Sejarah Petamburan Kelurahan di Mana Habib Rizieq Tinggal, dari VOC Kini Jadi Museum Tekstil
loading...
A
A
A
(Baca juga : Kapolri Idham Azis Terbitkan Maklumat tentang FPI )
Merujuk dari peta lama Jakarta tahun 1876 terpantau kawasan Petamburan merupakan kawasan permukiman. Sementara Slipi dan Palmerah merupakan lahan perkebunan.
Sembilan tahun kemudian yakni tahun 1885 peta kawasan ini berubah. Lahan-lahan pertanian di sekitaran Slipi berubah menjadi permukiman. Begitupun dengan kawasan Petamburan yang kini berubah menjadi kawasan permukiman.
“Di sana permukiman warga menjadi kian banyak. Tapi, masih ada kaitannya dengan pertanian dan kebon pala,” kata Chandrian.
Seiring berkembangnya kawasan Tanah Abang sejak operasi perdana jalur kereta Jakarta - Angke - Rangkasbitung pada 1 Oktober 1899 oleh Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda, Staatsspoorwegwn Westerlijnen (SS-WL). Kawasan Tanah Abang kian berkembang pesat, rumah-rumah penduduk mulai bermunculan di Petamburan yang hanya berjarak kurang dari 1 kilometer dari Tanah Abang. (Baca juga: Sejarah Jakarta, Disebut di Batu Tulis Purnawarman yang Berkembang Menjadi Bandar Besar
Museum Tekstil
Museum Tekstil dibangun sekitar abad ke-19 oleh saudagar Perancis. Bangunan Museum Tekstil kemudian dijual ke konsulat Ottoman Turki, Abdul Aziz Al Musawi Al Katiri. Tahun 1942, bangunan itu kemudian dijual kembali ke penjual barang antik, Karel Cristian Cruq yang dikenal Vermeulen.
Sempat dijadikan markas Pemuda Barisan Pelopor dan BKR tahun 1945. Tahun 1947, bangunan itu kemudian dibeli dan dijadikan tempat tinggal saudagar Cina Lie Siong Phin yang kemudian menyewakan kepada Dinas Perumahan Departemen Sosial dan dijadikan rumah tinggal sekaligus penampungan orang-orang jompo.
Dalam buku ‘Jakarta Sejarah 400 Tahun’ yang ditulis Susan Blackburn. Menjelang abad 19, Museum Tekstil kemudian dibeli oleh Abban bin Abubakar Alatas, keturunan Sayid Abdullah bin Alwi Alatas.
Museum Tekstil, Petamburan, Tanah Abang. Foto: Dok Okezone
Pembelian ini menjadi tanda ekspansi dan migrasi orang-orang Arab dari kawasan Pekojaan ke Tanah Abang. Tak lama kemudian sejumlah orang Arab bermukim di sekitar Museum Tekstil, Tanah Abang hingga Petamburan.
Merujuk dari peta lama Jakarta tahun 1876 terpantau kawasan Petamburan merupakan kawasan permukiman. Sementara Slipi dan Palmerah merupakan lahan perkebunan.
Sembilan tahun kemudian yakni tahun 1885 peta kawasan ini berubah. Lahan-lahan pertanian di sekitaran Slipi berubah menjadi permukiman. Begitupun dengan kawasan Petamburan yang kini berubah menjadi kawasan permukiman.
“Di sana permukiman warga menjadi kian banyak. Tapi, masih ada kaitannya dengan pertanian dan kebon pala,” kata Chandrian.
Seiring berkembangnya kawasan Tanah Abang sejak operasi perdana jalur kereta Jakarta - Angke - Rangkasbitung pada 1 Oktober 1899 oleh Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda, Staatsspoorwegwn Westerlijnen (SS-WL). Kawasan Tanah Abang kian berkembang pesat, rumah-rumah penduduk mulai bermunculan di Petamburan yang hanya berjarak kurang dari 1 kilometer dari Tanah Abang. (Baca juga: Sejarah Jakarta, Disebut di Batu Tulis Purnawarman yang Berkembang Menjadi Bandar Besar
Museum Tekstil
Museum Tekstil dibangun sekitar abad ke-19 oleh saudagar Perancis. Bangunan Museum Tekstil kemudian dijual ke konsulat Ottoman Turki, Abdul Aziz Al Musawi Al Katiri. Tahun 1942, bangunan itu kemudian dijual kembali ke penjual barang antik, Karel Cristian Cruq yang dikenal Vermeulen.
Sempat dijadikan markas Pemuda Barisan Pelopor dan BKR tahun 1945. Tahun 1947, bangunan itu kemudian dibeli dan dijadikan tempat tinggal saudagar Cina Lie Siong Phin yang kemudian menyewakan kepada Dinas Perumahan Departemen Sosial dan dijadikan rumah tinggal sekaligus penampungan orang-orang jompo.
Dalam buku ‘Jakarta Sejarah 400 Tahun’ yang ditulis Susan Blackburn. Menjelang abad 19, Museum Tekstil kemudian dibeli oleh Abban bin Abubakar Alatas, keturunan Sayid Abdullah bin Alwi Alatas.
Museum Tekstil, Petamburan, Tanah Abang. Foto: Dok Okezone
Pembelian ini menjadi tanda ekspansi dan migrasi orang-orang Arab dari kawasan Pekojaan ke Tanah Abang. Tak lama kemudian sejumlah orang Arab bermukim di sekitar Museum Tekstil, Tanah Abang hingga Petamburan.