Perbaiki Ekonomi Jakarta, Sandiaga Uno: Revitalisasi UMKM Jadi Kunci

Minggu, 12 Juli 2020 - 20:33 WIB
loading...
Perbaiki Ekonomi Jakarta,...
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berharap pemerintah pusat dan daerah mereorientasikan sektor ekonomi dalam menyikapi keadaan saat ini. Tokoh Enterpreneur Indonesia ini berpendapat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam menjaga roda ekonomi di Indonesia, khususnya Jakarta.

“Sehingga demi menghidupkan ekonomi masyarakat di tengah Covid-19, revitalisasi UMKM menjadi kunci,” kata Sandi dalam webinar, Sabtu (11/7/2020). ( )

Berdasarkan laporan yang diterimanya, UMKM merupakan penyumbang 97 persen lapangan kerja kini memiliki masa sulit dengan menurunnya penjualan, kendala permodalan, menurunnya pesanan, logistik yang tidak lancar, hingga ancaman gagal bayar yang berpotensi bermasalah pada sektor keuangan.

Agar tak makin terpuruk, Sandi melihat pemerintah perlu memprioritaskan kembali fokus ekonomi. Pasalnya, di setiap krisis, UMKM berperan besar bangkit. Sekalipun Pemerintah membuat paket kebijakan untuk membantu pelaku UMKM dengan anggaran Rp34,15 triliun. Namun, realisasinya masih rendah.

“Padahal pelaku UMKM juga memiliki keluarga yang harus dihidupi, ditambah adanya tekanan akibat naiknya biaya rumah tangga,” kata Sandi. ( )

Dengan kondisi demikian, Sandi menyarankan pemerintah Indonesia harus membalikkan tren-nya. Caranya, dengan memberikan dukungan insentif dan serial paket kebijakan yang cepat dan tepat sasaran.

Selain itu, kendala lain yang dihadapi para pelaku UMKM di pandemi ini adalah terganggunya pasokan terutama yang tergantung pada barang impor dan produk kesehatan serta pangan.

Menjawab masalah itu, founder Oke Oce Indonesia ini menjelaskan beberapa gagasan aman pangan yang bisa dijalankan memajukan peningkatan sektor pertanian.

Sebab merujuk lembaga Food and Agriculture Organization (FAO), mereka memprediksi bahwa akan terjadi krisis pangan secara global. Namun demikian, Sandi yakin Indonesia bisa keluar dan menutupi kebutuhan pangan global.

“Negeri ini berpeluang mengejar defisit dan mencegah krisis pangan. Contoh beras, Produksi kita sampai 31 juta ton, sementara kebutuhan tahun lalu hanya 29 juta ton,” ucapnya.

Merujuk dari angka itu, Sandi menyarankan edukasi menumbuhkan ketahanan pangan mulai dari lingkup keluarga hingga bangsa perlu dilakukan seiring melipatgandakan kapasitas produksi pangan lokal.

Kemudian, ia menyarankan agar memperkaya food mix dengan bahan baku asli Indonesia, terutama ikan. Serta menerapkan teknologi untuk menciptakan green jobs untuk generasi muda.

“Saat ini ada teknologi yang sudah sangat maju. Maka akan muncul juga lapangan pekerjaan bila kita memanfaatkan teknologi pangan ini,” tuturnya.

Dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produksi, Sandi menilai akan terjadi transformasi pertanian. Penciptaan lapangan kerja yang presisi bisa dicari, salah satunya memiliki pertanian yang berbasis teknologi, seperti teknologi bibit. “Bagaimana kita mengelola perbibitan kita bagaimana kita memiliki bibit sesuai dengan lingkungan yang ada,” ucapnya.

Sementara itu, Founder KAHMIPreneur Kamarussamad menilai Pandemi memberikan efek secara keseluruhan, salah satunya pertumbuhan Indonesia yang terkena 0,4 persen. “Yang lebih terdampak akan ada penambahan pengangguran hingga 5-6 juta orang,” tuturnya.

Karena itu, Anggota DPR RI Komisi XI menyarankan pemerintah memberikan kebijakan fiscal saat menerapkan new normal. Hanya saja waktu yang tepat diberikan saat penurunan grafik Covid-19.

“Kita belum bisa pastikan apakah sudah dipuncak atau sedang turun, karena dalam beberapa hari ini kita sudah tembus diatas 2.000 orang positif Covid-19. Idealnya new normal diterapkan bila kurva kita sudah dipuncak,” katanya.

Dalam menciptakan Argopreneur, Kamarussamad mencontohkan beberapa, yakni Vietnam, Jerman, Taipeh, hingga Selandia Baru yang telah menjadikan argopreneur dalam menjawab kebutuhan pangan. “Ini kunci utama akan kelangkaan pangan. Dan akan menjadi kekuatan baru, tapi belum dilirik pemerintah,” tutupnya.
(mhd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1814 seconds (0.1#10.140)