Deretan Pasar Loak yang Melegenda di Jakarta

JAKARTA - Pasar loak merupakan sebuah tempat berlangsungnya kegiatan jual beli barang loak atau bekas, mulai dari yang kualitasnya rendah hingga barang berkualitas tinggi. Meski barang loak adalah barang bekas, namun tetap memiliki nilai ekonomis.

Di Jakarta, pasar loak bisa ditemukan di beberapa wilayah. Di antara pasar loak tersebut, ada yang melegenda karena sudah berdiri sejak lama.
Berikut daftar pasar loak yang melegenda di Jakarta dilansir dari berbagai sumber.

1. Pasar Ular

Pasar ini terletak di kawasan Plumpang, Jakarta Utara. Walaupun namanya Pasar Ular, namun tempat ini tidak menjual ular. Di Pasar Ular terdapat beraneka ragam benda, seperti tas, sepatu kulit, dan dompet. Barang-barang tersebut cukup bermerek dan tentunya dijual dengan harga miring.

Pasar Ular sudah ada sejak 1959 yang merupakan tempat para pedagang kagetan Kawasan III Pelabuhan Tanjung Priok (kini Terminal Peti Kemas Koja). Akibat pembangunan terminal itu, lokasi pasar yang semula di seberang Plaza Koja dipindah ke Rawa Badak, Plumpang.

Foto/Istimewa

Nama Pasar Ular dibahas oleh Zaenuddin HM dalam bukunya, 212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe. Dijelaskan bahwa pada zaman dahulu barang yang dijual merupakan pakaian dan perabot dari produk luar negeri atau impor yang diselundupkan dari Pelabuhan Tanjung Priok.

Pengadaan barang yang dilakukan secara diam-diam (selundupan) itu diibaratkan seperti ular saat hendak menerkam mangsanya. Entah siapa yang memulainya, tempat itu pun lantas dijuluki “pasar ular” yang kemudian menjadi nama resmi pasar tersebut.

2. Pasar Taman Puring

Pasar Taman Puring memiliki dua lantai dengan ratusan kios di tiap lantainya. Pasar ini terletak di kawasan Mayestik, Jakarta Selatan. Beragam jenis sepatu, seperti sepatu hiking, boots, dan kets bisa ditemukan di sini. Sepatu-sepatu yang dijual di sini mulai dari yang berkualitas rendah hingga tinggi, dengan harga terjangkau dan bisa ditawar.


Tak hanya menjual sepatu, Pasar Taman Puring juga menjual aneka onderdil kendaraan dan peralatan olahraga. Terdapat juga barang bekas dan barang baru. Banyaknya pilihan barang yang ditawarkan membuat pasar ini hingga sekarang masih cukup populer.

3. Pasar Loak Poncol

Pasar Loak Poncol sudah ada sejak 1960-an ketika terdapat pedagang loak di sepanjang Jalan Bungur. Lokasinya terletak di Senen, Jakarta Pusat. Pada tahun 1965, para pedagang berjualan dengan cara dipikul. Jumlah pedagang tersebut kemudian semakin banyak dan kian lelah memikul dagangan.

Akhirnya para pedagang tersebut secara swadaya membuat bangunan untuk menjual barangnya. Pada tahun 1970, lapak-lapak sudah mulai berdiri. Sejak dahulu, Pasar Poncol dikenal menjual barang bekas yang asli.

Foto/Antara

Pasar ini juga menjual barang antik peninggalan zaman penjajahan. Hingga kini Pasar Poncol masih menjual beragam barang bermerek dengan harga terjangkau. Selain barang bekas, ada pula barang baru, barang sisa pabrik, dan barang antik lainnya.

4. Pasar Loak Jembatan Item

Pasar Loak Jembatan Item terletak di antara dua kelurahan, yaitu Rawa Bunga dan Balimester. Beberapa pedagang di sana menggelar lapak dengan meja kecil atau beralaskan spanduk bekas. Tempat ini merupakan gudangnya barang-barang bekas dengan harga terjangkau.

Foto/djatinegara.com


Contoh barang-barang bekas yang dijual ialah perkakas, pakaian, sepatu, komponen otomotif, hingga TV, radio dan handphone. Asal pintar memilih barang, para pembeli akan mendapatkan barang dengan kualitas yang bagus. Pasar ini buka dari pukul 8 pagi hingga menjelang maghrib, namun ada juga beberapa pedagang yang buka hingga 24 jam.

5. Pasar Antik Jalan Surabaya

Pasar Antik Jalan Surabaya berlokasi di distrik Menteng, Jakarta Pusat. Pasar ini menjual barang-barang antik yang bervariasi, seperti aksesoris kapal, wayang, koin tua, batik, piringan hitam vinyl, dan telepon tua. Kebanyakan barang yang dijual merupakan barang yang ada pada masa lalu Indonesia hingga kini.

Pasar ini juga menjual barang baru impor dan barang bekas berkualitas. Saat hendak membeli di Pasar Antik Jalan Surabaya ini, para pembeli harus pintar menawar harga barang.

Foto/Okezone

Tak tanggung-tanggung, barang yang ditawar seringkali bisa berkurang hingga setengah harga. Walaupun pasar ini cukup menawarkan pilihan barang berkualitas asli maupun bekas, namun pembeli disarankan untuk lebih teliti karena di sini ternyata ada barang palsu juga.

Cara membedakan barang asli dan palsu, jika harga barang terlalu murah dibandingkan harga pasarannya, bisa dipastikan barang yang ditawarkan palsu.