Selama Pandemi COVID-19, Perusahaan di Bekasi Ini Kebanjiran Pesanan Mobil Ambulans
Senin, 28 September 2020 - 14:17 WIB
BEKASI - Selama masa pandemi virus Corona atau COVID-19 , menjadi berkah tersendiri bagi PT Ambulance Pintar Indonesia (API) di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Biasanya dalam setahun paling banyak mengerjakan 500 unit mobil ambulans, saat pandemi sudah kebanjiran pesanan 800 unit mobil ambulans.
Project Manager PT Ambulance Pintar Indonesia, Ari Cukmara mengatakan, mobil ambulans dipesan oleh sejumlah rumah sakit dan dinas kesehatan di seluruh Indonesia. Bahkan pesanan ambulans datang dari Papua. ”Paling jauh mengirim ambulan ke wilayah Timur Indonesia, saya bersyukur ada hikmahnya,” katanya, kepada wartawan, Senin (28/9/2020).
Ari mengaku, biasanya pesanan ambulans mencapai 500 unit per tahun. Namun, saat pandemi COVID-19 pesanan mobil ambulans telah mencapai 800 unit, padahal belum memasuki akhir tahun. ”Karyawan juga pada lembur karena banyak pesanan,” ucapnya. (Lihat juga video; Usaha Perakitan Ambulans Kebanjiran Pesanan Selama Pandemi )
Ari mengaku, sampai menambah jumlah pegawai dari 40 orang menjadi 70 orang untuk menyelesaikan pesanan mobil ambulans. Tingginya jumlah pesanan mobil ambulans tidak lepas dari meroketnya jumlah terinfeksi covid-19. Seperti diketahui, angka penambahan kasus saat ini secara nasional telah menembus angka 4.000 kasus per hari.
Apalagi setiap hari tidak sedikit pasien yang harus dijemput di kediamannya untuk menjalani isolasi terpusat. Kondisi ini yang membuat banyak rumah sakit dan dinas kesehatan yang tidak hanya kekurangan petugas medis namun juga armada.”Ya karena memang dibutuhkan, dipesan dan minta dipercepat juga. Maka kami juga bekerja keras ini,” katanya.
Untuk merakit satu mobil ambulans, kata dia, dibutuhkan waktu antara dua pekan sampai 60 hari bergantung pada spesifikasi yang dipesan. “Kalau yang standar ya bisa cepat, kalau yang mungkin full spesifikasi harus nunggu alatnya dulu. Biasanya impor,” ungkapnya. (Baca juga; Ini 5 Jaminan Layanan Kesehatan yang Ditanggung Pemprov DKI Jakarta )
Dia menjelaskan, pesanan ambulans beragam, ada yang memiliki mobil kemudian dirakit menjadi ambulans. Ada pula yang memesan secara komplet mulai dari unit mobil sampai biaya perakitan. Harga ambulans rakitan perusahaannya sekitar Rp290 juta hingga Rp3 miliar.
”Kalau yang Rp290 juta biasanya ambulans transportasi, biasanya mobilnya APV atau grandmax. Isinya ya standar seperti tabung oksigen, lemari dan kebutuhan pasien lainnya,” ucapnya. (Baca juga; Rumah Sakit di Depok Dapat Bantuan Ventilator dari Anggota DPR )
Sedangkan ambulans seharga Rp3 miliar memiliki spesifikasi lebih komplet, termasuk unit mobilnya. Misalnya, seperti tabung oksigen dan lain-lain, cuma mereknya lebih bagus, biasanya impor dari eropa. Mobilnya juga besar, bahkan pernah ada bus. Namun, ada sedikit perbedaan antara ambulans biasa dan yang khusus covid-19. Ambulans khusus untuk pasien COVID-19 memiliki isolator tersendiri.
Meski pesanannya tengah meningkat, rupanya Ari tidak ingin pandemi COVID-19 berlanjut. Dia berharap kondisi ini segera berakhir karena pandemi COVID-19 mengakibatkan beberapa kendala untuk masyarakat luas. ”Ya walaupun ramai pesanan tapi saya berharap COVID-19 segera berakhir. Memang ada yang diuntungkan tapi banyak juga yang dirugikan,” tegasnya. (Baca juga; Menganggur Gara-gara Pandemi Covid-19, Pasangan Suami Istri Curi Helm di Mal )
Lihat Juga: Banjir Rob 70 Cm Rendam 2 Kecamatan di Kabupaten Bekasi, Muaragembong dan Tarumajaya Lumpuh
Project Manager PT Ambulance Pintar Indonesia, Ari Cukmara mengatakan, mobil ambulans dipesan oleh sejumlah rumah sakit dan dinas kesehatan di seluruh Indonesia. Bahkan pesanan ambulans datang dari Papua. ”Paling jauh mengirim ambulan ke wilayah Timur Indonesia, saya bersyukur ada hikmahnya,” katanya, kepada wartawan, Senin (28/9/2020).
Ari mengaku, biasanya pesanan ambulans mencapai 500 unit per tahun. Namun, saat pandemi COVID-19 pesanan mobil ambulans telah mencapai 800 unit, padahal belum memasuki akhir tahun. ”Karyawan juga pada lembur karena banyak pesanan,” ucapnya. (Lihat juga video; Usaha Perakitan Ambulans Kebanjiran Pesanan Selama Pandemi )
Ari mengaku, sampai menambah jumlah pegawai dari 40 orang menjadi 70 orang untuk menyelesaikan pesanan mobil ambulans. Tingginya jumlah pesanan mobil ambulans tidak lepas dari meroketnya jumlah terinfeksi covid-19. Seperti diketahui, angka penambahan kasus saat ini secara nasional telah menembus angka 4.000 kasus per hari.
Apalagi setiap hari tidak sedikit pasien yang harus dijemput di kediamannya untuk menjalani isolasi terpusat. Kondisi ini yang membuat banyak rumah sakit dan dinas kesehatan yang tidak hanya kekurangan petugas medis namun juga armada.”Ya karena memang dibutuhkan, dipesan dan minta dipercepat juga. Maka kami juga bekerja keras ini,” katanya.
Untuk merakit satu mobil ambulans, kata dia, dibutuhkan waktu antara dua pekan sampai 60 hari bergantung pada spesifikasi yang dipesan. “Kalau yang standar ya bisa cepat, kalau yang mungkin full spesifikasi harus nunggu alatnya dulu. Biasanya impor,” ungkapnya. (Baca juga; Ini 5 Jaminan Layanan Kesehatan yang Ditanggung Pemprov DKI Jakarta )
Dia menjelaskan, pesanan ambulans beragam, ada yang memiliki mobil kemudian dirakit menjadi ambulans. Ada pula yang memesan secara komplet mulai dari unit mobil sampai biaya perakitan. Harga ambulans rakitan perusahaannya sekitar Rp290 juta hingga Rp3 miliar.
”Kalau yang Rp290 juta biasanya ambulans transportasi, biasanya mobilnya APV atau grandmax. Isinya ya standar seperti tabung oksigen, lemari dan kebutuhan pasien lainnya,” ucapnya. (Baca juga; Rumah Sakit di Depok Dapat Bantuan Ventilator dari Anggota DPR )
Sedangkan ambulans seharga Rp3 miliar memiliki spesifikasi lebih komplet, termasuk unit mobilnya. Misalnya, seperti tabung oksigen dan lain-lain, cuma mereknya lebih bagus, biasanya impor dari eropa. Mobilnya juga besar, bahkan pernah ada bus. Namun, ada sedikit perbedaan antara ambulans biasa dan yang khusus covid-19. Ambulans khusus untuk pasien COVID-19 memiliki isolator tersendiri.
Meski pesanannya tengah meningkat, rupanya Ari tidak ingin pandemi COVID-19 berlanjut. Dia berharap kondisi ini segera berakhir karena pandemi COVID-19 mengakibatkan beberapa kendala untuk masyarakat luas. ”Ya walaupun ramai pesanan tapi saya berharap COVID-19 segera berakhir. Memang ada yang diuntungkan tapi banyak juga yang dirugikan,” tegasnya. (Baca juga; Menganggur Gara-gara Pandemi Covid-19, Pasangan Suami Istri Curi Helm di Mal )
Lihat Juga: Banjir Rob 70 Cm Rendam 2 Kecamatan di Kabupaten Bekasi, Muaragembong dan Tarumajaya Lumpuh
(wib)
tulis komentar anda