Anies 5 Tahun Pimpin Jakarta: Pahit Manis Majukan Kota Bahagiakan Warganya

Sabtu, 15 Oktober 2022 - 06:03 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto: Dok SINDOnews
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan wakilnya Ahmad Riza Patria (Ariza) mengakhiri masa jabatan pada Minggu, 16 Oktober 2022. Sebelumnya, Anies berduet dengan Sandiaga Uno pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Pahit manis telah dilalui Anies dalam Memajukan Kota dan Membahagiakan Warganya.

Makian dan pujian juga silih berganti ditujukan ke Anies dalam perjalanannya memimpin Jakarta selama 5 tahun (2017-2022). Menghadapi pemuja dan pembenci, Anies selalu bilang begini “Dicaci tak tumbang, dipuji tak terbang.”

Baca juga: Pamit Jadi Gubernur DKI, Anies: Insyaallah Tidak Selesai dalam Jalankan Tugas untuk Indonesia

Bagi Anies, bekerja merealisasikan janji kampanye, keberpihakkan pada warga, dan mewujudkan keadilan sosial lebih penting ketimbang meladeni haters.

Terbukti satu demi satu janji tuntas seperti Kampung Susun Kunir, Kampung Susun Bayam, revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Tebet Eco Park, 100 Taman Maju Bersama (TMB), serta pembangunan lain yang rampung di penghujung jabatannya.



Kerja 5 tahun Anies di Ibu Kota diawali pertarungan sengit dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI 2017. Anies saat itu berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Anies versus Ahok di Pilkada DKI 2017

Pilkada DKI 2017 berlangsung dua putaran. Putaran pertama mempertarungkan tiga pasangan calon yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (Demokrat, PPP, PKB, PAN), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat (PDIP, Golkar, Hanura, NasDem), dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Gerindra-PKS).

Agus-Sylvi tersingkir lantaran berada di urutan buncit dengan perolehan 937.955 suara atau 17,06 persen. Karena perolehan suara Ahok-Djarot (2.364.577/42,99 persen) dan Anies-Sandi (2.197.333/39,95 persen) belum memenuhi syarat untuk jadi pemenang Pilkada akhirnya dilangsungkan putaran kedua.

Putaran kedua berlangsung makin ketat dan sengit. Dua pasangan calon mengeluarkan jurus maut, strategi kampanye, serta militansi parpol pendukung demi meraih kursi DKI 1.



Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Pemenang Pilkada DKI 2017. Foto: Dok SINDOnews

Akhirnya Pilkada DKI 2017 putaran kedua dimenangkan Anies-Sandi dengan peraihan 3.240.987 suara atau 57,96 persen dan Ahok-Djarot memperoleh 2.350.366 suara atau sekitar 42,04 persen.

Anies menyampaikan pidato perdana di Balai Kota DKI Jakarta, 16 Oktober 2017 seusai dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Gubernur DKI bersama wakilnya Sandiaga Uno.

“Hari ini adalah penanda awal perjuangan dalam menghadirkan kebaikan dan keadilan yang diharapkan seluruh rakyat Jakarta, yaitu kemajuan Ibu Kota tercinta dan kebahagiaan seluruh warganya,” begitu sepenggal kalimat dari pidato Anies.

Fokus Realisasikan Janji Kampanye

Setelah dilantik sebagai Gubernur DKI dan Wagub DKI, Anies-Sandi langsung bekerja memenuhi janji-janjinya selama kampanye. Dari 23 janji kampanye, Anies-Sandi menyelesaikan pekerjaan antara lain melalui program OK OCE (One Kecamatan One for Center Entrepreneurship) mencetak lebih dari 200.000 wirausaha.

Menurut Anies, kesuksesan program yang berganti nama menjadi Jakpreneur itu tidak terlepas dari kolaborasi seluruh pihak yang mendukung UMKM di Jakarta. “Ini adalah kerja kolaborasi luar biasa di mana yang terlibat bukan hanya pemerintah, tapi juga banyak kolaborator," ujar Anies.

Program lainnya peningkatan layanan transportasi publik dengan meluncurkan Jak Lingko. Program ini mengintegrasikan bus Transjakarta, angkutan perkotaan (angkot), dan KRL Commuter Line yang memudahkan warga untuk bepergian.

Kemudian, program unggulan lain Anies-Sandi yakni Rumah DP 0 Rupiah, Kartu Pekerja, Kartu Jakarta Lansia, KJMU, KJP Plus, hingga Taman Maju Bersama.

Di tengah perjalanan ketika sedang berjuang merealisasikan berbagai programnya persisnya Agustus 2018 Anies ditinggal Sandi yang dipinang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada Pilpres 2019.

Anies pun menjadi single fighter memimpin Jakarta. Meski sendirian, dia tetap kuat. Hujan dan badai dilalui. Program demi program dikerjakan meski sedikit kewalahan tanpa pendamping.

"Kalau untuk menjalankan program, tidak. Semuanya berjalan baik-baik saja dan sistemnya juga ada. Yang lebih menantang itu adalah pengaturan banyak sekali undangan. Undangan-undangan kalau dulu bisa dibagi sekarang tidak bisa dibagi, keleluasaan tidak ada. Tapi, untuk program tidak ada bedanya," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Hadapi Covid-19
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More