Ungkap 821 Kg Sabu, Sejumlah Tokoh Apresiasi Polri
Selasa, 26 Mei 2020 - 22:50 WIB
Dia menilai dengan nilai sebesar itu bisa dimanfaatkan untuk pemerintah dalam penanggulangan pandemi Covid-19.
Dia menilai masih tingginya pasokan narkoba ke Indonesia juga disebabkan tingginya permintaan. Hukum supply and demand tak bisa dilepaskan. Karenanya, perang memberantas narkoba tak bisa dilakukan sendirian oleh negara melalui Polri maupun aparatur negara lainnya.
Dia meminta Polri mengembangkan lebih jauh jaringan internasional peredaran narkoba yang beroperasi di Indonesia sehingga bisa mendeteksi dan menangkap para bandar dan pengedar lainnya.
"Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta jiwa ditambah dengan kondisi geografis berupa negara kepulauan menjadi pangsa pasar menggiurkan bagi para bandar dan pengedar narkoba,” kata Bambang.
Dia berpesan Polri tak boleh membiarkan bandar dan pengedar narkoba berpesta-pora di negeri ini. “Pengungkapan peredaran narkoba yang hampir 1 ton ini setara dengan menyelamatkan generasi muda sebanyak 3.284.000 jiwa orang," tuturnya. (Baca juga: Darurat Corona, 2 Sopir Travel Asyik Nyabu Bersama Wanita Seksi)
Anggota Komisi III DPR Trimedya Panjaitan mengungkapkan komisi hukum terus mendukung tindakan-tindakan kepolisian dalam membongkar jaringan besar barang haram itu yang hendak diselundupkan ke Tanah Air.
Menurut dia, pengungkapan jaringan pengedar sabu asal Timur Tengah ini tidak boleh berhenti dari dua tersangka yang sudah ditangkap. Polri mesti mencari otak di belakang jaringan tersebut. “Polri harus bisa mengungkap juga jaringan orang Pakistan dan Yaman ini. Agak surprise ini Timur Tengah jaringannya,” ujarnya.
Trimedya menilai apa yang dilakukan Polri patut diacungi jempol. Dia meminta Kapolri perlu memberikan reward kepada mereka.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebut pengungkapan sabu seberat 821 Kg ini merupakan bagian dari upaya Polri dalam menyelamatkan masyarakat dari bahaya penyalahgunaan narkoba.
“Tak bisa dibayangkan apabila ratusan kilogram barang haram tersebut berhasil diedarkan. Nyawa 3,2 juta orang diselamatkan,” ucapnya.
Dia menilai masih tingginya pasokan narkoba ke Indonesia juga disebabkan tingginya permintaan. Hukum supply and demand tak bisa dilepaskan. Karenanya, perang memberantas narkoba tak bisa dilakukan sendirian oleh negara melalui Polri maupun aparatur negara lainnya.
Dia meminta Polri mengembangkan lebih jauh jaringan internasional peredaran narkoba yang beroperasi di Indonesia sehingga bisa mendeteksi dan menangkap para bandar dan pengedar lainnya.
"Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta jiwa ditambah dengan kondisi geografis berupa negara kepulauan menjadi pangsa pasar menggiurkan bagi para bandar dan pengedar narkoba,” kata Bambang.
Dia berpesan Polri tak boleh membiarkan bandar dan pengedar narkoba berpesta-pora di negeri ini. “Pengungkapan peredaran narkoba yang hampir 1 ton ini setara dengan menyelamatkan generasi muda sebanyak 3.284.000 jiwa orang," tuturnya. (Baca juga: Darurat Corona, 2 Sopir Travel Asyik Nyabu Bersama Wanita Seksi)
Anggota Komisi III DPR Trimedya Panjaitan mengungkapkan komisi hukum terus mendukung tindakan-tindakan kepolisian dalam membongkar jaringan besar barang haram itu yang hendak diselundupkan ke Tanah Air.
Menurut dia, pengungkapan jaringan pengedar sabu asal Timur Tengah ini tidak boleh berhenti dari dua tersangka yang sudah ditangkap. Polri mesti mencari otak di belakang jaringan tersebut. “Polri harus bisa mengungkap juga jaringan orang Pakistan dan Yaman ini. Agak surprise ini Timur Tengah jaringannya,” ujarnya.
Trimedya menilai apa yang dilakukan Polri patut diacungi jempol. Dia meminta Kapolri perlu memberikan reward kepada mereka.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebut pengungkapan sabu seberat 821 Kg ini merupakan bagian dari upaya Polri dalam menyelamatkan masyarakat dari bahaya penyalahgunaan narkoba.
“Tak bisa dibayangkan apabila ratusan kilogram barang haram tersebut berhasil diedarkan. Nyawa 3,2 juta orang diselamatkan,” ucapnya.
tulis komentar anda