Manusia Silver Masih Eksis, Sudinsos Jakbar Sebut Sudah Bentuk Satgas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Manusia silver masih saja banyak yang eksis di wilayah Jakarta Barat. Salah satunya sekitar perempatan lampu merah, Jalan Panjang, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Kepala Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Barat Suprapto mengatakan telah membentuk tim satuan tugas (satgas) untuk memonitoring sejumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang masih berada di jalanan, termasuk para manusia silver.
"Di Jakarta Barat ada 8 titik (pemantauan). Tugas kita mengawal mereka untuk tidak melakukan kegiatan tersebut (ngamen)," ujarnya, saat dikonfirmasi, Jumat (28/1/2022).
Ia mengaku pemantauan tersebut dilakukan setiap hari, khususnya dilakukan di tempat-tempat rawan PMKS. Bila nantinya ditemukan ada PMKS yang masih berkeliaran, pihaknya langsung mengangkutnya ke panti sosial.
Di sampung itu, pihaknya juga telah memberikan imbauan-imbauan kepada PMKS agar tidak melakukan aksi mengamen di jalan.
"Setiap mereka melakukan kegiatan kita selalu melakukan penjangkauan," pungkasnya.
Manusia silver masih nekat turun ke jalan dengan alasan demi keluarga bisa tetap hidup. Bagi mereka, bekerja seperti ini adalah pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Mereka mengaku terpukul keadaan ekonominya lantaran tidak bisa bekerja apa-apa selain mengemis. "Ya, yang penting bisa makan aja mas," kata Manusia Silver bernama Wahidin, saat ditemui di sekitar perempatan lampu merah, Jalan Panjang.
Manusia silver sempat menjadi sorotan lantaran ditemukan bayi MFA (10 bulan) dibawa mengamen. Kemudian terungkap jika pelibatan anak kecil sebagai manusia silver untuk mengamen dan mengemis kian marak selama pandemi Covid-19. Komnas Perlindungan Anak menemukan ratusan bayi telah dijadikan manusia silver untuk mencari nafkah.
Kepala Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Barat Suprapto mengatakan telah membentuk tim satuan tugas (satgas) untuk memonitoring sejumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang masih berada di jalanan, termasuk para manusia silver.
"Di Jakarta Barat ada 8 titik (pemantauan). Tugas kita mengawal mereka untuk tidak melakukan kegiatan tersebut (ngamen)," ujarnya, saat dikonfirmasi, Jumat (28/1/2022).
Ia mengaku pemantauan tersebut dilakukan setiap hari, khususnya dilakukan di tempat-tempat rawan PMKS. Bila nantinya ditemukan ada PMKS yang masih berkeliaran, pihaknya langsung mengangkutnya ke panti sosial.
Di sampung itu, pihaknya juga telah memberikan imbauan-imbauan kepada PMKS agar tidak melakukan aksi mengamen di jalan.
"Setiap mereka melakukan kegiatan kita selalu melakukan penjangkauan," pungkasnya.
Manusia silver masih nekat turun ke jalan dengan alasan demi keluarga bisa tetap hidup. Bagi mereka, bekerja seperti ini adalah pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Mereka mengaku terpukul keadaan ekonominya lantaran tidak bisa bekerja apa-apa selain mengemis. "Ya, yang penting bisa makan aja mas," kata Manusia Silver bernama Wahidin, saat ditemui di sekitar perempatan lampu merah, Jalan Panjang.
Manusia silver sempat menjadi sorotan lantaran ditemukan bayi MFA (10 bulan) dibawa mengamen. Kemudian terungkap jika pelibatan anak kecil sebagai manusia silver untuk mengamen dan mengemis kian marak selama pandemi Covid-19. Komnas Perlindungan Anak menemukan ratusan bayi telah dijadikan manusia silver untuk mencari nafkah.
(thm)