5 Fakta Museum Sasmitaloka Ahmad Yani Menteng Jakarta Pusat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Museum Sasmitaloka Ahmad Yani terletak di Menteng, Jakarta Pusat, Indonesia. Tempat bersejarah ini cukup populer di ibu kota karena merupakan saksi bisu peristiwa G30S PKI .
Museum yang buka dari Selasa hingga Minggu ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata sejarah. Sebab, di dalamnya tersimpan beberapa hal menarik yang berkaitan dengan sosok Jenderal Ahmad Yani dan peristiwa G30S PKI.
Berikut ini beberapa fakta tentang Museum Sasmitaloka Ahmad Yani.
Dilansir dari laman Asosiasi Museum Indonesia, bangunan Museum Sasmitaloka Ahmad Yani telah dibangun sekitar tahun 1930-1940-an ketika masa pengembangan wilayah Menteng dan Gondangdia.
Meskipun museum ini memiliki nama Ahmad Yani dan sempat ditinggali olehnya, ternyata bangunan tersebut awalnya bukan rumah dari Jenderal Ahmad Yani.
Semula gedung ini dipergunakan sebagai rumah tinggal pejabat maskapai swasta Belanda atau Eropa. Hingga pada tahun 1950-an tempat ini dikelola oleh Dinas Perumahan Tentara, yang kemudian dihuni oleh Letjen Ahmad Yani sebagai perwira tinggi TNI AD dengan jabatan terakhir Menteri/ Panglima Angkatan Darat RI.
Museum ini didedikasikan untuk mengenang salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia, yaitu Jenderal Ahmad Yani yang meninggal dalam peristiwa G-30S/PKI. Mengingat sosok jenderal yang telah menyandang predikat Pahlawan Revolusi itu memang memiliki jasa besar terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia.
Museum Sasmita Loka Ahmad Yani diresmikan pada 1 Oktober 1966 oleh Menpangad Mayjen Soeharto, sesaat setelah rumah beserta isinya diserahkan oleh Ibu A Yani dan putra-putrinya kepada negara.
Museum Sasmitaloka Ahmad Yani banyak memajang foto di bagian belakang rumah. Di antaranya rekonstruksi penembakan dan penculikan oleh Pasukan Cakrabirawa terhadap Letjen Ahmad Yani, serta koleksi foto-foto pengangkatan jenazah para Pahlawan Revolusi oleh KKO (Marinir) pada 4 Oktober 1965.
Terdapat pula foto upacara pemakaman pada 5 Oktober 1965, foto-foto keluarga, penyerahan Kota Magelang pada 1949 dari Belanda diwakili Letkol van Santen kepada Letkol Ahmad Yani, dan foto-foto karier militer Ahmad Yani lainnya.
Kemudian di dalam kamar tidur Letjen A. Yani tersimpan memorabilia, senjata otomatis Thompson Cakrabirawa yang menewaskannya, lengkap dengan sisa pelurunya, dan senjata LE Cal 7,62 buatan Cekoslovakia yang dipakai untuk membunuh Letjen TNI Anumerta S. Parman, dan senjata Owengun yang digunakan untuk menembak DN Aidit dan tokoh PKI lainnya.
Ada pula replika pakaian tidur lengan pendek yang digunakan Ibu A. Yani untuk membersihkan lantai dari lumuran darah suaminya, gaji terakhir bulan Oktober 1965 sebesar Rp120.000, cincin, kacamata, keris, dan tongkat komando.
Museum yang buka dari Selasa hingga Minggu ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata sejarah. Sebab, di dalamnya tersimpan beberapa hal menarik yang berkaitan dengan sosok Jenderal Ahmad Yani dan peristiwa G30S PKI.
Berikut ini beberapa fakta tentang Museum Sasmitaloka Ahmad Yani.
Fakta Museum Sasmitaloka Ahmad Yani
1. Telah Dibangun sejak Tahun 1930-1940
Dilansir dari laman Asosiasi Museum Indonesia, bangunan Museum Sasmitaloka Ahmad Yani telah dibangun sekitar tahun 1930-1940-an ketika masa pengembangan wilayah Menteng dan Gondangdia.
2. Awalnya Bangunan untuk Rumah Tinggal Pejabat
Meskipun museum ini memiliki nama Ahmad Yani dan sempat ditinggali olehnya, ternyata bangunan tersebut awalnya bukan rumah dari Jenderal Ahmad Yani.
Semula gedung ini dipergunakan sebagai rumah tinggal pejabat maskapai swasta Belanda atau Eropa. Hingga pada tahun 1950-an tempat ini dikelola oleh Dinas Perumahan Tentara, yang kemudian dihuni oleh Letjen Ahmad Yani sebagai perwira tinggi TNI AD dengan jabatan terakhir Menteri/ Panglima Angkatan Darat RI.
3. Museum untuk Mengenang Jenderal Ahmad Yani
Museum ini didedikasikan untuk mengenang salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia, yaitu Jenderal Ahmad Yani yang meninggal dalam peristiwa G-30S/PKI. Mengingat sosok jenderal yang telah menyandang predikat Pahlawan Revolusi itu memang memiliki jasa besar terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia.
4. Diresmikan pada 1966
Museum Sasmita Loka Ahmad Yani diresmikan pada 1 Oktober 1966 oleh Menpangad Mayjen Soeharto, sesaat setelah rumah beserta isinya diserahkan oleh Ibu A Yani dan putra-putrinya kepada negara.
5. Isi dari Museum Sasmitaloka Ahmad Yani
Museum Sasmitaloka Ahmad Yani banyak memajang foto di bagian belakang rumah. Di antaranya rekonstruksi penembakan dan penculikan oleh Pasukan Cakrabirawa terhadap Letjen Ahmad Yani, serta koleksi foto-foto pengangkatan jenazah para Pahlawan Revolusi oleh KKO (Marinir) pada 4 Oktober 1965.
Terdapat pula foto upacara pemakaman pada 5 Oktober 1965, foto-foto keluarga, penyerahan Kota Magelang pada 1949 dari Belanda diwakili Letkol van Santen kepada Letkol Ahmad Yani, dan foto-foto karier militer Ahmad Yani lainnya.
Kemudian di dalam kamar tidur Letjen A. Yani tersimpan memorabilia, senjata otomatis Thompson Cakrabirawa yang menewaskannya, lengkap dengan sisa pelurunya, dan senjata LE Cal 7,62 buatan Cekoslovakia yang dipakai untuk membunuh Letjen TNI Anumerta S. Parman, dan senjata Owengun yang digunakan untuk menembak DN Aidit dan tokoh PKI lainnya.
Ada pula replika pakaian tidur lengan pendek yang digunakan Ibu A. Yani untuk membersihkan lantai dari lumuran darah suaminya, gaji terakhir bulan Oktober 1965 sebesar Rp120.000, cincin, kacamata, keris, dan tongkat komando.
(okt)