Pengentasan Stunting, Anggota DPRD DKI Kenneth: Harus Dilakukan secara Gotong Royong

Kamis, 06 April 2023 - 23:31 WIB
loading...
Pengentasan Stunting, Anggota DPRD DKI Kenneth: Harus Dilakukan secara Gotong Royong
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth menyebut penanggulangan masalah stunting harus dilakukan semua pihak secara gotong royong. Foto: SINDOnews/Dok
A A A
JAKARTA - Masalah stunting saat ini menjadi hal yang sangat serius dan menjadi perhatian pemerintah. Untuk itu, penanggulangan permasalahan stunting harus melibatkan banyak pihak guna mewujudkan pengentasannya.

"Penanggulangan masalah stunting ini harus dilakukan semua pihak secara gotong royong. Semua pihak harus terlibat dalam mewujudkan pengentasannya. Saat ini, pemerintah menjadikan stunting sebagai salah satu program prioritas, karena ini menyangkut soal sumber daya manusia ke depan," ujar anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, dalam keterangannya, Kamis (6/4/2023).

Atas dasar itu, Kenneth berinisiatif turun ke daerah pemilihannya di lima wilayah kecamatan Jakarta Barat, yakni Kecamatan Taman Sari, Grogol Petamburan, Palmerah, Kebon Jeruk, dan Kembangan, untuk memberikan bantuan kepada balita yang mengalami gizi buruk.

"Pada hari ini saya berkeliling mengunjungi untuk langsung memberikan bantuan kepada balita yang menderita stunting. Data yang saya dapat berdasarkan data dari puskesmas kelurahan," kata Kenneth.



Bantuan tersebut menggunakan gaji pribadinya sebagai anggota Dewan. Ia memberikan bantuan berupa beras 5 kg, telor, biskuit, sarden, dan susu UHT, untuk balita yang derita kekurangan gizi.

Selain itu, pria yang akrab disapa Bang Kent itu terjun ke lapangan untuk khusus memperhatikan balita yang terkena stunting ini sesuai arahan dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang tengah fokus dengan permasalahan stunting di Indonesia.

"Sesuai perintah Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri, semua kader PDIP harus turun dan peduli kepada masyarakat, terutama kepada balita-balita yang menderita gizi buruk. Saya sebagai kader harus peka dan sensitif terhadap masalah stunting ini, ucapnya.



"Karena hal tersebutlah maka saya hadir melakukan aksi nyata dengan memberikan bantuan terhadap balita yang terkena stunting ini. Saya juga berusaha menterjemahkan apa yang menjadi perhatian dari Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri, yaitu penanggulangan terhadap permasalahan stunting" lanjut Kepala Badan Penanggulangan Bencana PDI Perjuangan Provinsi DKI Jakarta itu.

Diketahui, saat ini angka stunting masih sekitar 21,52% atau hanya menurun 2,9% dibandingkan tahun 2021 yang sebesar 24,4%. Sehingga untuk mencapai target 14% di tahun 2024 perlu ada upaya percepatan yang perlu didukung berbagai pihak.

Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu berharap, dengan adanya dukungan semua pihak, angka stunting di Jakarta dapat menurun.

Stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, sehingga menyebabkan terganggunya pertumbuhan pada anak.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Ibu Kota sebesar 14,8% pada tahun lalu. DKI Jakarta merupakan provinsi dengan prevalensi balita stunting terendah kedua di Indonesia pada 2022.

Artinya, DKI Jakarta mampu memangkas angka balita stunting sebesar 2 poin dari tahun sebelumnya. Pada SSGI 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini mencapai 16,8%.

Angka stunting di Ibu Kota berada di bawah ambang batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%. Ini mengindikasikan bahwa stunting di DKI Jakarta masih tergolong rendah.

Berdasarkan wilayahnya, terdapat 3 kota di atas rata-rata prevalensi balita stunting DKI Jakarta. Sisanya, 3 kota lainnya berada di bawah angka rata-rata provinsi.

Kepulauan Seribu merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di DKI Jakarta pada SSGI 2022, yakni mencapai 20,5%. Angka ini naik 1,2 poin dari 2021 yang sebesar 19,3%.

Kota Jakarta Utara menempati peringkat kedua wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar di DKI Jakarta sebesar 18,5%. Posisinya diikuti oleh Kota Jakarta Barat dengan prevalensi balita stunting 15,2%. Di sisi lain, prevalensi balita stunting terendah di ibu kota berada di Kota Jakarta Selatan, yakni 11,9%.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2461 seconds (0.1#10.140)