Efek Pandemi Covid-19, Sutrisno Nekat Gadai KJP Demi Dapur Ngebul

Rabu, 15 Juli 2020 - 19:53 WIB
loading...
Efek Pandemi Covid-19, Sutrisno Nekat Gadai KJP Demi Dapur Ngebul
Sutrisno didampingi istrinya, Enur (31), ditemui di rumahnya, Jalan Kayu Besar, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (15/7/2020). Foto: Yan Yusuf/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Efek pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia membuat keuangan Sutrisno terganggu. Ia pun terpaksa mengadaikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) anaknya Mei 2020, lantaran untuk menghidupi keluarga.

Meski demikian, Sutrisno mengakui gadai sendiri tanpa bunga dan murni dari kebaikan pemilik toko seragam. Tanpa belas kasihnya, Sutrisno yakin keluarga kecilnya akan kelaparan. ( )

“Saya sudah dari April 2020 dipecat. Selama itu saya kerja serabutan sebagai kuli panggul dengan gaji Rp60.000 per hari,” kata Sutrisno didampingi istrinya, Enur (31), ditemui di rumahnya, Jalan Kayu Besar, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (15/7/2020).

Sutrisno tak menyadari kesalahan itu membuat KJP anaknya itu terancam dicabut. Ia mengaku tak bisa berbuat banyak di tengah kondisi pandemi, ekonomi keluarganya kemudian menjadi porak poranda. ( )

Jauh sebelum dirinya mengadaikan KJP di pertengahan Mei 2020. Sutrisno mengaku sempat menggadaikan sepeda motornya di pusat gadai. Namun, karena motornya sangat dibutuhkan ia kembali menebusnya.

Kondisi ekonominya kemudian kian tak jelas setelah keluarga kembali terganggu. Tanpa pemasukan stabil, ia pun terpaksa menggadaikan smartphone dan kembali ditebus seminggu kemudian. “Kan sekarang sekolah online, apalagi waktu itu lagi ujian. Jadi mau tak mau saya tebus,” katanya.

Smartphone sendiri dirasa sangat perlu untuk membantu ujian dua anaknya. Bahkan dalam penggunaan smartphone keduanya anaknya tak jarang berebut untuk menggunakan. “Itu juga kouta saya harus utang,” keluhnya.

Karena tak ada pilihan lain, Sutrisno kemudian menggadaikan KJP ke toko seragam di Pasar Menceng, Kalideres, Jakarta Barat sebesar Rp500.000. Uang itu ia gunakan untuk membeli lauk pauk dan kebutuhan selama beberapa minggu.

Meski mengakui mendapatkan bantuan sosial. Namun Sutrisno mengaku bantuan itu tak cukup menambah kebutuhannya. Penghasilan yang serabutan dengan penghasilan tak tentu membuat dirinya terpaksa menggadaikan.

“Sebenarnya enggak mau, tapi mau gimana. Saya tak punya pilihan dalam kondisi pandemi,” ucapnya sembari menjelaskan KJP yang digadai milik anak keduanya yang bersekolah di kelas 2.

Hingga berita ditulis, Sutrisno mengharapkan KJP anaknya yang bersekolah di salah satu SD di Tegal Alur, Jakarta Barat itu dikembalikan kepada dirinya dan tak dicabut. Ia pun mengaku bersalah dan berjanji tak mengulangi. “Padahal tiga minggu lalu saya mau tebus, tapi kata pemilik toko dirampok,” tutupnya.

Sebelumnya, ketelatan pencairan uang Kartu Jakarta Pintar (KJP) membuat 219 orang tua murid di Kalideres, Jakarta Barat, mengadaikan KJP anaknya ke salah satu toko peralatan sekolah. Kasus ini terkuat setelah polisi mengamankan 4 orang yang melakukan pemerasan terhadap pemilik took seragam di Jakarta Barat.
(mhd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2498 seconds (0.1#10.140)