Klaster Keluarga Bikin Penyebaran COVID-19 di Depok Meningkat
loading...
A
A
A
DEPOK - Koordinator Satgas COVID-19 Kota Depok Gandara Budiana mengakui jika Kota Depok masih masuk zona merah dalam penyebaran COVID-19. Penularan COVID-19 di Kota Depok, Jawa Barat, meningkat kembali dan sampai Kamis 31 Desember 2020 pukul 10.05 WIB tercatat ada 17.295 orang terkonfirmasi positif. Sebanyak 3.361 di antaranya adalah pasien aktif.
Jumlah itu pula yang memberikan kontribusi kasus COVID-19 di Jawa Barat yang mencapai 83.579 per Jumat, 1 Januari 2021 pukul 10.30 WIB. Gandara menegaskan, penambahan kasus COVID-19 yang cukup tinggi di Depok tersebut sebagian besar berasal dari klaster keluarga.
“Jadi memang kasus di kita sekarang lebib banyak kepada klaster keluarga. Awalnya dari klaster perkantoran. Rekan-rekan yang kebanyakan bekerja di DKI Jakarta dan terkonfirmasi positif, akhirnya menyebarkan di keluarganya,” tegasnya.
Menurut Gandara, peningkatan kasus-kasus terkonfirmasi positif tersebut terdiri dari suspek aktif dan kontak erat aktif. Bahkan, jumlah peningkatan pun sempat mencapai angka 100 dalam satu hari, sehingga harus antisipasi secara bersama-sama oleh seluruh stakeholder Kota Depok.
“Mudah-mudahan ini menjadi perhatian kita bersama, khususnya warga Kota Depok agar lebih disiplin lagi dalam penerapan protokol kesehatan,” ujar Gandara. (Baca juga; Tingkat Hunian Rumah Sakit COVID-19 di Kota Depok di Atas 80% )
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Kota Depok, jumlah kasus terkonfirmasi berdasarkan kontak erat hingga Kamis (31/12/2020) mencapai total 23.436, yang 2.503 di antaranya masih dalam pemantauan dan 20.933 lainnya sudah selesai. Sementara untuk suspek mencapai 12.314 kasus, yang 627 di antaranya masih dalam pemantauan dan 11.687 kasus sudah selesai.
Terkait treatment tentang kapasitas rumah sakit di Depok, Gandara mengaku bahwa Depok terus berusaha melakukan peningkatan. Dia mengatakan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Depok, keterisian rumah sakit saat ini mencapai 80%.
“Yang sangat perlu diantisipasi adalah ketersediaan ICU (Intensive Care Unit) yang mulai terbatas. Sementara untuk masalah isolasi mandiri, kami siapkan dua lokasi, yaitu Makara UI dan Pusat Studi Jepang,” tegasnya. (Baca juga; Pusat Studi Jepang UI Resmi Menjadi Lokasi Isolasi OTG Covid-19 )
Gandara mengatakan, pihaknya juga sudah mengikuti instruksi khusus Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memang meminta kepada Kota Depok untuk lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan penanganan dan pencegahan COVID-19.
Jumlah itu pula yang memberikan kontribusi kasus COVID-19 di Jawa Barat yang mencapai 83.579 per Jumat, 1 Januari 2021 pukul 10.30 WIB. Gandara menegaskan, penambahan kasus COVID-19 yang cukup tinggi di Depok tersebut sebagian besar berasal dari klaster keluarga.
“Jadi memang kasus di kita sekarang lebib banyak kepada klaster keluarga. Awalnya dari klaster perkantoran. Rekan-rekan yang kebanyakan bekerja di DKI Jakarta dan terkonfirmasi positif, akhirnya menyebarkan di keluarganya,” tegasnya.
Menurut Gandara, peningkatan kasus-kasus terkonfirmasi positif tersebut terdiri dari suspek aktif dan kontak erat aktif. Bahkan, jumlah peningkatan pun sempat mencapai angka 100 dalam satu hari, sehingga harus antisipasi secara bersama-sama oleh seluruh stakeholder Kota Depok.
“Mudah-mudahan ini menjadi perhatian kita bersama, khususnya warga Kota Depok agar lebih disiplin lagi dalam penerapan protokol kesehatan,” ujar Gandara. (Baca juga; Tingkat Hunian Rumah Sakit COVID-19 di Kota Depok di Atas 80% )
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Kota Depok, jumlah kasus terkonfirmasi berdasarkan kontak erat hingga Kamis (31/12/2020) mencapai total 23.436, yang 2.503 di antaranya masih dalam pemantauan dan 20.933 lainnya sudah selesai. Sementara untuk suspek mencapai 12.314 kasus, yang 627 di antaranya masih dalam pemantauan dan 11.687 kasus sudah selesai.
Terkait treatment tentang kapasitas rumah sakit di Depok, Gandara mengaku bahwa Depok terus berusaha melakukan peningkatan. Dia mengatakan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Depok, keterisian rumah sakit saat ini mencapai 80%.
“Yang sangat perlu diantisipasi adalah ketersediaan ICU (Intensive Care Unit) yang mulai terbatas. Sementara untuk masalah isolasi mandiri, kami siapkan dua lokasi, yaitu Makara UI dan Pusat Studi Jepang,” tegasnya. (Baca juga; Pusat Studi Jepang UI Resmi Menjadi Lokasi Isolasi OTG Covid-19 )
Gandara mengatakan, pihaknya juga sudah mengikuti instruksi khusus Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memang meminta kepada Kota Depok untuk lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan penanganan dan pencegahan COVID-19.
(wib)