Kecewa Gagal Masuk SMA Negeri, Arista Buat Lukisan Bertema PPDB
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aristawidya Maheswari (15), alumni SMPN 92 Jakarta yang memiliki segudang penghargaan dari bakat melukisnya harus kecewa lantaran tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA negeri, akibat terbentur peraturan batasan usia pada sistem PPDB online tahun ajaran 2020/2021.
Untuk mewakili perasaan kecewa teman-teman yang senasib dengannya, Arista berniat membuat sebuah lukisan akrilik dengan tema "sistem PPDB online penghalang impian untuk masuk ke sekolah negeri".
"Nanti aku mau lukis tentang ungkapan kekecewaan aku dan teman-teman yang tidak lolos PPDB karena masalah usia," ujar Arista saat ditemui di kediamannya, Rumah Susun, Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (10/7/2020). (Baca juga: Tak Lanjutkan Sekolah, Arista Isi Waktu Melukis dan Mengajar)
Sekilas, jika melihat pribadi Arista tidak akan menyangka bahwa gadis cilik itu memiliki bakat istimewa dalam bidang seni lukis. Bagi Arista untuk merampungkan maha karya tersebut setidaknya membutuhkan waktu, karena yang paling sulit dari melukis adalah memikirkan sebuah konsep lukisan.
"Sebenarnya agak lama untuk menyelesaikan satu lukisan. Kalau mood banget, paling cepat seminggu. Karena kalau ngelukis, butuh mood yang bagus," ucapnya. (Baca juga: Gara-gara Umur di PPDB, Yatim Piatu Berprestasi Ini Terancam Gagal Masuk Sekolah Negeri )
Arista yang sedari kecil sudah pandai melukis dan banyak mengikuti kejuaraan lukis, mulai dari tingkat kota hingga nasional, ternyata mengidolakan maestro pelukis Indonesia yakni Fransiskus Xaverius Basuki Abdullah.
Menurut Arista, lukisan sang idola memilik banyak makna karena sang maestro lukis itu memiliki aliran realis dan naturalis dalam setiap lukisannya.
Untuk mewakili perasaan kecewa teman-teman yang senasib dengannya, Arista berniat membuat sebuah lukisan akrilik dengan tema "sistem PPDB online penghalang impian untuk masuk ke sekolah negeri".
"Nanti aku mau lukis tentang ungkapan kekecewaan aku dan teman-teman yang tidak lolos PPDB karena masalah usia," ujar Arista saat ditemui di kediamannya, Rumah Susun, Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (10/7/2020). (Baca juga: Tak Lanjutkan Sekolah, Arista Isi Waktu Melukis dan Mengajar)
Sekilas, jika melihat pribadi Arista tidak akan menyangka bahwa gadis cilik itu memiliki bakat istimewa dalam bidang seni lukis. Bagi Arista untuk merampungkan maha karya tersebut setidaknya membutuhkan waktu, karena yang paling sulit dari melukis adalah memikirkan sebuah konsep lukisan.
"Sebenarnya agak lama untuk menyelesaikan satu lukisan. Kalau mood banget, paling cepat seminggu. Karena kalau ngelukis, butuh mood yang bagus," ucapnya. (Baca juga: Gara-gara Umur di PPDB, Yatim Piatu Berprestasi Ini Terancam Gagal Masuk Sekolah Negeri )
Arista yang sedari kecil sudah pandai melukis dan banyak mengikuti kejuaraan lukis, mulai dari tingkat kota hingga nasional, ternyata mengidolakan maestro pelukis Indonesia yakni Fransiskus Xaverius Basuki Abdullah.
Menurut Arista, lukisan sang idola memilik banyak makna karena sang maestro lukis itu memiliki aliran realis dan naturalis dalam setiap lukisannya.
(thm)