Tanamur, Diskotek Tertua di Jakarta yang Pernah Disinggahi Muhammad Ali, Mick Jagger hingga Bee Gees
Sabtu, 29 Mei 2021 - 05:45 WIB
JAKARTA - Menyebut Tanamur di kalangan clubbers atau pengelana dunia malam pasti langsung melayang ke nama sebuah diskotek . Yap, Tanamur adalah akronim dari Tanah Abang Timur yang merupakan diskotek pertama dan tertua di Jakarta .
Tanamur yang berdiri pada 12 November 1970 membawa pengaruh dalam perkembangan dunia party di Ibu Kota. Dikutip dari shvr.id, Sabtu (29/5/2021), awal berdirinya Tanamur hanya memainkan musik dari piringan hitam atau kaset yang ter-influence dari diskotek dan night club yang ada di Amerika, Jerman, serta Paris yang saat itu sedang hype musik disko.
Baca juga: Kafe dan Restoran Beroperasi saat PPKM, Pengusaha Diskotek-Panti Pijat di Jakarta Cemburu
Adalah Ahmad Fahmy Alhady, pendiri Tanamur yang mengubah image night club yang selalu identik dengan sesuatu formal menjadi alternatif hiburan untuk banyak orang dari berbagai kalangan dengan suasana lebih bebas dan santai. Sekadar diketahui, Ahmad Fahmy Alhady yang juga saudagar asal Arab beristrikan Ratna Sarumpaet pada 1972 silam kemudian bercerai tahun 1985. Salah satu anak pasangan ini yakni artis Atiqah Hasiholan.
Salah satu sudut Diskotek Tanamur. Foto: jakarta100bars.com
Kala itu, Tanamur membawakan new norm for party culture di Jakarta karena di tempat ini orang bisa bebas joget ajojing tanpa harus takut melanggar aturan formal seperti yang ada pada night club kebanyakan pada waktu itu. Tanamur pun berhasil mencapai tujuannya karena 60 persen pengunjung Tanamur adalah anak muda.
Tak hanya booming di Jakarta, Tanamur juga menjadi diskotek pertama di Asia Tenggara yang terkenal sampai ke mancanegara. Berbagai pesohor dunia pernah datang ke Tanamur yakni Muhammad Ali, Chuck Norris, Ruud Gullit, Bee Gees, Deep Purple, Mick Jagger hingga Jean Claude Van Damme.
Baca juga: Pengunjung Positif Narkoba, DKI Bakal Cabut Izin Diskotek New Monggo Mas Daan Mogot
Pantas, Tanamur tak pernah sepi. Untuk sekali masuk pengunjung merogoh Rp10 ribu-Rp 20 ribu. Pengunjung bisa melepas penat di lantai dansa. Tersedia juga bar untuk pengunjung yang ingin membeli minuman dan makanan.
Tanamur kerap mengundang DJ untuk memanjakan pengunjung. Setiap harinya diskotek ini dijejali 800 hingga 1.000 pengunjung. Namun, eksistensinya mulai meredup saat badai krisis moneter pada 1990-an. Kemudian, Tanamur berada di ambang kebangkrutan setelah peristiwa Bom Bali pada 2002. Akhirnya diskotek legendaris ini resmi ditutup pada 2005.
Tanamur yang berdiri pada 12 November 1970 membawa pengaruh dalam perkembangan dunia party di Ibu Kota. Dikutip dari shvr.id, Sabtu (29/5/2021), awal berdirinya Tanamur hanya memainkan musik dari piringan hitam atau kaset yang ter-influence dari diskotek dan night club yang ada di Amerika, Jerman, serta Paris yang saat itu sedang hype musik disko.
Baca juga: Kafe dan Restoran Beroperasi saat PPKM, Pengusaha Diskotek-Panti Pijat di Jakarta Cemburu
Adalah Ahmad Fahmy Alhady, pendiri Tanamur yang mengubah image night club yang selalu identik dengan sesuatu formal menjadi alternatif hiburan untuk banyak orang dari berbagai kalangan dengan suasana lebih bebas dan santai. Sekadar diketahui, Ahmad Fahmy Alhady yang juga saudagar asal Arab beristrikan Ratna Sarumpaet pada 1972 silam kemudian bercerai tahun 1985. Salah satu anak pasangan ini yakni artis Atiqah Hasiholan.
Salah satu sudut Diskotek Tanamur. Foto: jakarta100bars.com
Kala itu, Tanamur membawakan new norm for party culture di Jakarta karena di tempat ini orang bisa bebas joget ajojing tanpa harus takut melanggar aturan formal seperti yang ada pada night club kebanyakan pada waktu itu. Tanamur pun berhasil mencapai tujuannya karena 60 persen pengunjung Tanamur adalah anak muda.
Tak hanya booming di Jakarta, Tanamur juga menjadi diskotek pertama di Asia Tenggara yang terkenal sampai ke mancanegara. Berbagai pesohor dunia pernah datang ke Tanamur yakni Muhammad Ali, Chuck Norris, Ruud Gullit, Bee Gees, Deep Purple, Mick Jagger hingga Jean Claude Van Damme.
Baca juga: Pengunjung Positif Narkoba, DKI Bakal Cabut Izin Diskotek New Monggo Mas Daan Mogot
Pantas, Tanamur tak pernah sepi. Untuk sekali masuk pengunjung merogoh Rp10 ribu-Rp 20 ribu. Pengunjung bisa melepas penat di lantai dansa. Tersedia juga bar untuk pengunjung yang ingin membeli minuman dan makanan.
Tanamur kerap mengundang DJ untuk memanjakan pengunjung. Setiap harinya diskotek ini dijejali 800 hingga 1.000 pengunjung. Namun, eksistensinya mulai meredup saat badai krisis moneter pada 1990-an. Kemudian, Tanamur berada di ambang kebangkrutan setelah peristiwa Bom Bali pada 2002. Akhirnya diskotek legendaris ini resmi ditutup pada 2005.
(jon)
tulis komentar anda