Manusia Silver Masih Eksis: Yang Penting Bisa Makan, Wong Enggak Maling
loading...
A
A
A
JAKARTA - Manusia silver masih saja banyak yang eksis di wilayah Jakarta Barat. Kelompok yang juga masuk kategori penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) ini masih nekat turun ke jalan dengan alasan demi keluarga bisa tetap hidup.
Mereka mendatangi setiap pengendara yang berhenti. Satu per satu dari mereka memeragakan aksi hormat. Sambil berjalan, tangan mereka menyodorkan kaleng ke orang-orang. Raut wajah mereka sumringah kala kalengnya diisi recehan dari orang-orang dermawan. Banyak pula yang cuek oleh kehadiran mereka.
Bagi mereka, bekerja seperti ini adalah pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Mereka mengaku terpukul keadaan ekonominya lantaran tidak bisa bekerja apa-apa selain mengemis.
"Ya, yang penting bisa makan aja mas," kata Manusia Silver bernama Wahidin, saat ditemui sekitar perempatan lampu merah, Jalan Panjang, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (28/1/2022).
Pria yang pernah bekerja sebagai OB pabrik itu tak peduli melonjaknya kasus Covid-19 varian omicron. Apalagi ia melihat masih banyak mobilitas masyarakat di jalanan. Karena itu, ia tetap nekat mencari pundi-pundi rupiah demi keluarga kecilnya agar tetap hidup.
"Wong kita enggak maling, kita engga ngerampok kita, enggak nyusahin orang. Dia ngasih kita terima ya kalau enggak ya enggak apa-apa," tuturnya.
Salah satu warga sekitar lokasi bernama Pendi mengatakan, para PMKS termasuk Manusia Silver kerap muncul di perempatan lampu merah tersebut pada siang hingga malam hari.
Menurutnya, kehadiran manusia silver di jalan bisa membahayakan pengendara ataupun si manusia silver itu sendiri. Selain berisiko adanya kecelakaan, mereka juga bisa menularkan atau tertular virus Covid-19 lantaran kontak langsung dengan masyarakat. "Takutnya kena Covid-19 juga kan," terang Pendi.
Manusia silver sempat menjadi sorotan lantaran ditemukan bayi MFA (10 bulan) dibawa mengamen. Kemudian terungkap jika pelibatan anak kecil sebagai manusia silver untuk mengamen dan mengemis kian marak selama pandemi Covid-19. Komnas Perlindungan Anak menemukan ratusan bayi telah dijadikan manusia silver untuk mencari nafkah.
Mereka mendatangi setiap pengendara yang berhenti. Satu per satu dari mereka memeragakan aksi hormat. Sambil berjalan, tangan mereka menyodorkan kaleng ke orang-orang. Raut wajah mereka sumringah kala kalengnya diisi recehan dari orang-orang dermawan. Banyak pula yang cuek oleh kehadiran mereka.
Bagi mereka, bekerja seperti ini adalah pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Mereka mengaku terpukul keadaan ekonominya lantaran tidak bisa bekerja apa-apa selain mengemis.
"Ya, yang penting bisa makan aja mas," kata Manusia Silver bernama Wahidin, saat ditemui sekitar perempatan lampu merah, Jalan Panjang, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (28/1/2022).
Pria yang pernah bekerja sebagai OB pabrik itu tak peduli melonjaknya kasus Covid-19 varian omicron. Apalagi ia melihat masih banyak mobilitas masyarakat di jalanan. Karena itu, ia tetap nekat mencari pundi-pundi rupiah demi keluarga kecilnya agar tetap hidup.
"Wong kita enggak maling, kita engga ngerampok kita, enggak nyusahin orang. Dia ngasih kita terima ya kalau enggak ya enggak apa-apa," tuturnya.
Salah satu warga sekitar lokasi bernama Pendi mengatakan, para PMKS termasuk Manusia Silver kerap muncul di perempatan lampu merah tersebut pada siang hingga malam hari.
Menurutnya, kehadiran manusia silver di jalan bisa membahayakan pengendara ataupun si manusia silver itu sendiri. Selain berisiko adanya kecelakaan, mereka juga bisa menularkan atau tertular virus Covid-19 lantaran kontak langsung dengan masyarakat. "Takutnya kena Covid-19 juga kan," terang Pendi.
Manusia silver sempat menjadi sorotan lantaran ditemukan bayi MFA (10 bulan) dibawa mengamen. Kemudian terungkap jika pelibatan anak kecil sebagai manusia silver untuk mengamen dan mengemis kian marak selama pandemi Covid-19. Komnas Perlindungan Anak menemukan ratusan bayi telah dijadikan manusia silver untuk mencari nafkah.
(thm)