Nostalgia Ketika Bus Tingkat Merajai Jakarta, Ngak Miring Ngak Asyik

Jum'at, 12 Maret 2021 - 06:30 WIB
loading...
Nostalgia Ketika Bus Tingkat Merajai Jakarta, Ngak Miring Ngak Asyik
Bus tingkat atau yang beken disebut Double Decker, pernah mewarnai, bahkan merajai jalanan Ibu Kota pada era 1980-an sampai 1990-an. Foto/Ist/Instagram @perumppd
A A A
JAKARTA - Bus tingkat atau yang beken disebut Double Decker , pernah mewarnai, bahkan merajai jalanan Ibu Kota pada era 1980-an sampai 1990-an. Bus tingkat pertama kali mengaspal di Jakarta pada 1968 ketika jalanan di Ibu Kota masih lengang dan mengakhiri kiprahnya pada 1998 ketika kemacetan begitu akrab di Kota Metropolitan ini.

Di Jakarta saat ini keberadaan bus tingkat yang berfungsi sebagai angkutan umum untuk mengantar penumpang dari satu tempat ke tempat tujuan lain sudah tidak ada. Kecuali bus tingkat wisata yang dioperasikan Pemprov DKI Jakarta. Bahkan Bus Jakarta Explorer atau Mpok Siti yang berjumlah 22 unit dan melayani 4 rute wisata ini, dinikmati masyarakat atau wisatawan secara gratis. (Baca juga; DKI Siapkan Bus Tingkat Gratis di Jalur ERP )

Kilas balik tentang bus tingkat di Ibu Kota, pertama kali masuk Jakarta sekitar 17 Juli 1968. Produk bus tingkat pertama yang didatangkan adalah Leyland Titan generasi ketiga yang diimpor dari Inggris. Leyland merupakan pabrikan bus asal Inggris yang didirikan pada 1907 oleh James Sumner dan Henry Spurrier. (Baca juga; Bus MS, Kebanggaan Warga Sumedang Dikenal Sejak Zaman Bang Ali Sadikin )

Nostalgia Ketika Bus Tingkat Merajai Jakarta, Ngak Miring Ngak Asyik


Bus tingkat Leyland Titan memiliki ciri unik, mesinnya berada di depan (front engine) dengan warna merah yang mencolok. Posisi kabin pengemudi di samping kanan mesin, jika dilihat bagian depan bus tingkat ini seperti ada bagian yang terpotong alias coak. Untuk pintu masuk penumpang di sebelah kiri belakang serta akses tangga di sebelah kanan.

Bus tingkat yang dibeli secara kredit ini ketika beroperasi diberi kode PD3-11 melayani trayek Blok M-Salemba-Pasar Senen. Ada juga yang menyebut rutenya Blok M-Lapangan Banteng, sesuai display nomor trayek 14. (Baca juga; Keunikan Mobil Antipeluru Milik Gengster Legendaris Al Capone )

Bus tingkat yang memiliki dimensi panjang 9,50 meter, tinggi 4,45 meter, dan lebar 2,5 meter, mampu mengangkut 72-83 penumpang. Dengan tarif Rp50 waktu itu, bus tingkat ini menjadi idola masyarakat Jakarta dan merajai jalanan Ibu Kota yang masih lengang.

Kredit bus tingkat ini pun bisa dilunasi setelah beroperasi 17 bulan, tepatnya pada Februari 1970. Bus tingkat Leyland Titan beroperasi cukup lama sekitar 14 tahun, setelah tidak digunakan lagi pada 1982. Perannya digantikan saudara mudanya, Leyland Atlantean.

Leyland Atlantean masuk generasi kedua bus tingkat yang beroperasi di Indonesia, termasuk Jakarta pada 1983. Bus tingkat Leyland Atlantean didatangkan langsung dari Inggris dan ada hibah bekas pakai dari Singapura, total berjumlah 108 unit.

Pada zamannya, bus tingkat yang memilik livery biru abu-abu dengan strip merah ini tergolong canggih. Leyland Atlantean merupakan bus berstandar Eropa karena menerapkan teknologi power steering sehingga lincah bermanuver di jalanan Ibu Kota. Bus tingkat ini juga sudah menerapkan buka tutup pintu penumpang secara otomatis dengan sistem pneumatik yang dikendalikan pengemudi.

Nostalgia Ketika Bus Tingkat Merajai Jakarta, Ngak Miring Ngak Asyik


Berbeda dengan saudara tuanya, Leyland Atlantean merupakan bus tingkat pionir yang meletakkan mesin di belakang. Sebaliknya dua pintu penumpang diubah dengan diletakkan di bagian depan dan tengah. Dengan panjang bodi sekitar 10,2 meter, bus tingkat Leyland Atlantean mampu membawa penumpang lebih banyak, yaitu 106 orang sekali jalan.

Bus tingkat Leyland Atlantean di negara asalnya Inggris mempunyai masa produksi cukup lama, mulai 1958 hingga 1986. Namun, di Indonesia umur bus tingkat Leyland Atlantean tidak panjang karena pertengahan 1990 mulai dinonaktifkan secara bertahap.

Pada waktu hampir bersamaan, sekitar 1981 Kementerian Perhubungan mendatangkan bus tingkat Volvo B55 Ailsa. Proyek pengadaan bus tingkat dilakukan cukup massif hingga 1984, total ada 320 unit yang didatangkan.

Bus tingkat ini diproduksi Volvo Inggris dan karoseri Ailsa dengan model Alexander (diproduksi antara 1972-1984). Bus tingkat Volvo B55 Ailsa generasi ketiga yang didatangkan ke Indonesia berkapasitas penumpang 108 orang. Secara fisik bentuk Volvo B55 Ailsa hampir mirip dengan Leyland Atlantean, perbedaan hanya pada bodi belakang.

Nostalgia Ketika Bus Tingkat Merajai Jakarta, Ngak Miring Ngak Asyik


Volvo B55 Aisla bagian belakang rata atau lurus, sedangkan Leyland Atlantean kaca bodi bagian belakang agak menjorok alias geroak ke dalam. Livery keduanya pun hampir sama, biru abu-abu strip merah. Ada juga yang dikelir dominan putih dengan strip kuning. Rute yang dilayani, di antaranya Blok M-Kota, Pasar Senen-Blok M, dan Cililitan-Kalideres, karena memiliki jalur lurus sehingga memudahkan bus tingkat bermanuver.

Dua jenis bus tingkat ini yang merajai jalanan Jakarta pada era 1980-an sampai 1990-an. Bahkan jumlah yang begitu banyak didatangkan ke Indonesia, sehingga disebar ke berbagai kota besar lain. Untuk bus tingkat Leyland Atlantean disebar ke Kota Semarang dan Surabaya, sedangkan Volvo B55 Aisla disebar ke Kota Solo, Medan, dan Makassar.

Di Jakarta kedua jenis bus tingkat ini dioperasikan oleh Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD), sedangkan di kota lain dioperasikan oleh Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (Damri). Sebenarnya ada satu jenis bus tingkat lagi yang beroperasi di Jakarta, yaitu Volvo B55s Triple Axle.

Nostalgia Ketika Bus Tingkat Merajai Jakarta, Ngak Miring Ngak Asyik


Bus tingkat ini memiliki panjang bodi 11,8 meter dan mampu menampung penumpang 200 orang sehingga dijuluki bus “Jumbo”. Namun, dari rencana pembelian sebanyak 200 unit, ternyata hanya satu unit yang terealisasi pembeliannya. Harga bus tingkat ini pada saat itu sekitar Rp80 juta.

Pada 1990-an hingga 1998 peran bus tingkat perlahan mulai tergerus sehingga secara bertahap dihentikan pengoperasiannya. Bus tingkat terakhir yang beroperasi di Jakarta adalah P 67 rute Pasar Senen-Blok M dan P 70 rute Blok M-Kota. Pengoperasian bus tingkat dihentikan pada 1998 karena kondisi armada yang sudah uzur ditambah jalanan di Jakarta yang akrab dengan kemacetan membuat sulit bermanuver.

Perum PPD melalui akun media sosial kerap memposting foto-foto bus tingkat jadul ketika beroperasi pada masa jaya. Postingan yang diunggah pun mendapat berbagai komentar menarik dan unik netizen yang bernostalgia dengan bus tingkat ibu kota.

Nostalgia Ketika Bus Tingkat Merajai Jakarta, Ngak Miring Ngak Asyik


Itu bis saya jaman SMA th 1986 sd 1989 Min dan sempet kecopetan disitu,” tulis akun @mixerboschsico mengomentari postingan foto bus tingkat Volvo B55 Ailsa yang diunggah Perum PPD melalui akun Instagram @perumppd.

Ada juga komentar kocak disampaikan netizen, “Bis serem jangan pernah naik di atas soalnya kagak ada supirnya,” tulis @acanbbk.

Ketika akun Instagram @perumppd mengunggah foto bus tingkat Leyland Atlantean yang penuh sesak penumpang sampai ada yang berdiri di pintu, juga mendapat komentar seru. “Bus ini ga miring ga asik,” tulis akun @yuanita_priskilla.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1493 seconds (0.1#10.140)