Penyebab Kematian Sekeluarga di Kalideres Masih Misterius, Berikut 4 Spekulasi yang Berkembang

Minggu, 20 November 2022 - 08:39 WIB
loading...
A A A


"Tim kedokteran forensik sudah melaksanakan autopsi dan sudah melaksanakan proses penelitian histopatologi dan juga dari laboratorium forensik juga melaksanakan pemeriksaan toksikologi," ujar Hengki.

3. Meninggal karena Sakit?
Seorang pedagang jamu berinisial R, mengungkapkan bahwa keluarga korban sering memesan jamu sebanyak 5 bungkus.

Korban biasa membeli jamunya setiap dua pekan hingga sebulan sekali. Meski sering mengantar, namun R tidak pernah masuk ke area dalam rumah korban. Bahkan, dirinya hanya berdiri di depan pintu gerbang rumah. Terakhir kali R mengantar jamu ke rumah korban saat pandemi Covid-19 awal Maret 2020. Setelah itu, korban tidak pernah memesan jamunya lagi.

4. Korban Penganut Apokaliptik?
Kematian satu keluarga di Kalideres ini memang misterius sehingga memunculkan banyak spekulasi. Bahkan Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menduga keluarga tersebut mengikuti aliran, khusus seperti apokaliptik. Hal ini menyangkut beberapa temuan polisi yang melihat tidak adanya makanan atau minuman di rumah keluarga tersebut. Bahkan isi kulkasnya kosong.



"Mungkin keempatnya adalah penganut keyakinan menyimpang tentang hidup setelah mati. Tindakan melaparkan diri adalah bagian untuk mencapai kesempurnaan hidup," ujar Adrianus.

Temuan kasus seperti ini terbilang jarang di Indonesia. Bahkan, bisa dikatakan temuan baru. Jika teori tersebut benar, maka temuan kasus ini tidak aneh.

Terkait hal ini, Polda Metro Jaya mendalami temuan sejumlah buku di rumah korban, yang salah satunya diduga berisi ajaran agama. Hengki Haryadi mengatakan, pihaknya menggandeng ahli untuk memastikan buku yang ditemukan tersebut apakah berhubungan dengan ajaran agama atau tidak.

Warga hingga pengurus RT setempat memang mengakui jika keluarga tersebut jarang terlihat dan jarang berkomunikasi. Sehingga, warga tidak bisa menduga kapan dan bagaimana keadaan keluarga tersebut terakhir kali.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2355 seconds (0.1#10.140)