Miris! Ratusan Bayi di Jakarta Depok dan Tangsel Dijadikan Manusia Silver

Selasa, 28 September 2021 - 14:15 WIB
loading...
Miris! Ratusan Bayi...
Bayi dicat silver pada bagian wajah dan tubuh yang jadi korban eksploitasi anak di Pamulang, Tangsel. Foto: IG @tangselupdate
A A A
JAKARTA - Pelibatan anak kecil sebagai manusia silver untuk mengamen dan mengemis kian marak selama pandemi Covid-19. Komnas Perlindungan Anak menemukan ratusan bayi telah dijadikan manusia silver untuk mencari nafkah.



"Ada sebanyak 189 keluarga manusia silver di Jakarta. Mereka hidup di jalanan, rumah kardus, tinggal di kolong jembatan," ujar Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Arist Merdeka Sirait, dalam keterangan tertulis, Selasa (28/9/2021).

Menurut dia, fenomena manusia silver tidak hanya ditemukan di Jakarta, tetapi juga wilayah penyangga Ibu Kota. Seperti Kota Depok dan Tangerang Selatan (Tangsel), kini menjadi lahan subur bagi manusia silver untuk mencari belas kasihan orang lain.

"Di Kota Depok dan Tangsel ditemukan 200 keluarga manusia silver melibatkan balita dan bayi. Ini telah menjadi fenomena yang memprihatinkan dan telah menjadi masalah sosial baru," tuturnya.



Menurut dia, manusia silver kini jadi fenomena baru di tengah pandemi Covid-19. Hal ini tentu membuat miris, apalagi dengan memaksakan anak ikut mencari nafkah. Terlebih temuan di Tangerang Selatan, di mana bayi 10 bulan dijadikan manusia silver.

"Kasus bayi di Tangerang Selatan yang dicat silver hanya sebagian kecil dari fenomena baru yang selalu luput dari perhatian pemerintah, baik pusat maupun daerah," tandasnya.

Ia menegaskan, tindakan yang dilakukan para orang tua dengan mengajak dan menjadikan anak sebagai objek dalam mencari nafkah sudah merendahkan kedudukan anak itu sendiri. Apalagi dijadikan sebagai manusia silver, hal tersebut sangat membahayakan keselamatan anak, lantaran sekujur tubuhnya diwarnai dengan cat.

"Ini merupakan bentuk kekerasan terhadap anak, kejahatan kemanusiaan dan merendahkan martabat anak. Masalah sosial baru ini harus dihentikan dan dicari jalan keluar atau solusinya," tandasnya.
(thm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1872 seconds (0.1#10.140)