Wali Kota Depok Tak Terima Warganya Disebut Ikut-ikutan Fenomena SCBD
loading...
A
A
A
DEPOK - Wali Kota Depok Mohammad Idris tak terima warganya disebut ikut-ikutan fenomena SCBD (Sudirman, Citayam, Bogor dan Depok). Ia menegaskan tidak ada warga Depok yang ikut memenuhi ruang terbuka di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, itu.
Dia meminta jangan asal menuduh bahwa bocah SCBD merupakan warga Depok. Untuk meluruskan hal tersebut, Idris akan mengklarifikasi kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
“Jangan dituduhkan mereka ini adalah orang Depok. Kita akan klarifikasi ke provinsi bahwa dia adalah orang Bojong Gede. Kenapa ke provinsi? karena Bojong Gede, Kabupaten Bogor, bagian provinsi," ucapnya.
"Kalau kita intervensi ke sana (Bojong Gede), bukan wilayah kita. Kalau kepolisiannya iya (masuk Depok), masih ada Polsek Bojong Gede. Kalau kewilayahan pemerintahan tidak ada (bukan Depok),” sambungnya.
Idris meyakinkan bahwa bantahan tersebut bukan tanpa alasan. Pihaknya mengaku sudah melakukan pengecekan dan tidak ditemukan warganya yang ikut dalam fenomena SDBD. Yang ada, kata dia, warga dari Kabupaten Bogor atau tepatnya di Bojong Gede.
“Kita sudah cek, tidak ada. Dia adalah orang-orang Bogor, orang Manggarai pindah. Sebagian ada sedikit masalah dalam keluarga dia pindah ke Bojong Gede, lalu mereka main-main ke Jakarta. Ketika kita cek domisilinya segala macam, ya belum punya KTP karena di bawah 17 tahun,” ungkapnya.
Pengecekan memang belum dilakukan seluruhnya. Namun informasi yang Idris dapat, pengakuan mereka tinggal di Bojong Gede.
Soal fenomena tersebut, Idris berencana membangun ruang terbuka kreatif khusus untuk anak muda di kawasan Margonda. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan positif dan menjadi wadah anak muda Depok berekspresi.
“Insya Allah kalau warga, pemuda dan remaja Depok jadi pelajaran buat kita sebagai tetangga untuk kita selenggarakan enggak seperti itu. Misalnya, tahun depan dapat bantuan dari Pak RK (Ridwan Kamil) tentang creative center, itu indoor ya. Tapi kita juga akan buat space-space anak muda bisa berkreasi,” katanya.
Seperti apa konsep ruang terbuka kreatif yang akan dibangun? Idris belum bisa menjelaskan detail. Namun yang pasti pihaknya sudah membuat kajian tentang hal tersebut.
“Sudah kita kaji untuk membuat public space ada di Margonda. Itu sudah akan kita siapkan. Ya, nanti, rahasia, kejutanlah,” tutupnya.
Baca Juga
Dia meminta jangan asal menuduh bahwa bocah SCBD merupakan warga Depok. Untuk meluruskan hal tersebut, Idris akan mengklarifikasi kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
“Jangan dituduhkan mereka ini adalah orang Depok. Kita akan klarifikasi ke provinsi bahwa dia adalah orang Bojong Gede. Kenapa ke provinsi? karena Bojong Gede, Kabupaten Bogor, bagian provinsi," ucapnya.
"Kalau kita intervensi ke sana (Bojong Gede), bukan wilayah kita. Kalau kepolisiannya iya (masuk Depok), masih ada Polsek Bojong Gede. Kalau kewilayahan pemerintahan tidak ada (bukan Depok),” sambungnya.
Idris meyakinkan bahwa bantahan tersebut bukan tanpa alasan. Pihaknya mengaku sudah melakukan pengecekan dan tidak ditemukan warganya yang ikut dalam fenomena SDBD. Yang ada, kata dia, warga dari Kabupaten Bogor atau tepatnya di Bojong Gede.
“Kita sudah cek, tidak ada. Dia adalah orang-orang Bogor, orang Manggarai pindah. Sebagian ada sedikit masalah dalam keluarga dia pindah ke Bojong Gede, lalu mereka main-main ke Jakarta. Ketika kita cek domisilinya segala macam, ya belum punya KTP karena di bawah 17 tahun,” ungkapnya.
Pengecekan memang belum dilakukan seluruhnya. Namun informasi yang Idris dapat, pengakuan mereka tinggal di Bojong Gede.
Soal fenomena tersebut, Idris berencana membangun ruang terbuka kreatif khusus untuk anak muda di kawasan Margonda. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan positif dan menjadi wadah anak muda Depok berekspresi.
“Insya Allah kalau warga, pemuda dan remaja Depok jadi pelajaran buat kita sebagai tetangga untuk kita selenggarakan enggak seperti itu. Misalnya, tahun depan dapat bantuan dari Pak RK (Ridwan Kamil) tentang creative center, itu indoor ya. Tapi kita juga akan buat space-space anak muda bisa berkreasi,” katanya.
Seperti apa konsep ruang terbuka kreatif yang akan dibangun? Idris belum bisa menjelaskan detail. Namun yang pasti pihaknya sudah membuat kajian tentang hal tersebut.
“Sudah kita kaji untuk membuat public space ada di Margonda. Itu sudah akan kita siapkan. Ya, nanti, rahasia, kejutanlah,” tutupnya.
(thm)