Diperiksa Polda Metro, Aiman: Saya sebagai Jurnalis saat Kritik Netralitas Polri

Jum'at, 26 Januari 2024 - 19:29 WIB
loading...
Diperiksa Polda Metro, Aiman: Saya sebagai Jurnalis saat Kritik Netralitas Polri
Jubir Tim Pemenangan Nasional (TPN) Aiman Witjaksono mengaku sebagai jurnalis saat menyampaikan kritik netralitas Polri bukan sebagai Jubir TPN. Foto/MPI/irfan maruf
A A A
JAKARTA - Jubir Tim Pemenangan Nasional (TPN) Aiman Witjaksono mengaku sebagai jurnalis saat dirinya menyampaikan kritik netralitas Polri bukan sebagai Jubir TPN.

"Saya menyampaikan pada Forum Juru Bicara TPN tersebut memang itu bukan produk jurnalistik. Tapi saya sebagai individu itu masih melekat latar belakang saya sebagai wartawan,” kata Aiman di Polda Metro Jaya, Jumat (26/1/2024).

Aiman mengatakan dirinya belum nonaktif sebagai jurnalis selama menjadi Jubir TPN. Dia mengatakan dirinya cuti terlebih dahulu. Aiman mengatakan apa yang disampaikan dirinya fakta.



“Fakta (apa yang disampaikan). Jadi begini narasumber itu menyampaikan informasi kepada saya itu kan bukan narasumber yang satu dua hari kenal tapi bertahun-tahun kenal dia menganggap saya masih sebagai wartawan,” kata Aiman di Mapolda Metro Jaya, Jumat (26/1/2024).

“Saya sebagai jurnalis itu sebuah fakta kan gitu. Dan hak tolak itu melekat pada wartawan bukan sekadar jadi wartawan di mana pun itu melekat hak tolak apakah dia sedang berproses jurnalistik atau tidak itu tentu jadi perdebatan,” ujarnya.



Aiman Witjaksono dilaporkan oleh aliansi elemen masyarakat sipil untuk demokrasi yang terdiri dari Garda Pemilu Damai, juga Front Pemuda Jaga Pemilu dan juga Barisan Mahasiswa Jakarta. Laporan tersebut teregister dengan nomor LP/B/6813/XI/2023/SPKT/Polda Metro Jaya.

Diketahui, Aiman Witjaksono meminta aparat penegak hukum jangan melakukan tindakan yang dapat mencederai demokrasi. Hal ini dengan ikut serta dalam pemenangan calon tertentu di Pilpres 2024.

"Jangan curang, kami tidak akan diam. Kami akan berjuang mempertahankan demokrasi, kami tidak mau Indonesia kembali ke masa Orde Baru," kata Aiman dalam diskusi media bertajuk Perusakan Baliho Ganjar di Sumut, yang digelar Media Center TPN Ganjar-Mahfud, di Rumah Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 11 November 2023.

Aiman mengaku mendapat sejumlah informasi dugaan dari beberapa kepolisian yang diminta komandannya untuk membantu kemenangan tim Prabowo-Gibran. "Bahkan, kemarin sudah memberitakan soal pemasangan baliho Prabowo-Gibran yang dilakukan oknum polisi," ujarnya.

Tak hanya itu saja, Aiman juga mengungkapkan, adanya instruksi terhadap semua Polres di seluruh Indonesia agar meminta semua KPU daerah dan Bawaslu untuk menyesuaikan CCTV kualitas HD dengan suara yang diintegrasikan dengan polisi.

"Ini berarti segala gerak-gerik aktivitas penyelenggara Pemilu, KPU, dan Bawaslu terpantau oleh aparat Kepolisian. Padahal KPU dan Bawaslu ada sebuah lembaga independen penyelenggara pemilu," tuturnya.

Menurut dia, kalau tujuannya bagus tidak menjadi persoalan. Tapi anehnya, ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum berlangsungnya proses pelaksanaan Pemilu. Hal ini berpotensi luar biasa digunakan untuk memenangkan salah satu calon.

Meski begitu, Aiman yakin di Kepolisian masih banyak polisi yang punya idealisme, integritas dan profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya. Termasuk Kapolri diyakini bisa menjaga netralitas institusinya.

"Semoga kecurigaan saya itu salah. Tapi kalau melihat beberapa indikasi yang terjadi di daerah, sulit rasanya untuk mengatakan tidak ada sesuatu di sini,” katanya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1488 seconds (0.1#10.140)