Profil Aliyah Baswedan, Ibunda Anies yang Dianugerahi Guru Besar Emeritus UNY
loading...
A
A
A
JAKARTA - Prof Dr Aliyah Rasyid Baswedan, ibunda Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dianugerahi Guru Besar Emeritus oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) . Penghargaan ini karena Aliyah berperan besar dan berkecimpung sejak tahun 1970 di dunia pendidikan.
Perempuan kelahiran Cipicung, Kuningan, Jawa Barat, 20 Maret 1940 itu menjadi dosen hingga guru besar di UNY. Pihak kampus meminta Aliyah tetap mengajar sampai batas maksimal yaitu usia 75 tahun.
Baca juga: Ibunda Ulang Tahun ke-81, Anies Baswedan Doakan Panjang Usia
Namun, pada tahun 2015 akhirnya Aliyah purnatugas dari UNY. Purnatugas bukan berarti berhenti mengajar di berbagai kampus di Yogyakarta. Aliyah terus aktif melakukan berbagai kegiatan ketika usianya sudah menginjak 82 tahun.
Selain mengajar, dia aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan. Salah satu kontribusinya yakni menyalurkan beasiswa bagi siswa maupun mahasiswa yang berasal dari keluarga prasejahtera selama lebih dari 3 dekade.
Untuk menggambarkan sosok Aliyah yang berkiprah di dunia pendidikan, sang putra Anies Baswedan menuliskan beberapa rangkaian kata di media sosial kemudian diunggah pada 21 Desember 2017 atau satu hari sebelum Hari Ibu.
“Ibu adalah pendidik pertama, pendidik terutama. Dari Ibu mengalir cinta, kasih, dan doa yang tanpa batas,” tulis Anies.
Anies juga menuliskan riwayat hidup ibunya yang lahir di kaki Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat. Setelah lulus SMP di Kuningan, Aliyah melanjutkan SMA di Cirebon.
Kepergian Aliyah untuk menimba ilmu kala itu sempat menjadi perbincangan dari tetangga. Ini karena Aliyah meninggalkan rumah bukan karena menikah, tapi sekolah.
Setamatnya dari SMA, Aliyah ingin menjadi seorang guru. Aliyah memutuskan melanjutkan studinya di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Pedagogi, kampus yang dulu bernama IKIP Bandung.
Baca juga: Anies Cek Revitalisasi TIM Cikini Sambil Ajak Ibunda Jalan-jalan
Pada tahun 1965, Aliyah lulus dan menyandang gelar sarjana. Keinginan Aliyah menjadi guru pun terwujud. Dia diterima mengajar di IKIP Bandung.
Pada 1968, Aliyah menikah dengan seorang dosen asal Yogyakarta bernama Rasyid Baswedan. Mereka menetap di Yogyakarta. Namun, semangat menggelora mengajar Aliyah membuat dia tetap menjalankan profesinya sebagai dosen meski harus pulang pergi Yogyakarta-Bandung. Rutinitas ini tetap dilakukannya sewaktu mengandung Anies.
Setelah Anies lahir, Aliyah mutasi ke IKIP Yogyakarta pada 1970. Di kampus yang kini menjadi UNY, Aliyah terus menjadi dosen hingga pensiun pada tahun 2005. Kemudian, pada 2015 Aliyah resmi purnatugas dari UNY.
Perempuan kelahiran Cipicung, Kuningan, Jawa Barat, 20 Maret 1940 itu menjadi dosen hingga guru besar di UNY. Pihak kampus meminta Aliyah tetap mengajar sampai batas maksimal yaitu usia 75 tahun.
Baca juga: Ibunda Ulang Tahun ke-81, Anies Baswedan Doakan Panjang Usia
Namun, pada tahun 2015 akhirnya Aliyah purnatugas dari UNY. Purnatugas bukan berarti berhenti mengajar di berbagai kampus di Yogyakarta. Aliyah terus aktif melakukan berbagai kegiatan ketika usianya sudah menginjak 82 tahun.
Selain mengajar, dia aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan. Salah satu kontribusinya yakni menyalurkan beasiswa bagi siswa maupun mahasiswa yang berasal dari keluarga prasejahtera selama lebih dari 3 dekade.
Untuk menggambarkan sosok Aliyah yang berkiprah di dunia pendidikan, sang putra Anies Baswedan menuliskan beberapa rangkaian kata di media sosial kemudian diunggah pada 21 Desember 2017 atau satu hari sebelum Hari Ibu.
“Ibu adalah pendidik pertama, pendidik terutama. Dari Ibu mengalir cinta, kasih, dan doa yang tanpa batas,” tulis Anies.
Anies juga menuliskan riwayat hidup ibunya yang lahir di kaki Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat. Setelah lulus SMP di Kuningan, Aliyah melanjutkan SMA di Cirebon.
Kepergian Aliyah untuk menimba ilmu kala itu sempat menjadi perbincangan dari tetangga. Ini karena Aliyah meninggalkan rumah bukan karena menikah, tapi sekolah.
Setamatnya dari SMA, Aliyah ingin menjadi seorang guru. Aliyah memutuskan melanjutkan studinya di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Pedagogi, kampus yang dulu bernama IKIP Bandung.
Baca juga: Anies Cek Revitalisasi TIM Cikini Sambil Ajak Ibunda Jalan-jalan
Pada tahun 1965, Aliyah lulus dan menyandang gelar sarjana. Keinginan Aliyah menjadi guru pun terwujud. Dia diterima mengajar di IKIP Bandung.
Pada 1968, Aliyah menikah dengan seorang dosen asal Yogyakarta bernama Rasyid Baswedan. Mereka menetap di Yogyakarta. Namun, semangat menggelora mengajar Aliyah membuat dia tetap menjalankan profesinya sebagai dosen meski harus pulang pergi Yogyakarta-Bandung. Rutinitas ini tetap dilakukannya sewaktu mengandung Anies.
Setelah Anies lahir, Aliyah mutasi ke IKIP Yogyakarta pada 1970. Di kampus yang kini menjadi UNY, Aliyah terus menjadi dosen hingga pensiun pada tahun 2005. Kemudian, pada 2015 Aliyah resmi purnatugas dari UNY.
(jon)