Heroiknya Tole Iskandar dan Kelompok 21 Usir Penjajah dari Depok

Sabtu, 13 Maret 2021 - 06:30 WIB
Barisan Tole Iskandar. Foto: Wikimedia Commons
JAKARTA - Tole Iskandar , pejuang kemerdekaan yang lahir di Gang Kembang, Ratu Jaya, Kota Depok ini merupakan anak dari pasangan Raden Samidi Darmorahardjo bin Adam dan Sukati binti Raden Setjodiwiryo. Tole adalah sulung dari tujuh bersaudara. Adiknya yaitu Tuti, Sukaesih, Sugito, Suyoto, Mulyati, dan Slamet Mulyono. Kakeknya merupakan Menteri Perairan zaman kolonial Belanda di Depok.

Berdasarkan sumber tamantoleiskandar.wordpress.com yang dikutip SINDOnews, Sabtu (13/3/2021), Tole Iskandar memiliki catatan perjuangan tertulis dalam Laskar Pemuda Depok. Laskar itu tersohor dengan sebutan Kelompok 21. Pada September 1945 diadakan rapat pertama kali di sebuah rumah di Jalan Citayam (sekarang Jalan Kartini), Tole berikut tujuh bekas anggota Heiho dan 13 anggota Pemuda Islam Depok mengadakan rapat dan diputuskan membentuk Barisan Keamanan Depok. Tole terpilih menjadi komandan. Mereka inilah cikal bakal perjuangan di Depok.

Baca juga: KH Noer Ali Putra Bekasi yang Menjadi Pahlawan Nasional

Ide pembentukan Barisan Keamanan Depok karena setelah kemerdekaan situasi tidak menentu. Semua hal berbau Belanda dan tidak mau memasang bendera Merah Putih dianggap musuh.

Buntutnya, pecah insiden di Jalan Pemuda. Masyarakat kampung merebut semua harta melalui peristiwa Gedoran Depok. Mereka menawan para keturunan Belanda Depok ke Bogor. Belanda Depok merupakan mantan pekerja Cornelis Chastelein. Mereka mendapatkan jatah harta warisan Cornelis berupa tanah untuk dikelola pekerja yang didatangkan dari Sulawesi, Kalimantan, Timor, dan Bali. Cornelis kemudian membentuk 12 marga untuk mereka setelah penghapusan perbudakan pada tahun 1714.



12 marga itu yakni Laurenz, Loen, Leander, Jonathans, Toseph, Yakob, Sudira, Samuel, Sadok, Isac, Bakas, dan Tholence. Kini keturunan mereka umumnya tinggal di kawasan Depok Lama.

Laskar 21 yang dipimpin Tole Iskandar mengumpulkan Belanda Depok di sebuah tempat dekat Stasiun Depok Lama agar tidak menjadi korban dendam terhadap Belanda. Tole juga ikut mengusir pendudukan Belanda di Depok dan terlibat perang di Kalibata serta Bogor.

Saat itu, senjata yang dimiliki Barisan Keamanan ini hanya empat pucuk carabine Jepang. Itu pun hasil rampasan dari polisi Jepang yang bertugas di Depok. Kolonel Samuan, salah satu tim penyusun sejarah perjuangan di Bogor, ke-21 orang ini diberi nama Kelompok 21.

Pada 15 Oktober 1945 di Bogor dibentuk BKR resimen II membawahi empat batalion, yaitu Batalion I Depok, Batalion II Leuwiliang, Batalion III Cileungsi, serta Batalion IV Kota Bogor.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More