas sesi 1 ini dilengkapi oleh Rita Padawani, Associate Professor di Singapore University of Social Science. Bersinergi, kolaborasi dalam membangun kota Tangguh.
tulis komentar anda