GMNI Soroti Nasib Warga Kampung Bayam yang Terdampak Pembangunan JIS

Jum'at, 07 Juli 2023 - 18:47 WIB
Kampung Susun Bayam di Jakarta Utara, yang bersebelahan dengan Jakarta International Stadium (JIS). Foto/Dok SINDOnews
JAKARTA - Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ( GMNI ) Arjuna Putra Aldino menilai pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta Utara, menyisakan luka bagi rakyat kecil yang tinggal di Kampung Bayam dan Kampung Bambu. Arjuna meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan mengatasi masalah tersebut.

"Bukan hanya tak layak standar FIFA, pembangunan JIS menggusur rumah rakyat di Kampung Bayam dan Kampung Bambu. Sampai hari ini mereka masih mencari keadilan, hidup terlunta-lunta," ungkap Arjuna dalam siaran pers, Jumat (7/7/2023).

Menurut Arjuna, nasib warga eks Kampung Bayam yang digusur saat pembangunan JIS masih terkatung-katung untuk memperoleh tempat tinggal. Mereka dulu dijanjikan bakal direlokasi ke Kampung Susun Bayam oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Namun, sampai hari ini janji itu tak kunjung terealisasi.

Arjuna juga meminta para stakeholder tidak hanya membahas kemegahan JIS dan kebutuhan membangun stadion sepak bola bertaraf internasional, tetapi juga memikirkan nasib rakyat yang digusur hanya demi kecantikan, keindahan, dan kemegahan JIS. Menurut Arjuna, mereka yang digusur juga warga negara yang berhak mendapatkan keadilan dan haknya.





Sampai hari ini, kata Arjuna, warga korban penggusuran masih menagih janji kepada PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai pemilik aset. Mereka telah melayangkan banding administratif terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan PT Jakpro. Kampung Susun Bayam sampai saat ini belum terbuka untuk warga yang rumahnya digusur. Hingga saat ini dinyatakan tidak ada satupun warga yang menempati bangunan tersebut.



Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Arjuna Putra Aldino. Foto/Istimewa

"Jadi, mana janji relokasi? Mengganti kata gusur dengan relokasi, hasil akhirnya rakyat terlunta-lunta hidupnya hanya demi elektabilitas. Bahkan harga sewa Kampung Susun Bayam juga sangat mahal, tidak sesuai dengan kemampuan ekonomi warga yang digusur yang hanya pekerja harian dan serabutan," jelasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More