Nostalgia Ketika Bus Tingkat Merajai Jakarta, Ngak Miring Ngak Asyik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bus tingkat atau yang beken disebut Double Decker , pernah mewarnai, bahkan merajai jalanan Ibu Kota pada era 1980-an sampai 1990-an. Bus tingkat pertama kali mengaspal di Jakarta pada 1968 ketika jalanan di Ibu Kota masih lengang dan mengakhiri kiprahnya pada 1998 ketika kemacetan begitu akrab di Kota Metropolitan ini.
Di Jakarta saat ini keberadaan bus tingkat yang berfungsi sebagai angkutan umum untuk mengantar penumpang dari satu tempat ke tempat tujuan lain sudah tidak ada. Kecuali bus tingkat wisata yang dioperasikan Pemprov DKI Jakarta. Bahkan Bus Jakarta Explorer atau Mpok Siti yang berjumlah 22 unit dan melayani 4 rute wisata ini, dinikmati masyarakat atau wisatawan secara gratis. (Baca juga; DKI Siapkan Bus Tingkat Gratis di Jalur ERP )
Kilas balik tentang bus tingkat di Ibu Kota, pertama kali masuk Jakarta sekitar 17 Juli 1968. Produk bus tingkat pertama yang didatangkan adalah Leyland Titan generasi ketiga yang diimpor dari Inggris. Leyland merupakan pabrikan bus asal Inggris yang didirikan pada 1907 oleh James Sumner dan Henry Spurrier. (Baca juga; Bus MS, Kebanggaan Warga Sumedang Dikenal Sejak Zaman Bang Ali Sadikin )
Bus tingkat Leyland Titan memiliki ciri unik, mesinnya berada di depan (front engine) dengan warna merah yang mencolok. Posisi kabin pengemudi di samping kanan mesin, jika dilihat bagian depan bus tingkat ini seperti ada bagian yang terpotong alias coak. Untuk pintu masuk penumpang di sebelah kiri belakang serta akses tangga di sebelah kanan.
Bus tingkat yang dibeli secara kredit ini ketika beroperasi diberi kode PD3-11 melayani trayek Blok M-Salemba-Pasar Senen. Ada juga yang menyebut rutenya Blok M-Lapangan Banteng, sesuai display nomor trayek 14. (Baca juga; Keunikan Mobil Antipeluru Milik Gengster Legendaris Al Capone )
Bus tingkat yang memiliki dimensi panjang 9,50 meter, tinggi 4,45 meter, dan lebar 2,5 meter, mampu mengangkut 72-83 penumpang. Dengan tarif Rp50 waktu itu, bus tingkat ini menjadi idola masyarakat Jakarta dan merajai jalanan Ibu Kota yang masih lengang.
Kredit bus tingkat ini pun bisa dilunasi setelah beroperasi 17 bulan, tepatnya pada Februari 1970. Bus tingkat Leyland Titan beroperasi cukup lama sekitar 14 tahun, setelah tidak digunakan lagi pada 1982. Perannya digantikan saudara mudanya, Leyland Atlantean.
Leyland Atlantean masuk generasi kedua bus tingkat yang beroperasi di Indonesia, termasuk Jakarta pada 1983. Bus tingkat Leyland Atlantean didatangkan langsung dari Inggris dan ada hibah bekas pakai dari Singapura, total berjumlah 108 unit.
Pada zamannya, bus tingkat yang memilik livery biru abu-abu dengan strip merah ini tergolong canggih. Leyland Atlantean merupakan bus berstandar Eropa karena menerapkan teknologi power steering sehingga lincah bermanuver di jalanan Ibu Kota. Bus tingkat ini juga sudah menerapkan buka tutup pintu penumpang secara otomatis dengan sistem pneumatik yang dikendalikan pengemudi.
Di Jakarta saat ini keberadaan bus tingkat yang berfungsi sebagai angkutan umum untuk mengantar penumpang dari satu tempat ke tempat tujuan lain sudah tidak ada. Kecuali bus tingkat wisata yang dioperasikan Pemprov DKI Jakarta. Bahkan Bus Jakarta Explorer atau Mpok Siti yang berjumlah 22 unit dan melayani 4 rute wisata ini, dinikmati masyarakat atau wisatawan secara gratis. (Baca juga; DKI Siapkan Bus Tingkat Gratis di Jalur ERP )
Kilas balik tentang bus tingkat di Ibu Kota, pertama kali masuk Jakarta sekitar 17 Juli 1968. Produk bus tingkat pertama yang didatangkan adalah Leyland Titan generasi ketiga yang diimpor dari Inggris. Leyland merupakan pabrikan bus asal Inggris yang didirikan pada 1907 oleh James Sumner dan Henry Spurrier. (Baca juga; Bus MS, Kebanggaan Warga Sumedang Dikenal Sejak Zaman Bang Ali Sadikin )
Bus tingkat Leyland Titan memiliki ciri unik, mesinnya berada di depan (front engine) dengan warna merah yang mencolok. Posisi kabin pengemudi di samping kanan mesin, jika dilihat bagian depan bus tingkat ini seperti ada bagian yang terpotong alias coak. Untuk pintu masuk penumpang di sebelah kiri belakang serta akses tangga di sebelah kanan.
Bus tingkat yang dibeli secara kredit ini ketika beroperasi diberi kode PD3-11 melayani trayek Blok M-Salemba-Pasar Senen. Ada juga yang menyebut rutenya Blok M-Lapangan Banteng, sesuai display nomor trayek 14. (Baca juga; Keunikan Mobil Antipeluru Milik Gengster Legendaris Al Capone )
Bus tingkat yang memiliki dimensi panjang 9,50 meter, tinggi 4,45 meter, dan lebar 2,5 meter, mampu mengangkut 72-83 penumpang. Dengan tarif Rp50 waktu itu, bus tingkat ini menjadi idola masyarakat Jakarta dan merajai jalanan Ibu Kota yang masih lengang.
Kredit bus tingkat ini pun bisa dilunasi setelah beroperasi 17 bulan, tepatnya pada Februari 1970. Bus tingkat Leyland Titan beroperasi cukup lama sekitar 14 tahun, setelah tidak digunakan lagi pada 1982. Perannya digantikan saudara mudanya, Leyland Atlantean.
Leyland Atlantean masuk generasi kedua bus tingkat yang beroperasi di Indonesia, termasuk Jakarta pada 1983. Bus tingkat Leyland Atlantean didatangkan langsung dari Inggris dan ada hibah bekas pakai dari Singapura, total berjumlah 108 unit.
Pada zamannya, bus tingkat yang memilik livery biru abu-abu dengan strip merah ini tergolong canggih. Leyland Atlantean merupakan bus berstandar Eropa karena menerapkan teknologi power steering sehingga lincah bermanuver di jalanan Ibu Kota. Bus tingkat ini juga sudah menerapkan buka tutup pintu penumpang secara otomatis dengan sistem pneumatik yang dikendalikan pengemudi.