Angka Kematian Diabetes di Indonesia Lebih Tinggi dari COVID-19

Selasa, 01 Desember 2020 - 19:59 WIB
loading...
Angka Kematian Diabetes di Indonesia Lebih Tinggi dari COVID-19
Eka Hospital BSD City, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), meraih rekor MURI dengan kategori pemeriksaan rapid test dan gula darah gratis secara drive thru. SINDOnews/Hasan Kurniawan
A A A
TANGERANG SELATAN - Eka Hospital BSD City, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), meraih rekor MURI dengan kategori pemeriksaan rapid test dan gula darah gratis secara drive thru. Pemeriksaan kesehatan gratis ini dilakukan selama satu bulan penuh dan serentak di empat lokasi, yakni Eka Hospital BSD, Pekanbaru, Cibubur, dan Bekasi. Pemeriksaan dilakukan, mulai 1-30 November 2020.

Chief Operating Officer Eka Hospital Drg Rina Setiawati mengatakan, pemeriksaan gula darah yang dilakukan merupakan salah satu sosialisasi terhadap penyakit diabetes."Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat penting bagi Eka Hospital, karena tahun ini tahun pertumbuhan dan perubahan. Ditandai dengan ekspansi di Bekasi dan Cibubur," kata Rina, kepada SINDOnews, Selasa (1/12/2020).

Menurut Rina, hal ini juga sebagai momentum dalam peringatan Hari Diabetes Sedunia yang jatuh, pada 14 November 2020. Ditambah, diabetes menjadi kasus penyerta COVID-19. (Baca juga; Kasus COVID-19 di Bogor Raya Bertambah Sebanyak 67 Orang )

"Di Indonesia sendiri, diperkirakan terdapat 10,7 juta jiwa yang hidup dengan diabetes. Hal ini membuat Indonesia menempati posisi ke-7 di dunia sebagai negara dengan penderita diabetes terbanyak," sambungnya.

Dalam pemeriksaan rapid test dan gula darah gratis ini, sebanyak 11.231 peserta tampak antusias. Ini juga sebagai terobosan dari Eka Hospital dalam pemeriksaan diabetes. (Baca juga; Tersisa 100 Liang Lahat, 25 Hari ke Depan TPU Pondok Ranggon Bakal Penuh )

Chairman Diabetes Connection Care Prof DR Dr Sidartawan Soegondo mengatakan, kematian akibat diabetes jauh lebih tinggi dari COVID-19. Setiap 8 detik, satu orang penderita diabetes di Indonesia meninggal dunia.

"Setiap 8 detik, 1 orang meningal karena diabetes dan komplikasinya. Kemudian, untuk COVID-19, setiap 16 detik 1 orang meninggal. Jadi kalau lihat angka, lebih banyak diabetes yang meninggal," kata Prof Sidartawan.

Dari total 10,7 juta jiwa penderita diabetes di Indonesia, sebanyak 29,1 juta jiwa termasuk kategori pradiabetes. Angka ini paling besar ke-3 di dunia. Dari jumlah itu, baru sekitar 2% saja yang sudah didiagnosa oleh dokter.

"Sebanyak 75% orang yang punya diabetes punya risiko jantung. Sekitar 5% meninggal, karena jantung. Diabetes juga banyak terjadi karena faktor keturunan. Orang diabetes boleh makan apa saja," ungkap Sidartawan.

Dia menambahkan, penderita diabetes tidak ada pantangan makan. Namun, harus dibatasi porsinya. Misal porsinya 100 gram, ya harus patuh 100 gram. Makan pun harus memiliki jadwal ketat, seperti pagi, siang dan malam.

"Komplikasi diabetes cuma ada dua, yakni pembuluh darah besar dan kecil. Kalau mampet di otak dan jantung, bisa drop, kalau di kaki amputasi. Pembuluh darah kecil bisa menyebabkan kebutaan," pungkasnya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2187 seconds (0.1#10.140)