Penyebab Kematian Sekeluarga di Kalideres Masih Misterius, Berikut 4 Spekulasi yang Berkembang

Minggu, 20 November 2022 - 08:39 WIB
loading...
Penyebab Kematian Sekeluarga di Kalideres Masih Misterius, Berikut 4 Spekulasi yang Berkembang
Empat warga Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, ditemukan tewas membusuk dalam satu rumah pada Kamis 12 November 2022 malam. Foto: SINDOnews/Dok
A A A
JAKARTA - Empat warga Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, ditemukan tewas membusuk dalam satu rumah pada Kamis 12 November 2022 malam. Hingga kini penyebab kematian keempat orang sekeluarga itu masih misterius .

Keempat jenazah tersebut, yakni Rudyanto Gunawan (71) dan istrinya K Margaretha Gunawan (58), anak perempuan Dian (42), dan Budyanto Gunawan (69), ipar dari Rudianto. Berbagai asumsi dan spekulasi pun bermunculan di balik kematian keempat orang tersebut. Apalagi kematian keempat ternyata tidak bersamaan.

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce, menyebutkan, kematian keempat warga tersebut tidak dalam waktu yang sama. Sebab di antara mayat tersebut ada yang sudah mulai kelihatan tulangnya. Dari hasil autopsi yang dilakukan tim dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, keempat warga itu sudah tewas sekitar tiga pekan sebelum penemuan.


Untuk mengungkap penyebab kematian keempat warga, sekaligus menepis asumsi dan spekulasi yang berkembang, polisi masih terus melakukan penyelidikan. Berikut sejumlah asumsi yang berkembang di balik kematian misterius keempat warga:

1. Meninggal karena kelaparan?
Muncul spekulasi satu keluarga itu meninggal karena kelaparan. Hal itu didasarkan hasil autopsi bahwa di perut para korban tidak ditemukan sisa makanan.Namun, dari berbagai penyelidikan yang dilakukan polisi, ternyata ada bungkus bekas makanan di rumah korban. Walaupun memang di rumah korban tidak ditemukan adanya persediaan makanan.



Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, atas temuan itu pihaknya telah melakukan telaah waktu terakhir korban makan. Hasilnya akan dipadukan dengan hasil telaah Labfor terkait motif dan penyebab para korban.

"Kita belum bisa beri kesimpulan bahwa korban ini meninggal karena kelaparan. Di rumah tidak ada persediaan makanan, tapi ada bungkus makanan, ini yang sedang kami dalami betul,” tegasnya.

Untuk menepis isu kelaparan, polisi kekinian tengah mendalami profesi keempat korban. Sebab, keluarga itu tinggal di kompleks yang terbilang berada, Sehingga kecil kemungkinan mereka meninggal karena kelaparan.

2. Meninggal karena Keracunan?
Polisi sempat menyelidiki bahwa kematian satu keluarga ini diduga disebabkan keracunan makanan. Namun, asumsi ini belum dapat dibuktikan.



"Tim kedokteran forensik sudah melaksanakan autopsi dan sudah melaksanakan proses penelitian histopatologi dan juga dari laboratorium forensik juga melaksanakan pemeriksaan toksikologi," ujar Hengki.

3. Meninggal karena Sakit?
Seorang pedagang jamu berinisial R, mengungkapkan bahwa keluarga korban sering memesan jamu sebanyak 5 bungkus.

Korban biasa membeli jamunya setiap dua pekan hingga sebulan sekali. Meski sering mengantar, namun R tidak pernah masuk ke area dalam rumah korban. Bahkan, dirinya hanya berdiri di depan pintu gerbang rumah. Terakhir kali R mengantar jamu ke rumah korban saat pandemi Covid-19 awal Maret 2020. Setelah itu, korban tidak pernah memesan jamunya lagi.

4. Korban Penganut Apokaliptik?
Kematian satu keluarga di Kalideres ini memang misterius sehingga memunculkan banyak spekulasi. Bahkan Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menduga keluarga tersebut mengikuti aliran, khusus seperti apokaliptik. Hal ini menyangkut beberapa temuan polisi yang melihat tidak adanya makanan atau minuman di rumah keluarga tersebut. Bahkan isi kulkasnya kosong.



"Mungkin keempatnya adalah penganut keyakinan menyimpang tentang hidup setelah mati. Tindakan melaparkan diri adalah bagian untuk mencapai kesempurnaan hidup," ujar Adrianus.

Temuan kasus seperti ini terbilang jarang di Indonesia. Bahkan, bisa dikatakan temuan baru. Jika teori tersebut benar, maka temuan kasus ini tidak aneh.

Terkait hal ini, Polda Metro Jaya mendalami temuan sejumlah buku di rumah korban, yang salah satunya diduga berisi ajaran agama. Hengki Haryadi mengatakan, pihaknya menggandeng ahli untuk memastikan buku yang ditemukan tersebut apakah berhubungan dengan ajaran agama atau tidak.

Warga hingga pengurus RT setempat memang mengakui jika keluarga tersebut jarang terlihat dan jarang berkomunikasi. Sehingga, warga tidak bisa menduga kapan dan bagaimana keadaan keluarga tersebut terakhir kali.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3623 seconds (0.1#10.140)