Pemilik Pagar Beton Dipanggil Polisi, Pernah Ancam Yanti dan Cucunya Pakai Golok
Rabu, 17 Maret 2021 - 14:52 WIB
"Kita memberi waktu 1 minggu baru akan dilakukan penjemputan paksa, karena dia harus mempertanggungjawabkan ancamannya dengan golok kepada Bu Hadiyanti. Ini pemanggilan pertama, kami beri waktu 1 minggu," beber Kapolres.
Sementara itu, Hadiyanti mengaku pengancaman itu membuat dirinya trauma dan takut. Apalagi aksi H Ruli dilakukan di hadapan anak kecil. Dia tidak habis pikir kenapa H Ruli sampai mengancam dengan golok. Padahal dia merasa tidak punya salah.
"Kejadiannya sebelum jalan dipagar, ditutup. Pas pagar jebol, dia duganya saya yang jebol, lalu dia datang marah-marah dan bawa golok mengancam saya. Saksinya ada Deni dan Acep. Yang sedihnya itu, anak yang 2 tahun diancam juga," katanya.
Yanti khawatir peristiwa pengancaman kepada dua cucunya menimbulkan dampak psikologis saat sang anak tumbuh dewasa. "Mereka ditunjuk-tunjuk pakai golok. dia bilang, siapa yang ngerobohin temboknya," kata Yanti menirukan.
Tidak hanya Yanti, Acep (28), putranya juga trauma. Saking takutnya, Acep tidak berani keluar rumah. Apalagi bertemu tatap muka dengan H Ruli. Peristiwa pengancaman dengan golok itu sangat membekas.
"Kita enggak punya salah dengan dia, tapi mungkin dia nyari kesalahan kali. Maksudnya biar semuanya drop, karena ancaman golok waktu itu. Jangankan ngomong pak, ketemu saja sama Ruli kami takut. Kami sangat trauma pak," pungkas Acep.
Sementara itu, Hadiyanti mengaku pengancaman itu membuat dirinya trauma dan takut. Apalagi aksi H Ruli dilakukan di hadapan anak kecil. Dia tidak habis pikir kenapa H Ruli sampai mengancam dengan golok. Padahal dia merasa tidak punya salah.
"Kejadiannya sebelum jalan dipagar, ditutup. Pas pagar jebol, dia duganya saya yang jebol, lalu dia datang marah-marah dan bawa golok mengancam saya. Saksinya ada Deni dan Acep. Yang sedihnya itu, anak yang 2 tahun diancam juga," katanya.
Yanti khawatir peristiwa pengancaman kepada dua cucunya menimbulkan dampak psikologis saat sang anak tumbuh dewasa. "Mereka ditunjuk-tunjuk pakai golok. dia bilang, siapa yang ngerobohin temboknya," kata Yanti menirukan.
Tidak hanya Yanti, Acep (28), putranya juga trauma. Saking takutnya, Acep tidak berani keluar rumah. Apalagi bertemu tatap muka dengan H Ruli. Peristiwa pengancaman dengan golok itu sangat membekas.
"Kita enggak punya salah dengan dia, tapi mungkin dia nyari kesalahan kali. Maksudnya biar semuanya drop, karena ancaman golok waktu itu. Jangankan ngomong pak, ketemu saja sama Ruli kami takut. Kami sangat trauma pak," pungkas Acep.
(thm)
tulis komentar anda