Makna Ridwan Kamil Tiup Lilin dan Potong Kue HUT Ke-497 Jakarta versi Relawan Pendukung

Senin, 24 Juni 2024 - 08:58 WIB
Tantangan mengelola Jakarta adalah tetap menjaganya menjadi kota humanis di tengah segala kemajuan dan dinamika. “Di kota sebesar Jakarta seperti juga di New York, London atau Beijing, semua ada. Dari konglomerat sampai orang miskin, teknologi tinggi sampai rumah kumuh," tuturnya.

"Mau makan atau fesyen yang jutaan ada, tapi yang masih susah makan juga ada. Maka dalam mengelola sebuah kota, kita harus melihat apa yang menjadi esensi sebuah kota yakni manusia. Kota untuk manusia, bukan manusia untuk kota,” ujar Ridwan Kamil.

Dengan melihat manusia sebagai esensi kota, maka strategi pembangunan kota akan adil. Adil artinya ditempatkan sesuai proporsi dan kebutuhannya. “Adil itu bukan sama rata-sama rasa, tapi sesuai dengan kebutuhannya. Ibaratnya, anak SD, anak SMP, dan anak SMA tidak bisa sama-sama dikasih uang jajan Rp100 ribu. Itu malah merusak," katanya.

"Tapi kita lihat dengan seksama, apa yang dibutuhkan, bagaimana melakukan perbaikan terhadap nasib manusia, apa dan berapa sumber daya yang dibutuhkan. Inti dari seni memimpin kota adalah memahami manusia dengan segala harapan, cita-cita, ketakutan, dan kecemasannya,” kata Ridwan Kamil yang pernah bekerja di Departemen Perencanaan Kota Berkeley, California, AS.
(jon)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More